[VIDEO] ALASAN ZAINAL NURRIZKY DIMAKAMKAN DI AFRIKA SELATAN Pemakaman Putra Ketiga Wiranto Di Lenasia Johannesburg. Anak ketiga Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Zainal Nur Rizky, meninggal dunia di Afrika Selatan, Rabu 29 Mei 2013. Zainal langsung dimakamkan di pemakaman umum muslim di Lenasia, Johannesburg, Afrika Selatan. Lalu apa alasan Wiranto tak membawanya ke Indonesia?
Menurut Wiranto, kendala pertama adalah karena Johannesburg sangat jauh dari Indonesia. Apalagi, di sana tak ada pesawat terbang yang bisa membawa jenazah Zainal langsung ke Indonesia. Sehingga dikhawatirkan, jenazah terlalu lama untuk dimakamkan.
"Kalau kelamaan tidak baik, harus dibalsem lagi, rute pesawat terbang yang gampang pun sulit, di sana tidak ada lapangan terbang," kata Wiranto.
Selain itu, alasan lain, Wiranto mengaku tak tahu bagaimana izin pengembalian jenazah di sana. Sehingga, dikhawatirkan tidak bisa ke luar.
"Kalau kami paksakan ke Tanah Air, perlu usaha ekstra keras, dan kami tidak tahu bagaimana izin pengembalian jenazah di sana, bisa keluar apa tidak," ucapnya. "Akhirnya, kami putuskan, sebagai umat Islam, lebih baik dimakamkan di sana, jadi di manapun dimakamkan tidak masalah."
Di Johannesburg, kata Wiranto, Zainal dimakamkan oleh keluarganya. Sebab, Zainal pun baru menikah dengan seorang mahasiswi dari Indonesia yang juga bersekolah di Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Darul Uloom Zakariyya bernama Salsa. Zainal, menikah pada tanggal 13 Maret 2013.
"Dia (Salsa) orang Indonesia yang juga sekolah di sana. Anak pilot yang biasa di penerbangan internasional. Di sana, juga ada mertuanya," kata Wiranto.
Wiranto mengatakan, awalnya Zainal bersekolah di Universitas Gadjah Mada jurusan internasional. Namun, baru dua semester, Zainal, memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Setelah melakukan itikaf, akhirnya dia memutuskan untuk belajar Agama Islam.
"Akhirnya ia ambil keputusan bahwa ia lebih baik dalami agama dulu, merasa ada yang salah selama ini dalam hidupnya, ia minta izin untuk pindah ke sekolah agama. Lalu mencari tempat belajar agama terbaik untuk pendalamam Alquran," kata Wiranto.
Akhirnya, pada tahun 2011, mengkuti pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Darul Uloom Zakariyya, Johanesburg, Afrika Selatan.
"Di sana dididik anak-anak seluruh dunia untuk pendalaman Alquran dan Islam. Dalam satu setengah tahun lalu sudah mulai belajar bahasa urdu dan Arab, Inggrisnya pun sudah mahir," kata dia.
Wiranto dan Istri Dukung Penuh Zainal Berdakwah
Rupanya, sebelum menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Darul Uloom Zakariyya, Afrika Selatan, dia adalah anggota sebuah komunitas dakwah, Jamaat Tabligh.
"Ya almarhum memang sudah ikut di tablig sejak lulus SMA. Ia sudah mulai aktif melakukan dakwah," kata ibunda Zainal, Uga Wiranto saat menceritakan tentang putra bungsunya, semalam.
Saat masuk ke komunitas tersebut, Uga dan Wiranto memberi dukungan penuh kepada anak ketiganya itu.
"Saya dukung langkah yang sudah diambil olehnya. Dia masih muda, tapi sudah punya jiwa dakwah yang tinggi dan kami dukung langkah dia. Bapak (Wiranto) dan saya mendukung," kata dia.
Hal senada diungkapkan Abdi Setiawan Effendi, kakak ipar Zainal. Abdi Setiawan adalah suami dari kakak kandung Zainal, Amalia Sianti. "Zainal mulai tertarik ikut dakwah sejak usia 19 tahun. Ikut khuruj ke beberapa tempat. Dari situ dia mulai belajar agama lebih banyak," kata Abdi.
Semenjak fokus mendalami agama di Jamaat Tabligh, perilaku dan sikap Zainal menjadi lebih baik. Dengan pemahaman agama yang baik, sikapnya jadi lebih dewasa.
"Akhlaknya dengan keluarga menjadi lebih baik. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk menuntut ilmu ke Darul ulum Zakariyyah di Afrika Selatan," kata dia.
Kurang tiga bulan sebelum meninggal, tepatnya 13 Maret 2013, Zainal menikah dengan Salsabila, wanita berusia 15 tahun.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment