[FOTO] KRONOLOGIS BALITA IQ 3,5 TAHUN DIPOTONG LIDAHNYA Tersangka Dadang Pelaku Penculikan dan Penyiksaan Terhadap IQ Anaknya Iis Novianti. Nasib malang menimpa IQ (3,5) seorang anak penjual es teh manis keliling yang biasa berjualan di kawasan Stasiun Senen, Jakarta Pusat. Bocah tersebut diculik oleh Dadang (29). Dia diekploitasi menjadi pengamen dan kerap disiksa hingga tega menggunting lidah bocah itu.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengatakan, setelah IQ dinyatakan sehat, maka langsung dipelihara oleh negara.
"Tujuan dipelihara negara supaya tidak jadi hal serupa pada anak tersebut," kata Arist.
Arist menuturkan, selain mencegah terjadinya penganiayaan, pemeliharaan oleh negara karena sampai saat ini ibu kandung IQ menghilang. Di rumah sakit IQ hanya ditemani oleh beberapa sanak saudaranya seperti paman dan keluarga terdekatnya.
Arist menduga, ibu IQ menghilang karena sempat mendapat intimidasi dari pelaku, tetapi hingga kini pihak Komnas PA dan Polres Metro Jakarta Utara tengah melakukan pencarian terhadap ibu IQ.
"Ibu IQ masih tidak tahu di mana. Selain fokus pada kesehatan IQ, kami juga berusaha ingin mempertemukan IQ dengan ibunya," ujar Arist.
Arist menambahkan, pihaknya hari ini akan melakukan kunjungan ke RSUD Koja untuk melihat kondisi terakhir bocah malang itu, karena kemarin malam kondiri IQ terus memburuk dan kesadarannya makin menurun.
Sepert diketahui, penganiayaan ini terungkap setelah salah satu penumpang TransJakarta bernama Juliana melihat IQ sedang dibawa Dadang mengamen di halte Transjakarta Mangga Dua, Kamis 13 Maret. Iba, wanita berusia 32 tahun itu langsung membawa bocah malang itu ke Puskesmas di kawasan Jakarta Utara.
Setibanya di Puskesmas, sekitar pukul 10.00, dokter yang memeriksa Iqbal menemukan banyak luka di bagian tubuhnya. Ada luka bakar, sundutan api rokok, dan korban mengalami pembengkakan pada alat kelaminnya.
Bukan hanya itu, korban diketahui datang ke Puskesmas dalam keadaan kejang-kejang. Saat itu, pihak Puskemas langsung menaruh curiga dengan orangtua korban dan selanjutnya menghubungi kepolisian.
Cara Dadang Siksa Balita Iq
Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara telah menggelar rekonstruksi kasus penganiayaan dan eksploitasi yang menimpa balita berusia 3,5 tahun, Iq, Rabu 19 Maret 2014. Dari hasil reka ulang itu, diketahui detik-detik penganiayaan dan eksploitasi yang dilakukan Dadang Saputra (29).
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Daddy Hartadi mengatakan, Dadang mulai menganiaya Iq sejak akhir bulan Desember 2013, setelah dirinya menculik Iq di awal bulan Desember 2013. Dalam reka ulang itu, diketahui Iq mengalami penyiksaan di empat lokasi berbeda.
"Biasanya DS menyiksa korban di tempat yang tersembunyi," kata Daddy.
Namun dari sembilan adegan reka ulang diketahui, Dadang kerap menganiaya korban di malam hari dan secara sadar. Mulai dari di bawah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pademangan Jalan Gunung Sahari, Jakarta Utara, JPO Mangga Dua, Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta Barat, dan Toilet di Pasar Pagi Mangga Dua dan Kawasan Fatahilah, Jakarta Barat
Adegan reka ulang pertama di bawah JPO Pademangan dan dilakukan pada malam hari dan dilakukan di tempat sepi. Disinilah Iq mengalami penyiksaan yang membuatnya harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara.
"Kemaluan dan paha Iq ditendang sebanyak satu kali menggunakan kaki sebelah kanan," kata Daddy.
Minta Sepeda
Hal itu dilakukan lantaran Iq terus menangis dan meminta dibelikan sepeda. Masih kesal mendengar rengekan korban, Dadang langsung mengambil paku yang kebetulan ada dekatnya.
Dengan menggunakan korek api, paku itu dibakar dan dipanaskan. Tanpa belas kasih, Dadang langsung menusuk paku itu ke tubuh mungil Iq sebanyak 15 kali tusukan.
Penyiksaan tak berhenti sampai disitu, perut Iq digigit dan dengan tangan kanannya, wajah polos Iq ditampar. Lagi-lagi kekerasan itu terjadi lantaran rengekan Iq pada pelaku.
"Awalnya saya sering membelikan mainan dan baju untuk Iq. Tapi karena sering menangis, makanya saya menyakiti dia," kata Dadang.
Digunting Lidahnya
Adegan kedua, di bawah JPO Mangga Dua. Dengan keji, Dadang menggunting lidah dan alat kelamin Iq.
Bahkan dia juga menyundut lengan kanan Iq dengan puntung rokok miliknya. Penyiksaan itu dilakukan sebanyak lima kali di lengan sebelah kiri.
"Saya memotong alat kelaminnya, soalnya kesal. Dia buang air besar sembarangan di badan saya," kata Dadang.
Kesal pakaiannya dikotori, Dadang kemudian membersihkan diri di toilet Pasar Pagi Mangga Dua. Di tempat reka ulang ketiga ini, dia juga membersihkan tubuh Iq.
Dadang mengatakan, setibanya di toilet, Dadang mematahkan tangan sebelah kiri Iq. Dan saat itu ada saksi yang melihat kejadian itu.
Kemudian di lokasi adegan keempat yaitu di kawasan Fatahilah, Jakarta Barat, Dadang menjedotkan kepala Iq di bangku panjang yang berada di kawasan tersebut.
Pasca penyiksaan itu, nyawa Iq berhasil diselamatkan setelah dibawa ke Puskesmas di kawasan Pademangan oleh seseorang penumpang TransJakarta.
Atas tindakannya, Dadang ditetapkan menjadi tersangka penganiayaan. Dia dijerat pasal berlapis, yaitu. Pasal 330 KUHP tentang penculikan, Pasal 354 KUHP tentang penganiayaan berencana dan Pasal 800 Undang-Undang Perlindungan Anak nomor 23 Tahun 2002 tentang Kekerasan Terhadap Anak, dan Pasal 88 UU perlindungan anak melakukan ekploitasi demi kepentingan ekonomi, dengan pidana kurungan seumur hidup.
Kondisi Iq, Bocah yang Lidahnya Digunting Makin Membaik
Komisi Nasional Perlindungan Anak bersama dengan Kementerian Sosial kembali mengunjungi Iq, balita berusia 3,5 tahun yang diculik dan dianiaya Dadang Saputra (29). Saat awal masuk rumah sakit, kondisi Iq kritis karena lidah bocah malang itu digunting oleh mantan kekasih ibu kandungnya itu.
Setelah dirawat beberapa hari di RSUD Koja, Jakarta Utara, kondisi Iq semakin membaik. "Tapi Iq perlu dilakukan penyatuan kembali ke pihak keluarga. Namun sayangnya ibu kandungnya belum bisa ditemukan," ujar Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, Senin 24 Maret 2014.
Arist menduga, belum ditemukannya Iis Novianti, ibu kandung Iq karena dia turut menjadi korban kekerasan Dadang. Hingga saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Polres Jakarta Utara untuk menemukan Iis.
Proses pencarian juga sudah dilakukan, mulai dari mendatangi rumah saudara Iis hingga tempat dia berjualan yakni di kawasan Senen, Jakarta Pusat.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Polres Jakarta Utara melakukan rekontrusi kasus penganiayaan dan eksploitasi yang menimpa Iq oleh Dadang.
Dadang diketahui mulai menganiaya Iq sejak akhir bulan Desember 2013, setelah dia menculik Iq di awal bulan Desember 2013. Dalam reka ulang itu, diketahui Iq mengalami penyiksaan di empat lokasi berbeda.
Dari sembilan adegan reka ulang diketahui, Dadang kerap menganiaya korban di malam hari dan secara sadar. Mulai dari di bawah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pademangan Jalan Gunung Sahari, Jakarta Utara, JPO Mangga Dua, Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta Barat, dan toilet di Pasar Pagi Mangga Dua dan Kawasan Fatahilah, Jakarta Barat.
Adegan reka ulang pertama di bawah JPO Pademangan dan dilakukan pada malam hari dan dilakukan di tempat sepi. Disinilah Iq mengalami penyiksaan yang membuatnya harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara.
Polisi Temukan Ibu Kandung IQ, Balita yang Lidahnya Dipotong
Tim Operasi Kriminal (Opsnal) dari Satuan Polisi Resor Jakarta Utara berhasil menemukan ibu kandung IQ, balita yang lidahnya dipotong oleh Dadang (29 tahun). Menurut polisi, perempuan itu adalah Iis Novianti.
Iis merupakan mantan kekasih Dadang. Perempuan 30 tahun itu ditemukan di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat kemarin, 28 Maret 2014.
"Dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Kebon Jeruk. Hingga saat ini, dia masih diperiksa, namun jawabannya masih berubah-ubah," ujar Kepala Satuan Reserse Krminal Ajun Komisaris Besar Polisi Daddy Hartadi di Jakarta, Sabtu 29 Maret 2014.
Saat ditangkap, awalnya Iis tidak mengaku bocah berusia 3,5 tahun itu adalah anak kandunganya. Tapi akhirnya ia mengakui juga bahwa IQ adalah darah dagingnya. Iis juga mengaku memang pernah menjalin hubungan spesial dengan tersangka Dadang.
Iis ditemukan ketika petugas kepolisian mencari informasi di tempat IQ diculik, di kawasan Senen, Jakarta Pusat.
"Berdasarkan informasi yang didapatkan diketahui Iis melamar pekerjaan di sebuah yayasan penyalur rumah tangga di kawasan Kemayoran."
Saat yayasan penyalur PRT itu didatangi petugas, Iis ternyata sudah bekerja sebagai PRT hingga akhirnya pihak kepolisian mencoba menghubungi majikan Iis. Majikannya pun akhirnya sepakat menyerahkan Iis kembali ke yayasan.
Sementara itu, saudara kandung Iis, Wira (36 tahun) mengatakan bahwa pihak keluarga sudah mengetahui bahwa Iis telah ditemukan.
"Kami diberi kabar pihak kepolisian sekitar pukul 00.00 WIB," kata Wira.
Hingga saat ini, Iis masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Utara. Sementara kondisi IQ saat ini berangsur membaik. IQ sudah bisa tersenyum dan berkomunikasi dengan orang di sekitar.
Dibawa Mengamen
Penganiayaan ini terungkap setelah seorang penumpang TransJakarta bernama Juliana melihat IQ sedang dibawa Dadang mengamen di halte Transjakarta Mangga Dua, Kamis 13 Maret. Iba, wanita berusia 32 tahun itu langsung membawa bocah malang itu ke Puskesmas di kawasan Jakarta Utara.
Setibanya di Puskesmas, sekitar pukul 10.00, dokter yang memeriksa Iqbal menemukan banyak luka di bagian tubuhnya. Ada luka bakar, sundutan api rokok, dan korban mengalami pembengkakan pada alat kelaminnya.
Bukan hanya itu, korban diketahui datang ke Puskesmas dalam keadaan kejang-kejang. Saat itu, pihak Puskemas langsung menaruh curiga dengan orangtua korban dan selanjutnya menghubungi kepolisian.
Bocah tersebut diculik oleh Dadang. Dia diekploitasi menjadi pengamen dan kerap disiksa hingga tega menggunting lidah bocah itu.
Iis Tak Tahu Lidah Anaknya Dipotong Mantan Kekasih
Kabar mengenai penganiayaan dan eksploitasi yang dialami bocah malang berusia 3,5 tahun, IQ menjadi topik hangat dalam beberapa pekan belakangan ini.
Namun ibu kandung IQ, tak mengetahui mengenai tindak kriminal yang dilakukan mantan kekasih, Dadang pada IQ.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Polisi, Daddy Hartadi mengatakan, salah satu alasan Iis Novianti (30) tak mengetahui anaknya, IQ dianiaya oleh mantan kekasihnya lantaran dia tak pernah menonton televisi.
"Itu karena dia (Iis) baru bekerja sebagai PRT selama satu minggu. Oleh karena itu, Iis masih tidak diperbolehkan menonton televisi," ujar Daddy, di Jakarta, Sabtu 29 Maret 2014.
Bukan hanya itu, kepada penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Utara, Iis mengaku sang majikan juga jarang menonton televisi. Hal itulah yang membuatnya tak pernah tahu pemberitaan sadis yang dialami bocah malang itu.
Saat bertemu dengan IQ di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU), Iis tak kuasa menahan kesedihannya. Dia tak sanggup melihat kondisi tubuh anaknya yang penuh luka akibat dianiaya Dadang (29 tahun).
Bahkan Iis sempat terjatuh lantaran tak kuasa melihat penderitaan buah hatinya itu. IQ yang sedang tidur pulas, tiba-tiba terbangun karena mendengar suara tangisan ibunya yang sudah hampir satu tahun tak bertemu.
Kakak kandung Iis, Ira Mariyani mengatakan adiknya sangat terpukul melihat kondisi IQ. "Dia sangat sedih melihat kondisi anaknya saat ini. Iis lemes lihat IQ," kata Ira di rumah sakit.
Iis menunggu anaknya di luar ruang PICU. Namun, sesekali dia minta diantar bertemu IQ. Namun, ketika melihat anaknya lagi, Iis kembali menangis histeris. Keluarga terus berusaha menenangkan Iis.
Sementara itu, dokter Dewi, salah satu dokter yang menangani IQ mengatakan, Iis saat ini sedang dalam penanganan psikiater karena mengalami stres berat. Emosionalnya kerap tak terbendung. Karena kesedihannya itu, Iis belum bisa berkomunikasi dengan IQ.
"Saat ini posisinya antara sedih dan gembira karena bertemu anaknya," kata Dewi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Utara, Ajun Komisaris Besar Polisi Daddy Hartadi, mengatakan saat diperiksa, Iis mengaku sering melihat Dadang memukul dan mencekik leher IQ.
"Dadang juga sudah beberapa kali mencoba membawa IQ, namun gagal karena Iis sering berteriak dan meminta tolong orang di sekitar," kata Daddy.
Kata Daddy, Iis mengakui memang pernah menjalin hubungan spesial dengan tersangka Dadang. Hubungan itu berakhir, lantaran Iis sering mendapat perlakuan kasar dari Dadang.
Sementara itu, kondisi IQ saat ini semakin membaik.
IQ yang masih dirawat di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU), kini sudah bisa berlatih makan sendiri dan duduk. Dia tinggal menjalani rehabilitasi. Dua atau tiga hari kedepan, IQ sudah dapat dipindahkan dari PICU ke ruang perawatan.
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2014/03/foto-kronologis-balita-iq-35-tahun.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment