Saat ditemukan, tangannya terikat, kepalanya dilakban seperti mumi, dan ada tali kopling yang masih menjerat lehernya. Dengan kondisi ini, bisa dipastikan bahwa Imam adalah korban pembunuhan.Menurut dugaan sementara polisi, pembunuhan itu terjadi tiga hari sebelum mayat korban ditemukan.Adalah Dony, warga sekitar yang menemukan mayat Imam ada di dalam mobil sekitar pukul 01.00 WIB, Selasa 19 Maret 2013 dini hari.
Awalnya, dia mencium bau busuk di areal parkir yang ternyata berasal dari mobil Suzuki Vitara. Temuan ini kemudian dia laporkan kepada petugas keamanan. Tak berselang lama, petugas dari Polres Bandara yang tiba di lokasi langsung membongkar paksa pintu mobil bagian belakang dan menemukan jasad Imam.
Setelah diidentifikasi, polisi memastikan korban adalah Imam Assyafi'i, warga Jalan Lumbu Utara IID No. 226 RT7 RW19, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat. Keluarga korban yang diminta datang ke kamar mayat RSU Tangerang juga sudah memastikan bahwa itu adalah Imam.
Menurut Humas Polres Bandara Ajun Komisaris Pol. Agustri, hingga kini motif pembunuhan masih belum jelas. Polisi masih menyelidiki aksi sadistis ini dan tengah menunggu hasil autopsi.DiculikSama seperti polisi, keluarga Imam juga tidak mengetahui apa motif di balik pembunuhan ini.
Sebelumnya, keluarga sudah melaporkan kasus penculikan pengusaha itu, Senin kemarin.Menurut adik korban, Ahmad Dardiri, Imam meninggalkan rumah sejak pukul 10.30 WIB, pada Sabtu, 16 Maret 2013, hari ulang tahunnya yang ke-31. Siang itu Imam pamitan akan mengecek barang di Kawasan Industri Pulogadung.
Ahmad naik mobil pribadinya, Suzuki Grand Vitara berwarna hitam.Belum lama pergi, Imam menelepon Taruji (40), salah satu karyawannya. Imam meminta agar segera dilakukan pengiriman barang ke Bandung, Jawa Barat. Satu jam kemudian, tepatnya sekitar pukul 11.30 WIB, Imam kembali menelepon Taruji. Tapi, tidak ada suara apapun di ujung telepon. "Setelah diam, tiba-tiba terdengar suara orang sedang bertengkar," Ahmad menuturkan.Merasa curiga, Taruji kemudian merekam suara ribut-ribut yang terdengar dari telepon korban.
Samar-samar, percakapan dalam situasi tegang itu berlangsung sekitar 25 menit. Diperkirakan ada empat orang lebih yang terlibat dalam percakapan yang dibumbui ancaman pembunuhan. Suara salah seorang lelaki, yang diperkirakan adalah Imam, berulang kali meminta maaf agar tidak dianiaya.
"Ya ya ya... sudah, dia minta maaf. Elo nggak pernah ngelakuin ini. Dengerin, jadi setelah ini, dia datang dan elo SMS janji sama gua. Jemput gua di kawasan di pintu masuk, elo jemput gua dalam kondisi begini," begitu antara suara yang terdengar dari telepon Imam.Dan tak lama kemudian, tedengar suara Imam mengerang kesakitan dan menjerit minta tolong.
Keributan itu seperti terdengar dari dalam sebuah mobil. Menjelang akhir rekaman, salah satu pria mengancam Imam dan memaksanya memberi tahu nomor PIN ATM miliknya. Pelaku lain mengancam akan melukai anak dan istri Imam. Setelah itu, telepon terputus.Taruji kembali berusaha menghubungi nomor telepon Imam, tapi tidak pernah diangkat. Semua empat nomor telepon milik Imam tidak aktif.
Berdasarkan rekaman itu, keluarga korban kemudian melapor ke Polsek Bekasi Timur pada Minggu, 17 Maret 2013. Yang jadi masalah, meski sudah ada bukti rekaman yang menunjukkan adanya dugaan penganiayaan, petugas malah mengarahkan laporan itu menjadi sekadar kasus orang meninggalkan rumah. "Bukan kasus penculikan. Inilah yang kami sayangkan, padahal bukti rekaman yang kami buat dalam format CD, sudah diserahkan ke polisi," kata Ahmad.
Pihak keluarga yakin Imam selama ini tidak punya masalah dengan siapapun, apalagi terkait persoalan utang-piutang. Istri almarhum, Ida Arifah (29), dan dua anaknya, Toriq (7) dan Urfa (2I), tidak henti-hentinya menangisi kepergian suami dan ayah mereka. Mereka berharap para pembunuh Imam segera ditangkap. Keluarga yakin Imam diculik sebelum dibunuh. Mereka menyesalkan, bila saja polisi bertindak cepat, nyawa Imam dapat diselamatkan.
Keluarga makin yakin Imam diculik setelah mengecek rekening BCA miliknya. Mereka mendapati ada sejumlah transaksi yang mencurigakan. Pada Sabtu, 16 Maret 2013, sekitar pukul 15.09 WIB, ada penarikan tunai total senilai Rp10 juta di ATM BCA Mangga Dua, Jalan Mangga Dua Raya 8, Jakarta.Selain itu, ada transaksi pembelian perhiasan emas sebesar Rp40.075.000 di toko Joen Sin Jewelery di Pasar Baru Blok D No. 45 lantai satu, Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta.
"Totalnya ada transaksi sebesar Rp50juta lebih. Setelah kami cek, kami telepon bank dan semua rekening korban diblokir," kata Ahmad. Rekan bisnisPetugas gabungan dari Polres Bekasi, Polres Bandara Soekarno Hatta dan Polda Metro Jaya masih memburu para pembunuh Imam. Penyelidikan polisi dipusatkan pada pria yang terakhir kali bersama Imam saat dia masih hidup. Dia diduga adalah rekan bisnisnya.
"Inisialnya D. Kami duga hubungannya dengan korban sebagai teman bisnis," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Pol. Rikwanto. Nama D muncul dari keterangan keluarga Imam.Berdasarkan hasil pemeriksaan rekaman kamera CCTV di Bandara Soekarno Hatta, polisi menemukan fakta bahwa mobil korban masuk Terminal 1C pada Sabtu, 16 Maret 2013, sekitar pukul 14.30 WIB.
Imam sendiri menghilang pukul 10.30 WIB di hari yang sama. Menurut Rikwanto, apakah korban dibunuh dalam perjalanan menuju bandara atau di sekitar bandara, polisi akan mengungkapnya setelah berhasil menangkap pelaku. Dari kondisi tubuh korban yang sudah membusuk, diduga kuat Imam sudah tewas saat mobil masuk Terminal 1C.
Jenazah Imam A. Syafei (31), korban penculikan disertai pembunuhan, hari ini disemayamkan di rumah duka Jalan Lumbu Utara 2D Nomor 226, Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, sebelum dimakamkan.Jenazah dibawa dari RSUD Tangerang usai diautopsi, dengan menggunakan mobil ambulans nomor polisi B 9093 KCB.
Jenazah langsung dibawa ke Masjid Attaqwa, yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumah duka.Usai disalatkan, sekitar pukul 17.00 WIB, jenazah langsung dibawa ke TPU Pedurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi, untuk dimakamkan. Jenazah korban sudah dimasukkan dalam peti warna cokelat. Korban diduga meninggal sejak Sabtu pekan lalu, sehingga sudah mengeluarkan bau busuk.Ratusan orang tampak melaksanakan salat jenazah.
Beberapa di antaranya tampak menangis, akibat tidak kuasa menahan kesedihan. Wartawan sendiri hanya bisa mengambil gambar, dari luar masjid.Saat akan dibawa ke TPU untuk dimakamkan, istri korban Ida Arifah (29) tampak syok dan nyaris pingsan, sehingga terpaksa dipapah oleh tetangganya. "Tadi saya lihat, muka (korban) sudah rusak mas, kayaknya gara-gara ditutup lakban.
Lagian kayaknya dia sudah meninggal sejak dibawa ke areal bandara," kata Tusino (53), tetangga korban.Keluarga mengaku sudah ikhlas atas kepergian korban. Keluarga juga menyerahkan sepenuhnya proses hukum kasus ini kepada pihak kepolisian. "Keluarga sudah ikhlas," kata Ahmad Dardiri, adik korban. Ahmad belum tahu pasti berapa jumlah luka di tubuh korban. "Yang identifikasi polisi, jadi keluarga tidak tahu," katanya.
Terkait usaha jual-beli komputer, Ahmad belum tahu pasti apakah akan dilanjutkan keluarga atau tidak. "Sekarang fokus ke kasus hukum, setelah itu urus yang lain," ucapnya. "Meskipun sudah meninggal, keluarga bersyukur Mas Imam sudah ditemukan." Usai dimakamkan, keluarga korban menggelar konferensi pers di rumah duka.
Petugas Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap satu orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan terhadap pengusaha komputer Evan Farizal (30) alias Imam Syafi'i. Korban ditemukan tewas dalam bagasi mobil Grand Vitara B 531 EV di area parkir terminal 1C Bandara Internasional Soekarno - Hatta pada Senin malam.
"Iya kami sudah mengamankan satu orang, cuma masih didalami lagi," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Helmi Santika, Selasa 19 Maret 2013.Namun Helmi belum mau menjelaskan secara detail identitas, tempat dan kronologi penangkapan tersebut. Sebab, polisi masih melakukan penyidikan terhadap orang yang diduga terlibat itu. "Nanti ya kami masih periksa secara intensif, baik peranannya atau ada-tidaknya tersangka lain," katanya.Sementara Kanit II Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Komisaris Budi Hermanto menambahkan penangkapan tersebut terjadi pada Selasa sore. " Orang yang diduga terlibat ini sekarang masih diinterogasi," kata Budi.
Sementara Keluarga pengusaha dari Bekasi yang dibunuh itu, sudah mendengar bahwa pelaku ditangkap. Namun mereka belum mendapat pemberitahuan resmi dari polisi."Baru sebatas konfirmasi, tapi belum ada kabar selanjutnya," kata Ahmad Dardiri, juru bicara keluarga Imam Assyafi'i yang ditemukan terbunuh di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu 16 Maret 2013 lalu.
Korban Orang baik dalam kesempatan itu Ahmad membantah bila korban selama ini ada permasalahan utang-piutang. "Dia orang baik, tidak punya musuh. Tidak punya utang, kalau piutang itu baru mungkin," katanya.Keluarga sendiri sudah mengikhlaskan kepergian Imam. Mengenai tuntutan kepada pelaku, Ahmad menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berjalan.
"Kami ikuti saja. Kami tidak minta pelaku di hukum berat atau dihukum seperti apa," katanya."Semua data-data yang diperlukan untuk menangkap pelaku sudah kami serahkan, termasuk bukti rekaman," ujar adik korban itu dalam konferensi pers di rumah duka Jalan Lumbu Utara 2D, Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa 19 Maret 2013.
Polisi menggunakan bukti rekaman suara penyiksaan untuk proses penyidikan dalam kasus ini. Bukti tersebut, direkam oleh karyawan korban, Taruji (40 tahun). Saat itu korban menelpon, namun diujung telepon justru terdengar ada penyiksaan. Total rekaman berdurasi 25 menit 22 detik.
Selain bukti rekaman, beberapa karyawan korban dan pihak keluarga, juga dilibatkan untuk mencari pelaku yang diduga rekan bisnis korban. "Semua data terduga, dimana dia tinggal dan lain sebagainya sudah kami beritahu ke polisi," kata Ahmad.Korban sendiri sudah memulai usahanya sejak 2000 silam. Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur tersebut sudah tinggal di Bekasi sejak 7 tahun silam. "Tapi KTP dia masih Jakarta, alamatnya sesuai kantornya di Jalan Kramat Pulo Gundul, Tanah Tinggi, Johar Baru Jakarta Pusat," cerita Ahmad.
Selama menjalankan usaha, korban kerap melibatkan orang untuk mencari lelang komputer bekas di kantor-kantor. Biasanya orang itu akan mendapatkan fee dari informasi proses lelang. Ketika menyaksikan proses otopsi di RSUD Tangerang, Ahmad mengaku melihat kondisi jenazah korban sudah sangat mengenaskan. "Saya belum bisa simpulkan, korban meninggalnya kapan, apa yang terjadi dan diapain saja. Karena itu polisi yang tahu, dari hasil otopsi," katanya.
Ahmad sendiri berjanji bahwa pihak keluarga tidak akan mempermasalahkan proses pengaduan yang sempat ditolak oleh sejumlah Polsek. "Kalau akhirnya laporan diterima oleh Polsek Bekasi Timur sebagai kasus orang meninggalkan rumah, kami paham. Memang prosesnya seperti itu. Lagipula di Jakarta laporan ditolak karena memang belum 1 kali 24 Jam," katanya.
Keluarga bersyukur atas dukungan media, dalam pemberitaan kasus ini. "Sehingga korban cepat teridentifikasi. Keluarga juga berterimakasih atas kesigapan polisi, khususnya Polres Bandara tempat korban ditemukan. Meskipun sudah meninggal, keluarga tetap bersyukur korban ditemukan. Keluarga sudah ikhlas," kata Ahmad.
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2013/03/foto-kronologis-pembunuhan-imam-assyafi.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment