YOUTUBE KRONOLOGIS TRAGEDI GUA SEROPAN II GUNUNGKIDUL 2013 Foto Dian Putri Mahasiswa UGM Tewas Di Gua Seropan Yogyakarta. Acara Pendidikan dan Pelatihan Dasar Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (Diklatsar Hikespi) di Gua Seropan II, Dusun Serpeng, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa 19 Maret 2013, berakhir duka. Tiga mahasiswa tewas dan 17 lainnya terjebak di dalam gua tempat mereka berlatih menelusuri gua.
Presiden Hikespi, Cahyo Alkantana, mengatakan kegiatan Diklatsar susur gua itu merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Kegiatan kali ini diikuti oleh 60 orang peserta yang merupakan mahasiswa dari berbagai unversitas, dan melibatkan 14 orang instruktur. Diklatsar dijadwalkan digelar 15-21 Maret 2013.
Keenam puluh peserta Diklatsar dibagi menjadi tiga kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 20 orang. Tiap kelompok itu kemudian memasuki gua yang berlainan. “Satu tim terdiri dari 20 peserta dan 4 pemandu. Kelompok yang masuk ke dalam Gua Seropan II mulai bergerak Selasa kemarin pukul 10.00 pagi.
Awalnya kegiatan berjalan lancar. “Namun pukul 15.00 sore, tiba-tiba terjadi hujan lebat, sehingga air dengan debit tinggi masuk ke dalam mulut goa. Kedua puluh mahasiswa yang ada di dalam gua pun terjebak,” ujar Cahyo, Rabu 20 Maret 2013.
Regu penyelamat selanjutnya berhasil menyelamatkan 17 mahasiswa dan 4 pemandu yang berada di dalam gua. Namun nahas bagi 3 mahasiswa lainnya, mereka terjebak banjir bandang di dalam gua. “Mereka (korban tewas) berada di dalam gua dengan kondisi tubuh terikat tali tambang yang digunakan untuk menuruni gua,” kata Cahyo.
Ia mengatakan, saat banjir bandang menerjang pihaknya sudah memperingatkan peserta Diklatsar yang berada di dalam gua. Namun, apa daya, air begitu cepat masuk ke mulut gua sehingga merendam seisi gua, termasuk para mahasiswa peserta Diklatsar.
Ketiga mahasiswa yang menjadi korban tewas adalah Dian Putri Permatasari dari kelompok pencinta alam Matala Biogama Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Hevin Paharisa dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dan Ganang Samodra dari Jurusan Fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
“Lokasi yang digunakan untuk Diklat tersebut sudah sering digunakan untuk pelatihan diklat oleh Hikespi. Pengalaman dan kemampuan Hikespi pun tak perlu dipertanyakan lagi,” kata Budi ketika melayat ke rumah duka, Yogyakarta, Rabu 20 Maret 2013.
Budi mengatakan, Hikespi sudah benar dengan memberitahu kejadian yang menimpa Dian kepada UGM. Presiden Hikespi, Cahyo Alkantana, pun sudah datang langsung ke rumah duka. “Keberangkatan almarhum mengikuti Diklatsar sudah seizin orangtuanya. Pihak keluarga juga sudah menerima kepergian putri sulung mereka ini menghadap Illahi,” ujar Budi.
Sarda DIY: Tak Ada Pemberitahuan Soal Diklat di Gua Gunungkidul
Tatap mata Widodo (50), seakan tak percaya dengan apa yang dilihat saat memandangi peti jenasah yang berisi Dian Putri Permata Sari (20), anaknya yang menjadi korban tewas di Gua Seropan II, Kecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Selasa, 19 Maret 2013.
Dian Putri, Mahasiswa Fakultas Biologi UGM itu ikut dalam kegiatan Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) Speleologi yang dilaksanakan Himpunan Speleologi Cave Indonesia (HICASPI).
Air mata Widodo dan istrinya, Endang, terlihat berlinang saat jenazah putrinya tiba. Adik Dian Putri juga tak kuasa menahan tangis karena ditinggalkan kakak perempuan satu-satunya untuk selamanya.
Kesedihan dari wajah Widodo dan istrinya sangat jauh berbeda dengan foto almarhumah Dian Putri yang berada di atas peti jenasahnya. Dalam foto itu Dian terlihat tersenyum lebar dengan mengenakan topi rimba.
Tangisan keluarga dan para teman-teman sesama pecinta alam dari Yogyakarta pecah saat peti jenasah diangkat dan dibawa ke peristirahatan terakhir tak jauh dari rumah duka.
"Saya iklas mas melihat anak saya mendahului saya menuju Sang Khalik. Mungkin ini jalan yang terbaik buat anak saya," kata Widodo sembari menahan tangis, Rabu, 20 Maret 2013.
Menurut Widodo, kepergian anak sulungnya ini memang terjadi tanpa pesan dan pertanda apa-apa. Kepergian Dian Putri untuk mengikuti Diklat memang sudah diijinkan karena sudah menjadi kesukaannya.
"Saya komunikasi terakhir kali hari Selasa (19/3) pagi hari melalui SMS. Anak saya mengatakan tidak bisa mengadiri takziah disalah satu kerabat yang meninggal dunia karena sedang diklat," jelasnya
Ditambahkan Widodo, Dian Putri adalah anak yang kuat dengan pendiriannya. Setiap kemuannya, tidak akan bisa ada yang mencegahnya. Namun, dia konsekuen dengan apa yang dimaunya.
"Wataknya sejak kecil memang keras jika punya kemauan sehingga dari kecil sampai kuliah jika sedang bercanda seperti teman sendiri. Tidak ada lagi jarak antara ayah dan anak," katanya.
Dian kata Widodo menghabiskan masa kecil hingga SMA di Cikampek bersama dengan keluarga. Namun setelah lulus Dian mencoba mendaftar di UGM dan diterima di Fakultas Biologi pada tahun 2010 yang lalu.
"Dian tinggal bersama tantenya yang kebetulan menempati rumah bapak saya di Karangkajen. Ya, ini rumah duka ini yang anak saya tempati bersama tantenya," katanya.
Meski iklas putri sulungnya dipanggil Tuhan, namun kekecewaan mendalam masih dirasakan Widodo dan keluarga mengenai kabar yang diberikan panitia Diklat yang sangat terlambat.
"Kabar meninggal jam 17.00 WIB kemarin. Namun baru mendapatkan kepastian menjelang tengah malam," katanya lagi.
Semetera Edang ibunda Dian Putri, hanya menangis dan tak bicara. Sementara munurut Kukuh, adik Dian Putri, kakaknya itu terakhir kali pulang ke rumah di Cikampek pada liburan semester pada bulan Januari 2013 yang lalu.
"Kakak saya hanya seminggu berlibur di rumah. Setelah itu kembali lagi ke Yogya untuk kuliah," kata Kukuh Geniel.
Selama melanjutkan studi di Yogyakarta, Kukuh mengaku sering berkomunikasi dengan kakaknya melalu telepon, SMS atau bahkan chatting melalui facebook.
"Saya dan ayah saya kalau kamunikasi dengak kakak biasanya mengguakan chatting facebook," ujarnya
Kukuh mengaku sangat sedih dan tak menyangka ditinggalkan kakak satu-satunya begitu cepat. Namun demikian Kukuhpun sadar bahwa ini kehendak Tuhan.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment