KRONOLOGIS JOKOWI PILIH JAKSA AGUNG HM PRASETYO 2014 Derajat Keseriusan Jokowi Berantas Korupsi Dipertanyakan . Terpilihnya HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung dinilai menjadi preseden buruk dalam penegakan hukum Indonesia. Terutama bagi Koalisi Masyarakat Sipil yang merasa kecolongan atas langkah ini.
Pelantikan HM Prasetyo merupakan kabar buruk. Lantaran pihaknya baru mendapat informasi lima jam sebelum pelantikan.
"Kenapa kita bilang mengecewakan karena informasi ini baru didapat jam 10 pagi tadi, yang mana kami merasa kecolongan, begitu juga dengan teman-teman media atas terpilih dan dilantiknya HM Prasetyo sebagai jaksa agung," ujarnya
Emerson mengatakan nama HM Prasetyo tidak terbayang akan terpilih sebagai jaksa agung. Lantaran nama itu tidak pernah muncul kepermukaan.
"Nama HM Prasetyo sendiri naik turun dalam bursa pemilihan Jaksa Agung, bahkan Andi Widjianto sendiri hanya mengatakan ada lima nama yang sudah diserahkan ke KPK dan PPATK dan nama HM Prasetyo sendiri tidak pernah muncul," tuturnya.
Emerson juga mempertanyakan bagaimana proses terpilihnya Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Apalagi kini Prasetyo seorang anggota DPR dari NasDem.
"Ada apa dengan pemilihan Prasetyo, apa Jokowi ada tekanan dari partai pendukung? Jokowi harus jelaskan ke publik," tutup dia.
Prasetyo Jaksa Agung, Derajat Keseriusan Jokowi Berantas Korupsi Dipertanyakan
Kritik datang kepada Presiden Jokowi terkait penetapan Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Pilihan Jokowi pada Prasetyo yang merupakan kader NasDem dinilai tak mencerminkan keseriusan dalam pemberantasan korupsi.
"Saya melihat pemilihan Jaksa Agung ini menurunkan derajat keseriusan Jokowi dalam agenda pemberantasan korupsi. Sangat disayangkan," terang Guru Besar Hukum UGM Denny Indrayana, Kamis (20/11/2014).
Denny menyampaikan, semestinya dalam setiap keputusan presiden selain aspek regulasi, juga perlu diperhatikan faktor aspirasi.
"Dalam pemilihan Jaksa Agung ini, Presiden Jokowi memang tidak menabrak sisi regulasi, karena pemilihan Jaksa Agung adalah hak prerogatif presiden. Namun, dari sisi aspirasi, Presiden Jokowi menghilangkan kesempatan emas untuk menegaskan tiga hal," jelas Denny.
Dia kemudian menguraikan tiga hal yang menjadi catatan dalam pemilihan Prasetyo ini. Satu, independensi penegakan hukum dari pengaruh buruk kepentingan politik, karena yang dipilih adalah kader parpol. Dua, menghilangkan kesempatan emas untuk menegaskan upaya pemberantasan korupsi yang lebih baik, karena tidak memilih figur yang lebih baik rekam jejaknya.
"Paling tidak hal ini tercermin dari penolakan KPK dan ICW. Tiga, menghilangkan kesempatan emas untuk melakukan reformasi kejaksaan yang lebih mendasar," tutup dia.
ICW Kecewa pada Jokowi yang Pilih Prasetyo Sebagai Jaksa Agung
Indonesia Corruption Watch (ICW) menyikapi pelantikan politisi Nasdem, Prasetyo sebagai Jaksa Agung oleh Presiden Joko Widodo. Sebagai mantan Jaksa Muda Pidana Umum (Japidum), Prasetyo dinilai tidak memiliki prestasi.
"Pada hari ini kita ini menyikapi hal sangat penting dalam agenda penegakan hukum Indonesia atas pelantikan Jaksa Agung baru oleh presiden Joko Widodo," ujar peneliti ICW divisi korupsi politik, Abdullah Dahlan dalam konfrensi pers di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (20/11/2014).
Terpilihnya Prasetyo sebagai Jaksa Agung merupakan kejutan tidak menyenangkan. Oleh karena itu ICW mengkritisi langkah Jokowi.
"Kami memiliki ekspektasi besar dalam upaya penegakan hukum terutama dalam pemberantasan korupsi. Kejaksaan Agung memiliki peran penting dalam agenda pemberantasan hukum yang lebih tegas dan jelas, sehingga dibutuhkan sosok figur yang memiliki kompetensi, intergeritas, kemandirian dan tidak intervensi partai politik sejalan visi misi kampanye Jokow saat terpilih yakni agenda pemberantasan korupsi," tuturnya.
Abdulah mengatakan pernyataan keras ini dilakukan atas keputusan Jokowi terhadap Prasetyo. Pasalnya tidak pernah terbesit dan terbayang jika politik Nasdem itu akan dipilih dan dilantik presiden.
"Hari ini kita dengar keputusan presiden satu nama yang tidak pernah kita duga menjadi Jaksa Agung, karena berdasarkan catatan dari teman-teman, HM Prasetyo tidak masuk dalam kriteria," imbuhnya
Abdulah mengatakan seharusnya Jokowi melantik jaksa yang profesional. Serta memiliki kriteria keberanian dan lebih tegas dalam ranah penegakan hukum.
"Sekali lagi kami kecewa dengan langkah Jokowi memilih HM Prasetyo sebagai jaksa agung karena masih banyak figur lain yang lebih bersih dan berani serta memilki prestasi," tutupnya.
Ketua PDIP Trimedya Kritik Jokowi Soal Pelantikan Jaksa Agung Prasetyo
Pengangkatan Prasetyo sebagai Jaksa Agung oleh Presiden Joko Widodo menuai banyak kritik, lantaran Prasetyo berasal dari partai politik yaitu NasDem. Kritik juga dilayangkan internal parpol pendukung pemerintah, PDIP. Kenapa?
"Tidak ada prestasi yang menonjol dari Prasetyo selama menjabat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum 2005-2006," kata ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan saat dihubungi, Kamis (20/11/2014).
Menurut mantan anggota komisi hukum DPR ini, kalaupun Jokowi mau mengangkat Jaksa Agung dari orang dalam, harusnya diambil dari angkatan yang muda bukan 2005/2006.
"Dengan usia yang 67 tahun, kita khawatirkan mobilitasnya dalam menjalankan tugas. Misalnya kerja lebih dari 10 jam sehari untuk benahi kejaksaan, apakah beliau kuat?" tanya politisi asal Sumut itu.
Meski demikian, Trimedya yang juga kader pendukung pemerintah menghormati keputusan itu karena pemilihan Jaksa Agung adalah hak prerogatif Presiden.
"Penunjukan Prasetyo tentu yang paling mengerti adalah Jokowi. Kita tidak tahu siapa yang memberi saran ke Jokowi, kita tak tahu," terang Trimedya.
"Tapi Prasetyo harus jawab keraguan ini, sebab beliau bukan jaksa yang punya prestasi cemerlang. Penunjukan Prasetyo tidak ada yang surprise," imbuhnya.
Prasetyo resmi diangkat oleh Presiden Jokowi siang tadi di istana. Meski sempat molor 1,5 jam dari jadwal yang ditetapkan, namun anggota DPR RI asal NasDem itu resmi diangkat menggantikan Basrief Arif di periode sebelumnya.
Link Artikel: https://beritainfosehat.blogspot.com/2014/11/kronologis-jokowi-pilih-jaksa-agung-hm.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment