KELUARGA MENUNTUT KEADILAN UNTUK 4 KORBAN LAPAS DAN HERU SANTOSO Pekerjaan 4 Korban Penembakan Cebongan. Pihak keluarga keempat korban penyerangan Lapas Cebongan, di Sleman, Yogyakarta, meminta pemerintah dan penegak hukum untuk mengungkap kasus Hugo's Cafe hingga tuntas. Mereka tidak terima keluarga mereka disebut sebagai preman, karena masing-masing memiliki pekerjaan tetap.
Victor Mambait, kakak kandung korban Yohanes Juan Mambait, membantah adiknya itu sudah tak lagi menjadi anggota polisi, seperti banyak diberitakan media sejak kasus ini mencuat ke publik.
"Sampai dengan akhir hayatnya dia polisi di Polsek Sleman. Dia pernah bertugas tahun 2001-2003 di Aceh, atas penugasan itu dia dapat kenaikan pangkat dari Briptu ke Bripka, 1 periode lebih cepat," kata Victor di Kantor Wamtimpres, Jakarta, Rabu 10 April 2013.
Bukan hanya itu, menurut Victor, adiknya itu juga merupakan polisi berprestasi. Juan pernah mendapat penghargaan Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Rencong, dan Satya Lencana Nusabakti yang ditandatangani Presiden Megawati pada tahun 2003.
"Saat ditangkap dan di Polda, dia masih tercatat di kepolisian sampai sekarang. Terkait di Hugo's Cafe, kami juga meminta polisi membuka, ketika ditahan itu statusnya apa, termasuk keluarga Serda Heru. Itulah alasan kami mengumpulkan keluarga, sehingga tidak ada lagi isu," ujar dia.
Victor sangat menyesalkan penembakan yang merenggut nyawa Juan. Padahal, kata dia, selama ini adiknya itu dihormati dan disegani oleh paguyuban masyarakat Nusa Tenggara Timur di Yogyakarta.
"Juan itu sudah 20 tahun di Yogyakarta, dia selalu berkomunikasi dengan anak-anak NTT, baik yang bekerja, maupun yang sekolah di sana, dan seringkali yang dituakan untuk mengayomi di sana," kisahnya.
Victor pun mendesak kepolisian untuk membuka peristiwa yang sebenarnya terjadi di Hugo's Cafe. "Keluarga minta dibukalah kejadian di Hugo's Cafe seterang-terangnya, Apa yang terjadi, siapa saja yang di sana saat itu. Nah polisi kan tidak mau buka sekarang, peran kepolisian di sini yang bisa membuka."
Sementara, Yani Rohi Riwu, kakak perempuan dari almarhum Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu, menegaskan adiknya bukan preman. Menurutnya, Gameliel selama ini bekerja sebagai petugas keamanan atau security di Graha Spa, Yogyakarta. Sebelumnya, juga pernah bekerja di Trans Yogya.
"Yang kami inginkan di sini agar kebenaran kasus ini diungkap secara transparan. Tidak hanya keempat orang ini, tapi juga keadilan bagi Heru Santosa, dan masyarakat, semoga hukum ditegakkan," tuturnya.
Yohanes lado, kakak dari almarhum Adrianus Candra Galaga juga membantah bahwa adiknya dianggap sebagai bagian dari anggota kelompok preman. Sebab, Adrianus tercatat sebagai seorang mahasiswa di Universitas Adi Sucipto jurusan Teknologi.
"Kapolda dan Kapolri harus membuka jelas status mereka apa, ini settingan opini publik, seolah-olah keluarga kami preman, tidak hanya mereka, kami itu psikologinya terganggu saat kami ke Jakarta kami seperti bukan di negara sendiri," ujarnya.
Kemudian, Jorhan Hans Kaja, keluarga dari Hendrik Angel Sahetapi, menyebut bahwa Hendrik bekerja sebagai petugas keamanan Hugo's Cafe. Hendrik juga ikut dalam sebuah organisasi massa yang dipimpin anak petinggi Yogyakarta, Paku Alam.
Terkait pengakuan para keluarga korban ini, Anggota Wantimpres Albert Hasibuan mengatakan kasus ini memang harus dicari benang merahnya untuk mengetahui fakta yang sesungguhnya. "Saya berharap ini dibuka sepenuhnya karena ini membutuhkan keadilan," kata dia.
Sebagaimana luas diberitakan bahwa Serka Heru Santoso tewas dibunuh di Hugo's Cafe. Empat orang ditetapkan polisi sebagai tersangka. Istri Serka Heru sangat terpukul dengan kejadian ini sebab dia adalah tiang keluarga. Apalagi dia sedang hamil 8 bulan.
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2013/04/keluarga-menuntut-keadilan-untuk-4.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment