[VIDEO] KISAH MISTERIUS NOVI AMELIA Kronologi Perjalanan Novi Amilia Ngamuk Dan Teriak Di Jalan Mampang Dan Tukang Ojek Suhendar. Novi Amilia dianugerahi wajah cantik dan bodi yang seksi. Namun hidupnya penuh lika-liku. Bahkan saat mencapai puncak karier, masalah tak pernah berhenti merundungnya.
Setelah berurusan dengan polisi gara-gara kasus tabrakan di Taman Sari, Jakarta Barat, pada 2012, kini dara 25 tahun ini kembali bermasalah. Dia mengamuk di jalanan sambil mengancam akan buka baju.
Bagaimana prahara di dalam hidupnya? Berikut sejumlah kepingan kisah hidup Novi Amelia:
1. Berawal dari Model Toko
Novi Amilia mengawali kariernya sebagai model sejak usia 15 tahun. Kala itu, dia masih tinggal di kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara.
Hasil jepretan pertama membuat wajahnya terpampang di sebuah toko. Dari situ, temannya terus menawari Novi kembali difoto untuk toko yang lain. Hingga akhirnya seorang pencari bakat menawarinya hijrah ke Jakarta supaya karier di dunia model bisa lebih berkembang.
"Aku nggak percaya diri dan nggak punya skill. Tapi, dia (teman) bilang aku pasti bisa karena sebetulnya punya kepercayaan diri untuk tampil di depan kamera," kata Novi kepada Harian Detik edisi 23 Juni 2013.
Setibanya di Jakarta, dia langsung mengikuti audisi wajah sensual di majalah pria dewasa. Lalu dara yang lahir pada 1 Desember 1987 ini langsung jadi The Best Cover majalah Popular. Profesi sebagai penyanyi dangdut pun pernah dilakoni.
"Pokoknya foto aku yang jadi model di toko-toko itu nggak dikasih honor. Baru dapat honor yang wajar itu ya pas di Jakarta. Waktu di ME itu semula aku dikasih Rp 750 ribu. Katanya sih standarnya segitu buat pendatang. Malah, kalau yang lain bayar, tapi aku sudah dibayar," jelasnya.
2. Kecelakaan di Taman Sari
Prahara Novi dimulai pada 11 Oktober 2012. Dia menabrak 7 orang di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat, sekitar pukul 17.30 WIB. Novi mengendarai Honda Jazz merah berpelat B 1864 POP dari Jalan Suryopranoto menuju Ketapang.
Saat itu Novi akan memutar arah ke Jl Gadjah Mada tanpa memperhatikan lalu lintas dan menerobos lampu merah lalu menabrak seorang polisi. Para korban mengalami luka ringan.
Pada saat ditahan oleh pihak kepolisian, Novi dalam keadaan terpengaruh obat-obatan terlarang dan dalam keadaan hanya mengenakan pakaian dalam.
Dalam persidangan pembacaan dakwaan, Novi Amilia (25) terancam hukuman 3 tahun penjara. Dia didakwa melanggar Pasal 312 dan Pasal 310 UU no 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
Jaksa menyebut dia melanggar Pasal 312 dan Pasal 310 UU no 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan dan diancam 3 tahun penjara.
Sempat beredar foto-foto Novi yang nyaris tanpa pakaian saat diperiksa di kepolisian. Beberapa anggota polisi yang diduga menyebarkannya sudah diberi sanksi.
3. Dijauhi Teman-teman
Sejak kecelakaan di Taman Sari tahun lalu terjadi dan Novi Amilia (25) menjadi bulan-bulanan pers, tak seorang pun teman-teman dari lingkungan model yang biasa nongkrong dengannya ataupun teman lainnya “say hello”. Apalagi sampai mengunjungi dan memberikan simpati kepadanya. Novi ibarat penderita lepra yang harus hidup sebatang kara.
Bahkan, ketika Novi ingin meminjam uang, tak seorang pun teman yang dihubungi mau menggubrisnya. Semua harus dijalani sendiri tanpa dukungan orang-orang terdekatnya.
"Ya, kayak enggak ada apa-apa. Biasa saja. Enggak ada yang misalnya nanya, “Eh, elo lagi ada masalah ya?” Enggak ada yang say hello. Semuanya diam," cerita Novi.
"Aku pernah minta tolong sama salah satu sahabat, mau pinjam duit, tapi enggak ada yang respons sama sekali. Ya, aku terima kasih saja sama Tuhan. Tapi aku positive thinking saja, masih berteman sama mereka," sambungnya.
Meski dijauhi teman-teman, dukungan dari pihak keluarga tetap mengalir.
4. Merasa Dihukum Secara Sosial
Novi Amilia (25) kini sudah duduk sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Barat karena menabrak sejumlah pejalan kaki di Taman Sari tahun lalu. Proses persidangannya yang lama membuat Novi merasa dihukum secara sosial.
"Sebenarnya enggak adil. Apalagi kan aku juga sudah (memberi) ganti rugi kepada semuanya. Foto-foto aku juga sudah tersebar. Secara sosial ya sudah terhukum. Di sisi lain, ini kan namanya musibah, bukan kesengajaan," jelasnya.
Novi mengaku tidak didakwa soal narkoba. Dia hanya dijerat dengan pasal kelalaian berlalu lintas saja. Hanya saja, dia sudah mengeluarkan uang cukup banyak bagi korban.
"Setiap korban beda, ada yang terluka, ada yang sepeda motor dan mikrolet (rusak), itu beda-beda. Yang paling gede pun aku sendiri belum dapat dokumennya. Totalnya Rp 10 juta lebih buat semua," paparnya.
5. Mimpi Jadi Pembalap dan DJ
Sambil menghadapi proses persidangan atas kasus kecelakaan lalu lintas di Taman Sari, Novi Amilia kembali merintis kehidupan. Namun dia ingin segera bisa menyetir lagi. Bahkan kalau mungkin jadi pembalap.
"Aku sebetulnya pingin banget nyetir lagi. Malah semakin tertantang, pingin jadi pembalap, he-he-he…. Sekarang aku ke mana-mana ya naik taksi saja, biar bisa istirahat," ujar Novi.
Tapi, dara cantik ini juga jauh dari dunia modeling. Bahkan dia merasa belakangan ini punya bakat baru yang coba dikembangkannya, yakni menjadi disc jockey.
Maklum, selain cuci mata di mal dan menonton film, Novi masih suka nongkrong di kelab malam. Daerah Kemang, Jakarta Selatan, menjadi salah satu tempat favoritnya. Tapi satu hal yang membedakan, selama ngeluyur, dia tak lagi menyetir sendiri.
6. Terkena Goncangan Jiwa
Kasus terakhir yang membuat nama Novi semakin jadi perbincangan terjadi Senin 1 Juli 2013. Dia mengamuk di kawasan Mampang-Kuningan, Jakarta Selatan. Bahkan dia sempat mengancam akan buka baju.
Setelah melakukan penelusuran, polisi dan BNN akhirnya memasukkan model seksi itu ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur. Kesimpulan sementara, dokter mengatakan ada gangguan jiwa.
"Bahasa medis untuk Novi itu chronical relapsing disease, goncangan jiwa," kata Dirut RSKO Cibubur Dr Laurentius Panggabean.
Laurentius mengatakan sesuatu yang mempengaruhi kejiwaan Novi karena penggunaan zat kimia. Novi juga menderita gangguan psikotik karena zat itu. Namun Laurentius enggan mengungkapkan zat apa yang menyebabkan gangguan kejiwaan Novi, apakah zat adiktif atau bukan. Laurentius hanya memberikan contoh.
"Misalnya ganja, itu bisa membuat daya pertimbangannya terganggu. Kemampuan menilai realitanya terganggu," imbuh dia.
Gangguan yang diderita Novi, Laurentius mencontohkan, seperti kelayakan berpakaian. "Dia bisa saja tidak apa-apa tidak berpakaian," jelasnya.
Kisah Saat Novi di Jalanan Mampang
Suhendar, tukang ojek yang mengantar Novi Amilia tiba-tiba merasakan ada yang aneh dengan penumpangnya. Pegangan tangan Novi ke pinggang Suhendar yang sebelumya keras, lalu melemah. Tak dinyana, model cantik yang diboncengnya itu sedang membuka baju dan melempar bra.
Insiden ini terjadi saat mereka melintas di dekat kawasan Mampang, Jakarta Selatan, tepatnya tak jauh dari Gedung Trans TV dan Trans7. Motor yang dikemudikan Suhendar melaju cukup pelan, sekitar 40 km/jam. Jam menunjukkan pukul 08.15 WIB, Senin 1 Juli 2013 lalu.
"Di situ, dia bikin sensasi lagi. Kancing baju dilepas semua, bra dilempar ke jalan," terang Suhendar sambil tersenyum kecil saat ditemui detikcom di Masjid Nurut Taqwa, Pedurenan, Kuningan, Rabu (3/7/2013).
Setelah telanjang dada, sejurus kemudian Novi mencekik leher Suhendar. Namun dia tetap berusaha mengendalikan motornya.
"Orang-orang pada ngeliatinlah waktu itu," tambahnya.
Suhendar lalu menyuruh Novi mengambil kembali bra yang dibuang. Tak lupa, dia juga mengingatkan model seksi 25 tahun tersebut agar kembali mengancingkan bajunya.
"Dia akhirnya nurut dan ngancingin sendiri," terang Suhendar.
Mereka pun melanjutkan perjalanan ke Polsek Mampang.
Saat ditanya soal perasaannya ketika berada dalam situasi 'aneh' seperti di atas, Suhendar menjawab kikuk. "Ya gimana ya, cuman dia kan stres juga," ujarnya.
2 Kali Ngamuk di Jalan, Novi Hendak Tabrakkan Diri dan Lempari Pemotor
Amukan Novi Amilia di jalanan ternyata sempat membuat heboh. Sejumlah pengendara terkaget-kaget melihat aksinya. Dua kali berulah, model cantik itu nyaris membahayakan jiwanya.
Hal ini diceritakan oleh Suhendar, tukang ojek yang mengantar Novi dari kos Setiabudi hingga ke Polsek Mampang, Jakarta Selatan, Senin 1 Juli 2013 lalu. Sepanjang perjalanan, Suhendar dibuat pusing oleh tingkah dara asal Medan tersebut.
Awalnya, Novi mengamuk di kos Setiabudi, Jaksel. Lalu setelah ditenangkan, wanita berambut panjang itu minta diantar ke Rusun Semanggi. Di tengah jalan, dia minta berputar arah ke Pancoran. Ditanya lebih detail soal alamat yang dituju, Novi hanya meracau tak jelas. Bahkan dia sempat melempar kedua sepatunya ke arah pinggir tol.
Setibanya di kolong Pancoran, model yang mengawali kariernya di usia 15 tahun itu minta diantar ke Mampang. Permintaan tersebut disampaikan sambil berteriak 'Mampang! Mampang!'. Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB saat itu.
"Terus pas macet di flyover di Cawang Gatsu, dia bikin ulah lagi. Dia lompat dari motor, lari mau nabrakin diri ke mobil," cerita Suhendar saat ditemui detikcom di Masjid Nurut Taqwa, Pedurenan, Kuningan, Rabu (3/7/2013).
Sebelum sempat terjadi kecelakaan, Suhendar bisa menolong Novi dibantu pengendara lain dan seorang polantas. Tukang ojek asal Klaten itu sempat hendak menyerahkan Novi ke petugas tersebut, namun ditolak.
"Udah bawa ke Polsek Mampang aja," kata Suhendar menirukan ucapan polisi itu.
Namun belum sampai di Polsek, ada insiden lagi yang membuat Suhendar geleng-geleng kepala. Tak jauh dari Gedung Trans TV dan Trans7, Novi kembali turun lagi dari motor saat macet. Dia lalu melempari pengendara lain menggunakan alat kosmetik, perlengkapan ponsel dan segala isi tasnya.
"Terus saya uber, eh dia malah naik motor orang. Terus saya pegang lagi, tangkep lagi," ungkapnya.
Sejumlah pengendara pun bertanya pada Suhendar soal insiden tersebut. Sambil kebingungan, sang tukang ojek menjawab Novi adalah orang stres.
"Sempat bikin macet juga. Terus dia berontak lagi pas mau dibawa bilang nggak mau, nggak mau. Terus saya bentak, akhirnya dia mau saya bawa," paparnya lagi.
Perjalanan Novi dan Suhendar akhirnya berakhir di Polsek Mampang. Di sana, polisi langsung mengamankan Novi dan membawanya ke Polres Jaksel. Lalu Polres Jaksel membawa sang model ke RS Polri. Belakangan, Novi menjadi tanggung jawab BNN dan dirawat di RSKO Cibubur karena positif menggunakan sabu dan mengalami gangguan jiwa.
Kronologi Perjalanan Novi Amilia
Hari Senin, 1 Juli 2013 lalu, tak akan pernah terlupakan bagi tukang ojek, Suhendar. Dia mengantar seorang model seksi yang tak tahu tujuan dan membuat ulah sepanjang perjalanan dengan membuka baju sampai melempar orang dengan sepatu.
Model itu tak lain adalah Novi Amilia, wanita yang sedang menjalani persidangan karena kasus lalu lintas di Taman Sari, Jakbar. Ini adalah insiden kedua yang membuat Novi harus berurusan dengan polisi.
Bagaimana kronologi perjalanan Novi dan Suhendar yang singkat namun menghebohkan itu? Ini dia ceritanya:
Senin 1 Juli 2013
07.00 WIB
Suhendar sedang mangkal di pangkalan ojek Karet Pedurenan, Setiabudi. Lalu, terdengar suara ribut-ribut di kosan. Ternyata ada Novi yang sedang mengamuk tak karuan.
Belakangan diketahui Novi sedang mencari seseorang di dalam kos. Namun setelah dicek, ternyata nama yang disebut Novi tak ada. Model seksi itu pun disuruh pulang, namun malah berontak.
Ketika itu, Novi mengenakan kemeja putih dan celana hijau. Bajunya sudah berantakan karena sempat ada adegan tarik menarik dengan penjaga kos.
Lalu pemilik kos mengambil KTP milik Novi. Di dalamnya tertulis, wanita berusia 25 tahun itu tinggal di kawasan Rusun Petamburan. Suhendar langsung mengecek ke rusun tersebut sendirian. Tapi petugas keamanan di lokasi menyebutkan Novi sudah tak tinggal di situ lagi.
07.30 WIB
Suhendar kembali lagi ke kosan Setiabudi. Dia kemudian membujuk Novi agar mau pulang. Si model pun mengangguk.
Awalnya, Novi sempat menyebut nama Rusun Karet Semanggi, namun di tengah jalan, dia minta putar arah ke Pancoran. Saat ditanya lebih detail soal alamat, dara cantik itu hanya menjawab 'lurus, belok, kiri, Bandung dan Surabaya'.
Setibanya di flyover Mampang, tepatnya di turunan, Novi mulai membuat ulah. Dia membuang sepatunya ke pinggir tol sambil berteriak 'awas!'.
08.00 WIB
Setibanya di kolong Pancoran, Novi minta diantar ke Mampang. Permintaan tersebut disampaikan sambil berteriak 'Mampang! Mampang!'.
Lalu saat di flyover di Cawang Gatsu, Novi melompat dari motor sambil berlari. Dia hendak menabrakkan dirinya ke mobil.
Sebelum sempat terjadi kecelakaan, Suhendar bisa menolong Novi dibantu pengendara lain dan seorang polantas. Tukang ojek asal Klaten itu sempat hendak menyerahkan Novi ke petugas tersebut, namun ditolak.
Namun belum sampai di Polsek, ada insiden lagi yang membuat Suhendar geleng-geleng kepala. Tak jauh dari Gedung Trans TV dan Trans7, Novi kembali turun lagi dari motor saat macet. Dia lalu melempari pengendara lain menggunakan alat kosmetik, perlengkapan ponsel dan segala isi tasnya.
08.15 WIB
Suhendar, tukang ojek yang mengantar Novi Amilia tiba-tiba merasakan ada yang aneh dengan penumpangnya. Pegangan tangan Novi ke pinggang Suhendar yang sebelumya keras, lalu melemah. Tak diduga, model cantik yang diboncengnya itu sedang membuka pakaian dan melempar pakaian dalamnya.
Setelah tidak memakai apa-apa, sejurus kemudian Novi mencekik leher Suhendar. Namun dia tetap berusaha mengendalikan motornya.
Suhendar lalu menyuruh Novi mengambil kembali bra yang dibuang. Tak lupa, dia juga mengingatkan model tersebut 25 tahun tersebut agar kembali mengancingkan bajunya.
08.30 WIB
Perjalanan Novi Amilia dan tukang ojek Suhendar yang penuh lika-liku berakhir di Polsek Mampang. Namun ternyata, berada di markas polisi tak membuat sang model cantik melunak. Dia masih berontak dan berteriak.
Wanita asal Medan itu sempat menolak turun dari motor. Hingga akhirnya petugas mengangkatnya dengan sedikit paksaan.
Hal lain yang membuat para petugas kaget adalah aksi Novi yang berteriak 'aku rela diperkosa polisi!' sambil berusaha kembali membuka bajunya. Untung, para petugas buru-buru mengamankannya.
Novi kemudian dibawa ke bagian informasi untuk dimintai keterangan. Sementara Suhendar diperiksa di lantai dua guna mengetahui peristiwa sebenarnya.
09.00 WIB
Setelah menceritakan kronologi kejadian dan menjelaskan data diri selama 30 menit di kantor polisi, Suhendar akhirnya diperbolehkan pulang. Dia pun bisa sedikit lega karena terbebas dari aksi Novi. Tak hanya itu, sang tukang ojek yang biasa mangkal di kawasan Setiabudi ini juga diberi imbalan ongkos yang setimpal.
Dia mendapat ongkos dari polisi Rp 50 ribu. Tak hanya itu, ibu kos di Setiabudi juga memberinya uang dan rokok.
Setelah diperiksa di Polsek, cerita tentang Novi berakhir di RSKO Cibubur. Dia kini menjalani perawatan karena terbukti mengkonsumsi sabu dan mengalami gangguan jiwa.
Tiba di Polsek Mampang, Novi Ngamuk dan Teriak
Perjalanan Novi Amilia dan tukang ojek Suhendar yang penuh lika-liku berakhir di Polsek Mampang. Namun ternyata, berada di markas polisi tak membuat sang model cantik melunak. Dia masih berontak dan berteriak.
Saat itu hari Senin 1 Juli 2013 sekitar pukul 08.30 WIB. Suhendar dan Novi baru saja berkendara dari kawasan kos Setiabudi, Jaksel. Mereka sempat berputar-putar di sekitar Pancoran dan Mampang dan mengalami sejumlah insiden di perjalanan.
Sang model seksi berusia 25 tahun itu mengamuk dua kali di jalanan, bahkan sempat membuka baju dan melempar bra. Suhendar sempat berharap, setibanya di Polsek Mampang, Novi bisa dikendalikan, ternyata tidak.
"Polisi ya kaget, pas mau apel dikasih orang stres," kata Suhendar sambil tersenyum kecil saat ditemui detikcom di Masjid Nurut Taqwa, Pedurenan, Kuningan, Rabu (3/7/2013).
Wanita asal Medan itu sempat menolak turun dari motor. Hingga akhirnya petugas mengangkatnya dengan sedikit paksaan.
"Akhirnya diangkat, tapi sambil berontak dan teriak 'nggak mau pulang, nggak mau pulang'," cerita Suhendar.
Hal lain yang membuat para petugas kaget adalah aksi Novi yang berteriak 'aku rela diperkosa polisi!' sambil berusaha kembali membuka bajunya. Untung, para petugas buru-buru mengamankannya.
Novi kemudian dibawa ke bagian informasi untuk dimintai keterangan. Sementara Suhendar diperiksa di lantai dua guna mengetahui peristiwa sebenarnya.
"Pas Novi dibawa, saya masih dengar suara teriak-teriak tuh," ungkapnya.
Setelah menceritakan kronologi kejadian dan menjelaskan data diri selama 30 menit di kantor polisi, Suhendar akhirnya diperbolehkan pulang. Dia pun bisa sedikit lega karena terbebas dari aksi Novi. Tak hanya itu, sang tukang ojek yang biasa mangkal di kawasan Setiabudi ini juga diberi imbalan ongkos yang setimpal.
"Ini saya dibilang kena musibah, tapi abis itu saya dapat rezeki. Dikasih duit sama polsek Rp 50 ribu, dikasih sama ibu kosan duit, juga dikasih rokok sama kopi," bebernya.
Setelah diperiksa di Polsek, cerita tentang Novi berakhir di RSKO Cibubur. Dia kini menjalani perawatan karena terbukti mengkonsumsi sabu dan mengalami gangguan jiwa.
Novi Amilia Sudah 5 Bulan Kos di Karet Kuningan, Sebulan Rp 3 Juta
Novi Amilia sudah 5 bulan menempati tempat kos di kawasan Karet Kuningan, Jaksel. Pondokan itu cukup mewah dan terdiri dari dua lantai. Wajar tarifnya cukup mahal, Rp 3 juta per bulan.
Novi menempati kamar kos di lantai dua, tepatnya di kamar 218. Novi tinggal seorang diri.
"Dia juga jarang di sini," bisik seorang warga yang tak mau disebut namanya .
Kadang, Novi pulang bersama rekan wanitanya. Jarang Novi bertegur sapa dengan rekan kos dan juga penjaga. Novi biasanya langsung masuk ke kamar.
"Suka keluar malam," imbuh warga itu.
Novi tinggal di kos eksklusif itu tidak membawa kendaraan. Padahal dahulu dia mempunyai Honda Jazz. Entah di mana mobil miliknya itu. Kini Novi kerap naik taksi untuk pulang-pergi.
Novi tidak menyetir mobil lalu sesuai saran pengacaranya. Penyebabnya, Novi masih dalam diadili dalam kasus kecelakaan lalu lintas di Taman Sari yang terjadi tahun 2012.
Novi berulah lagi pada Senin (1/7) di kawasan Mampang. Dia berteriak-teriak dan bahkan hendak membuka bajunya di tengah jalan. Tukang ojek kemudian membawanya ke Polsek Mampang, lalu diteruskan ke Polres Jaksel, sebelum akhirnya dirawat di RSKO Cibubur.
Suara Teriakan Novi Kerap Terdengar dari Kamar di Kos Mewahnya
Novi Amilia menginap di sebuah kos mewah di kawasan Karet Kuningan, Jaksel. Tarif kos di tempat itu cukup mahal, Rp 3 juta sebulan. Tapi Novi jarang nongol pulang ke kosan itu. Kalau pun dia ada, kadang terdengar teriakan dari kamarnya.
"Suka teriak teriak nggak jelas," terang seorang warga yang enggan disebutkan namanya saat ditemui di kos itu, Rabu (3/7/2013).
Rumah kos itu cukup luas, ada dua lantai dan sangat nyaman. Halaman parkir juga luas. Novi tak membawa kendaraan ke tempat kos ini. Dia kerap datang naik taksi.
"Kamarnya 218, dia itu teriak kadang siang, kadang malam," tutur warga itu.
Novi kadang datang bersama rekan ceweknya. Tak pernah terlihat dia bersama pria. "Dia baru 5 bulan di tempat kos ini. Ya cuma teriak teriak saja, nggak ngapa-ngapain," tutur warga itu.
Kamar Novi Seperti Kapal Pecah Rokok Berserakan
Oon (24) sudah 5 bulan ini kerap membersihkan kamar Novi Amilia di kos mewah di kawasan Karet Kuningan, Jaksel. Bagaimana isi kamar 218 itu? Oon mengaku seperti kapal pecah. Wah!
"Kamarnya kayak kapal pecah, barang berserakan. Ada juga rokok. Mbaknya kan emang ngerokok," terang Oon yang ditemui, Rabu (3/7/2013).
Oon tak pernah melihat Novi memakai narkoba, tapi perempuan ini kerap melihat Novi tertawa sendiri. "Ya suka pakai sepatu loncat-loncat di kasur, lihat HP ketawa-tawa, sambil nyanyi," terang Oon.
Tak pernah dia terlibat pembicaraan. Dia membersihkan kamar itu bila Novi datang setelah pulang bepergian. "Saya mah nggak pernah nemu aneh-aneh yang lain, ya paling itu tadi teriak teriak," tegasnya.
RSKO Cibubur Butuh Waktu Pulihkan Novi dari Efek Ketergantungan Zat
Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur masih merahasiakan zat yang menyebabkan Novi Amilia mengalami goncangan jiwa. Namun RSKO menyiratkan butuh waktu untuk memulihkan kondisi Novi dari aspek ketergantungan.
"Aspek ketergantungan itu sulit. Bukan tidak mungkin tapi sulit, tapi setelah itu kan tidak tahu. Pengobatan itu jangka panjang," jelas Dirut RSKO Cibubur dr Laurentius Panggabean di RSKO Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (2/7/2013).
Proses pemulihan goncangan jiwa Novi yang beristilah medis chronicle relapsing disease ini butuh waktu. Apalagi goncangan jiwa Novi ini terkait penggunaan zat.
Laurentius mencontohkan untuk orang ketergantungan, proses detoksifikasi biasanya memakan waktu 3-5 hari, ditandai dengan proses gelisah serta halusinasi selama 2 pekan.
"Ini bukan Novi ya, ini gambaran aja. Diagnosa tidak bisa diungkapkan, itu rahasia medis, harus dipahami bersama," jelas Laurentius.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment