Info Dunia Kehidupan Artis dan Tips Kesehatan Terbaru 2015

[FOTO] KRONOLOGIS MAYAT DALAM KOPER TANTE HENNY Ciri-Ciri Korban dan Identitas Pembunuh Tante Henny Dan

Cara Cepat Hamil Alami Rahasia Dokter

[FOTO] KRONOLOGIS MAYAT DALAM KOPER TANTE HENNY Ciri-Ciri Korban dan Identitas Pembunuh Tante Henny. Dan Tersangka Suherman alias Tomy (31) mengaku spontan membunuh Heny Dewi Manapode (77) atau tante Heny. Terapis di salah satu mal di kawasan Senayan, Jakarta Selatan ini emosi lantaran korban mengancam akan melaporkannya ke polisi.

VIDEO  KRONOLOGIS MAYAT DALAM KOPER TANTE HENNY Ciri-Ciri Korban dan Identitas Pembunuh Tante Henny

"Dia ancam saya mau melaporkan ke polisi, karena udah melecehkan dia, memijat di luar tempat kerja," ujar Tomy kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Tomy mengatakan, dirinya sering diminta datang ke kost korban di Jalan MPR Raya, Cilandak, Jakarta Selatan sejak perkenalannya di tahun 2010. Sejak itu hubungan keduanya semakin dekat, dan terjalin hubungan asmara.

"Saya sering diminta datang terutama kalau saya sedang libur kerja," imbuh Tomy.

Sebelum terjadinya pembunuhan pada tanggal 30 Oktober 2013 lalu, tersangka diminta datang ke kost korban. Saat itu, tersangka sedang tidak bekerja.

"Kemudian dia menyuruh saya untuk tidak masuk kerja besoknya, padahal saya kan harus bekerja. Kalau sudah libur, jangan libur lagi, prosedur di tempat saya kerja begitu," jelas Tomy.

Permintaan korban ini kemudian ditolak oleh tersangka. Korban pun marah, hingga akhirnya terjadi cekcok mulut.

"Dia mukul saya pakai tangan. Saat itu saya masih bisa tenangkan dia, tetapi dia nggak bisa tenang," tuturnya.

Percekcokan terus berlanjut hingga puncaknya, korban mengancam tersangka akan melaporkannya ke polisi. Selanjutnya, korban memukul tersangka menggunakan botol minyak tawon yang digunakan untuk mengurut.

"Dia pukul saya pakai botol, lalu saya ambil pisau di situ. Pisau untuk potong buah ada di situ, lalu saya tusukkan ke korban," imbuhnya.

Setelah membunuh korban, tersangka kemudian berdiam sejenak dan berusaha menenangkan pikirannya. Dalam kekalutan, tersangka kemudian memikirkan untuk membuang mayat korban.

"Lalu setelah mati, saya seret tubuhnya ke kamar mandi. Kamarnya saya bersihkan dari ceceran darah," aku Tomy.

Selanjutnya, Tomi berpikir untuk membuang mayat korban. Tersangka lalu memasukkan korban ke dalam koper dan membuangnya beberapa jam kemudian membuangnya ke Sungai Cinyurup, Bogor.

"Itu koper ada di situ, milik korban," pungkasnya.

Dibantu temannya, tersangka kemudian membuang mayat korban di Bogor, dengan menggunakan mobil Toyota Avanza yang dia rental dari Rental Mobil 'Ruli Travel'.

Aparat gabungan dari kepolisian Polda Metro Jaya dan Jabar berhasil menangkap pelaku pembunuhan terhadap perempuan yang ditemukan tewas mengenaskan. Jasad korban ditemukan di dalam koper dan mengapung di Kali Cinyurup, Kabupaten Bogor.

"Korban biasa disapa Tante Heny," kata Kasubdit Jatanras Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan.

Korban merupakan warga Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

"Korban kelahiran Desember 1936, berusia 77 tahun," kata Herry.

Jasad Tante Heny ditemukan di dalam koper dan mengapung di Kali Ciruyup, Sabtu (2/11/2013). Pada mayat tersebut ditemukan adanya 20 luka tusuk di sekujur tubuhnya. Semula polisi menduga jasad merupakan wanita berkulit putih dan cantik yang ditaksir berusia 22-25 tahun (versi Polsek Gunungsindur) atau di kisaran 33 tahun (Polres Bogor).

Identitas mayat dalam koper di Bogor terkuak. Korban pembunuhan biasa disapa Tante Heny. Usianya 77 tahun, bukan 20-35 tahun sesuai identifikasi awal. Berikut urutan kejadiannya.

Koper ditemukan pencari rumput Anin di Kali Cinyurup Desa Cibadung Rt 01/03 Kecamatan Gunungsindur, Bogor, Sabtu (2/11) lalu. Di dalamnya teronggok mayat perempuan dengan tubuh penuh luka. Korban mengenakan pakaian cokelat. Terdapat 3 luka tusuk di leher dan beberapa luka tusuk di bagian bahu dan perut. Untuk identifikasi, korban dibawa ke RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, saat itu juga.

Identitas korban belum diketahui hingga beberapa waktu. Namun Kanit Reskrim Polsek Gunungsindur AKP Budi Santoso sempat menguraikan ciri-ciri korban:

1. Beretnis Tionghoa
2. Berusia sekitar 33 tahun
3. Berambut hitam sebahu
4. Memiliki tinggi 155 cm
5. Memakai anting cincin berwarna perak di kedua telinganya
6. Memakai kutek merah di kuku tangan dan kaki
7. Memakai daster putih bermotif bunga-bunga
8. Memakai celana dalam warna merah berenda dan bra warna krem

"Saat ditemukan, kondisinya sudah bengkak. Tangan, kepala dan kaki tertekuk," jelas Budi di RS Polri, Sabtu (2/11/2013) lalu.

Keterangan serupa disampaikan Polres Bogor. Dari identifikasi awal, tubuh korban utuh. "Usia korban diduga antara 23-25 tahun," kata Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Didik Purwanto .

Kerja sama lintas jajaran di kepolisian akhirnya membuahkan hasil. Polda Metro Jaya menangkap Suherman (31) Mal Senayan City, Jakarta Selatan, Kamis (5/12) malam. Warga Petukangan, Jakarta Selatan, ini membunuh korban di Jakarta, tapi membuang mayat ke Bogor. Dia merupakan terapis dan Tante Heny adalah konsumennya.

"Korban biasa disapa Tante Heny," kata Kasubdit Jatanras Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan.

Tersangka kemudian dibekuk aparat Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya di tempat kerjanya pada Kamis (5/12) malam. Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara.

Tante Heny Dibunuh Tomy di Kosan Elite di Cilandak


Sebelum akhirnya membuang mayat Heny Dewi Manapode, tersangka Suherman alias Tomy menghabisi nyawa wanita berusia 77 tahun itu di Jakarta. Tante Heny, sapaan korban, dibunuh terapis ini di tempat kos korban di Jalan MPR, Cilandak, Jakarta Selatan.

"Tersangka diminta datang oleh korban ke kosannya, di situlah korban dibunuh," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Heru Pranoto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Sumber di kepolisian mengatakan, tante Heny menyewa sebuah kamar di kos-kosan elite yang terletak di Jalan MPR Raya No 22 Unit 16 Cilandak, Jakarta Selatan. Korban dibunuh oleh Tomy pada tanggal 2 November 2013 atau 5 hari sebelum mayatnya ditemukan di dalam koper di Sungai Cirunyup, Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 7 November 2013.

"Korban kost di situ. Itu kosan elite, sewanya perbulan US$ 2 ribu (sekitar Rp 20 juta-red)," ujar sumber.

Heny dihabisi nyawanya dengan cara ditusuk tersangka sebanyak 20 kali menggunakan sebilah pisau.

"Ditusuk pakai pisau kue," imbuh sumber.

Usai menghabisi nyawa Heny, tersangka kemudian membersihkan darah yang berceceran di kamar kost korban. Setelah itu, tersangka kemudian memasukkan jasad wanita asal Manado ini ke dalam sebuah koper.

Mayat korban kemudian dibuang di Sungai Cirunyup, Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 6 November 2013. Saat ditemukan, kondisi mayat korban dalam keadaan sudah membusuk.

Buang Jasad Tante Heny, Suhanda Dapat Imbalan Rp 1 Juta


Suhanda alias Wanda (27) dipastikan terlibat dalam pembunuhan Tante Heny. Pria asal Pamulang ini membantu Suherman (31) memasukkan jasad Tante Heny ke koper dan membuangnya ke Bogor. Suhanda mendapat jatah uang usai melakoni perannya.

"Selesai membuang mayat korban, Tersangka Su alias W diberi imbalan uang oleh tersangka S sebesar satu juta rupiah," ungkap Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul kepada wartawan di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jumat (6/12/2013).

Hasil pemeriksaan terhadap Suhanda, menurut Martin, uang tersebut diperoleh dari hasil penjualan perhiasan emas milik korban oleh Suherman.

"Cincin dan kalung milik korban senilai Rp 25 juta dijual ke salah satu toko emas," ucap Martin.

Suhanda ditangkap di rumahnya, daerah Pamulang, Banten, Kamis (5/12/2013). Penangkapan pria tersebut dilakukan anggota Polres Bogor dan Subdit Jatanras Polda Jabar dan Jatanras Polda Metro Jaya. Terungkapnya persembunyian Suhanda ini hasil pengembangan polisi usai menciduk Suherman, tersangka utama dalam kasus ini.

"Kasus ini dilimpahkan ke Polda Metro Jaya. Tersangka Su juga sudah diamankan oleh Polda Metro Jaya," jelas Martin.

Korban Tante Heny dan Pelaku Tomy Punya Hubungan Spesial


Tersangka Suherman alias Tomy (31) sudah kenal lama dengan korban yang dia bunuh, Dewi Heny Manopode (77). Terapis di sebuah mal di kawasan Senayan, Jakarta ini bahkan menjalin hubungan spesial dengan Tante Heny, sapaan akrab Dewi.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, perkenalan Tomy dengan Tante Dewi ini berawal ketika korban dipijit oleh tersangka di tempat pijat refleksi 'Sanctum' di Pondok Indah Mal, Jakarta Selatan pada tahun 2010 silam.

"Korban dengan tersangka hubungannya pemijat dengan pasien. Pelaku tukang pijat dan tersangka sering menggunakan jasanya untuk memijatnya," ujar Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Sejak itu, hubungan keduanya semakin intens dan korban sering menggunakan jasanya untuk memijatnya di kost korban di Jalan MPR Raya, Cilandak, Jakarta Selatan. Dalam perjalanannya, terjalin hubungan asmara di antara keduanya.

"Hubungan berlanjut 3 tahun dan berlanjut ke hubungan spesial," kata Rikwanto.

Korban dibunuh oleh tersangka di kost korban di Jalan MPR Raya, Cilandak, Jaksel pada tanggal 30 Oktober 2013 lalu. Korban dibunuh dengan cara ditusuk beberapa kali di sekujur tubuhnya.

Keesokan harinya, tersangka membuang mayat korban di Sungai Cinyurup, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Mayat korban ditemukan pemancing pada tanggal 2 November 2013

Tomy Sering Datang ke Kos Tante Heny



Pembunuh Tante Heny Seorang Terapis


Polisi menangkap pelaku dugaan pembunuhan terhadap Tante Heny (77) yang jasadnya ditemukan di dalam koper di Kali Cinyurup, Kabupaten Bogor. Pelaku merupakan terapis.

"Pelaku seorang terapis, korban merupakan langganannya," kata Kasubdit Jatanras Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan, saat dihubungi detikcom, Jumat (6/12/2013).

Informasi yang dihimpun detikcom, tersangka pembunuhan bernama Suherman (31) ditangkap pada Kamis (5/12) malam. Warga Petukangan, Jakarta Selatan, ini ditangkap di tempat kerjanya di Mal Senayan City.

Korban biasanya disapa Tante Heny. Korban berasal dari Manado, Sulawesi Utara.

"Korban kelahiran Desember 1936, berusia 77 tahun," kata Herry.

Mayat Tante Heny ditemukan di dalam koper dan mengapung di Kali Ciruyup, Sabtu (2/11/2013). Pada mayat tersebut ditemukan adanya 20 luka tusuk di sekujur tubuhnya. Sebelumnya polisi menyebut korban ditaksir berusia 22-25 tahun atau 33 tahun.

Agar Keluarga Korban Tak Curiga, Tomy Balas SMS Pakai Ponsel Tante Heni

Usai membunuh, Suherman alias Herman alias Tomy (31) masih menghidupkan ponsel milik Dewi Heni Manapode (73) yang diambil di kost korban di Jalan MPR Raya, Cilandak, Jaksel. Terapis ini bahkan menjawab setiap pesan singkat dari keluarga korban yang ditujukan untuk Tante Heni itu.

"Tersangka masih menghidupkan handphone korban setelah korban ini dibunuh. Kemudian, kalau keluarga SMS, dia jawab SMS tersebut," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Awalnya, keluarga tidak mencurigai pesan singkat yang dibalas tersangka itu. Namun, keluarga pun mulai curiga saat korban ditelepon tetapi tidak pernah diangkat.

"Ada keanehan ketika keluarga menerima SMS korban. Korban biasanya jawab simpel, tetapi ini setiap balas ada tanda titik-titik," ujar Herry.

Merasa ada kejanggalan ini, korban dilaporkan sebagai orang hilang ke Polda Metro Jaya, oleh anaknya, Ferry Tumewah, pada tanggal 5 November 2013. Menindaklanjuti laporan tersebut, tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya kemudian melakukan penyelidikan.

"Kemudian kita ketahui, korban terakhir kali bersama tersangka," imbuh Herry.

Sebelumnya, Polres Bogor menerima laporan adanya penemuan sesosok mayat wanita berkulit putih di Sungai Cinyurup, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Penyidik Jatanras yang mengetahui adanya temuan mayat tersbeut, kemudian mencoba mencocokkan ciri-ciri korban dengan jasad wanita yang saat itu belum diketahui identitasnya, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Dari hasil pengecekan identitas dan ciri-ciri korban, ternyata cocok dengan korban yang dilaporkan sebagai orang hilang oleh anak korban ini," jelas Herry.

Tim Unit III Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang dipimpin Kompol Jeri Reymond Siagian kemudian melakukan pencarian terhadap tersangka. Tersangka kemudian berhasil ditangkap di tempat kerjanya sebagai terapis, di Mal Senayan City, Jakarta Selatan.

Tomy Kuras Uang Rp 10 Juta di ATM Tante Heny

Usai membunuh kekasihnya, Suherman alias Herman alias Tomy (31) mengambil ATM, perhiasan dan barang berharga lainnya milik Heny Dewi Manapode (73). Tomy juga sempat menguras uang korban yang ada di dalam ATM korban.

"Korban memberi tahu pin ATM-nya kepada tersangka saat mereka menjalin hubungan. Kemudian setelah dibunuh, tersangka ambil uang melalui ATM korban," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Pengakuan tersangka kepada polisi, ia menarik uang tersebut di ATM di Senayan City dan Menara Thamrin. Tersangka menarik uang di ATM korban hingga Rp 10 juta.

"Korban ini setiap bulan ditransfer oleh anak-anaknya, masing-masing Rp 10 juta," imbuh Herry.

Selain itu, tersangka juga mengambil perhiasan dan barang-barang berharga milik korban di kost korban di Jalan MPR Raya, Cilandak, Jakarta Selatan.

"Ada dua berlian yang dijual tersangka senilai Rp 25 juta. Uangnya itu digunakan tersangka untuk operasional dalam pembunuhan itu," tutur Herry.

Usai Membunuh, Tomy Jual Berlian Tante Heny Senilai Rp 25 Juta


Setelah membunuh Dewi Heny Manapode (77), tersangka Suherman alias Tomy (31) mengambil barang-barang milik korban, temasuk sejumlah perhiasan berlian dan batu permata. Tersangka yang merupakan terapis itu juga menjual perhiasan tante Heny, sapaan korban, seharga Rp 25 juta.

"Ada barang-barang korban yang dijual tersangka seharga Rp 25 juta seperti cincin berlian," kata Kasubdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Herry mengatakan, uang hasil penjualan cincin korban ini kemudian digunakan tersangka untuk operasional dalam aksi kejahatannya.

"Dia sewa mobil Toyota Avanza ke rental mobil Ruli Travel dan juga bayar temannya Rp 1 juta," imbuh Herry.

Sementara itu, Kanit III Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Jeri Reymond Siagian mengatakan, barang-barang korban ditemukan di rumah tersangka, di Jalan TK Pembina Gang Koskosan No 79 RT 06/11 Petukangan, Jaksel.

"Barang-barang korban disimpan tersangka di rumahnya dan kita temukan saat penggeledahan," ujar Jeri.

Berikut daftar barang-barang korban yang diambil tersangka dari dalam kamar kos korban di Jalan MPR Raya No 22 Cilandak, Jakarta Selatan.

- Satu buah buku tabungan BCA atas nama korban Dewi Manapode
- Satu unit handphone BlackBerry milik korban
- Satu unit Samsung Tab milik korban
- Satu buah tas motif polkadot milik korban
- Satu buah jam tangan milik korban
- Satu buah KTP milik korban
- Satu utas tali tambang
- Satu buat kartu ATM BCA
- Satu buah cincin kawin
- Satu buah cincin terpasang batu merah
- Satu pasang anting berlian
- Sertifikat berlian
- Satu buah dompet motif polkadot

Polisi juga menyita barang bukti sebilah pisau dan satu mobil Toyota Avanza yang digunakan untuk kejahatan.

Suwanda Bantu Tomy Buang Mayat Tante Heny karena Merasa Utang Budi


Suherman alias Herman alias Tomi (31) membuang mayat Dewi Heni Manapode alias Tante Heni (73) dibantu oleh temannya bernama Suwanda (30). Selain karena diupahi Rp 1,2 juta, Suwanda juga membantu Tomy karena merasa berhutang budi pada tersangka.

"Saya kasihan soalnya Herman melas banget dan saya utang budi sama dia. Dia yang masukin saya kerja di pijet Sanctum di Pondok Indah Mal," ujar Suwanda kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Atas turut sertanya itu, Suwanda juga ditangkap aparat Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Suwanda ditangkap di rumahnya di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan pada Jumat sore tadi.

Suwanda mengatakan, pada tanggal 30 Oktober 2013 sekitar pukul 22.00 WIB, ia dihubungi oleh tersangka Tomy. Tomy saat itu meminta Suwanda untuk membantu mengangkat dan membuang jasad korban, namun saat itu ia sempat menolak permintaan tersangka.

"Saya bilang saya nggak mau kebawa-bawa, saya punya anak-bini. Saya serba salah. Saya hanya bantu memasukkan korban dan membuangnya ke dalam koper," jelas Suwanda.

Saat menghubungi Suwanda, tersangka sempat menceritakan bahwa ia sudah membunuh korban. "Tapi waktu itu cuma bilang kalau dia berantem, terus mencekik korban. Nggak bilang kalau dia nusuk," imbuh

Sambil meyakinkan Suwanda tidak akan mensangkut-pautkannya kalau tertangkap polisi, Tomy terus mendesak Suwanda. Dengan berat hati, Suwanda pun menurutinya.

"Pas saya ke kostan korban, korban posisinya duduk dengan kakai selonjoran. Tetapi saya hanya melihat dari paha sampai ke kaki. Dari bagian paha ke atas ditutupi kain handuk," jelas Suwanda.

Suwanda kemudian membantu Tomy memasukkan masat korban ke dalam koper. Setelah itu, mereka berdua mengangkat koper berisi mayat korban itu ke dalam mobil Toyota Avanza.

"Lalu dibuang di sungai di Bogor. Yang punya ide buang mayat di sungai itu Herman," tutupnya.

Kos Mewah Tante Heny di Cilandak Jaksel


Dewi Heny Manopode alias tante Heny tewas dibunuh oleh Suherman alias Tomy (31) di kamar kosnya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Kosan yang ditinggali tante Heny diketahui mempunyai tarif sewa yang cukup mahal.

"Di sini per kamar paling murah Rp 2,7 juta, paling mahal Rp 3 juta. Ibu Heny telah tinggal di sini sudah setahunan," ujar petugas keamanan kos, Syam, kepada detikcom di Jalan MPR Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (6/12/2013).

Dari pantauan, kos-kosan tersebut memang berlokasi di kawasan perumahan mewah di daerah Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan. Bangunan tersebut dikelilingi pagar yang bercat putih setinggi 1,5 meter, terdiri dari 15 unit kamar dan nampak selalu dalam keadaan tertutup. Dari pengamatan, tak ada satupun penghuni kos yang keluar masuk.

"Di sini perempuan semua. Ada mahasiswa, ada yang kerja, magang. Ibu Heny yang paling tua di sini," jelas Syam.

detikcom tidak diberi kesempatan untuk menengok kamar kos yang ditempati tante Heny. "Saya tidak bisa memberi izin karena pemilik rumah sedang tidak di tempat," papar Syam.

Tante Heny dibunuh oleh tersangka Suherman alias Tomy (31) di kosnya pada 30 Oktober 2013 lalu. Heny dibunuh dengan cara ditusuk beberapa kali di sekujur tubuhnya dan dimasukkan ke dalam koper. Setelah itu, mayat wanita berumur 77 tahun tersebut dibuang di Sungai Cinyurup, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

VIDEO DEIK-DETIK MAYAT DALAM KOPER TANTE HENNY Ciri-Ciri Korban dan Identitas Pembunuh Tante Henny

Ciri-Ciri Korban dan Identitas Pembunuh Tante Henny

VIDEO DEIK-DETIK MAYAT DALAM KOPER TANTE HENNY

YOUTUBE DEIK-DETIK MAYAT DALAM KOPER TANTE HENNY Ciri-Ciri Korban dan Identitas Pembunuh Tante Henny


Cara Cepat Hamil Alami Rahasia Dokter

Like dan share ya sobat...
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2013/12/foto-kronologis-mayat-dalam-koper-tante.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.

[FOTO] KRONOLOGIS MAYAT DALAM KOPER TANTE HENNY Ciri-Ciri Korban dan Identitas Pembunuh Tante Henny Dan

Posted by Berita Info Sehat, Published at 6:24 AM and have 0 comments
Comments :

No comments:

Post a Comment