FOTO PELAKU PEMBUNUH ADE SARA Barang Bukti Pembunuhan dan Ade Sara Di Setrum Oleh Pelaku Hafitd. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto menjelaskan jika pengungkapan identitas Ade Sara diketahui setelah pihak kepolisian Polresta Kota Bekasi mengidentifikasi mayat korban melalui sidik jari, profil, dan tanda-tanda yang melekat di tubuhnya.
Petugas yang datang ke rumah Sara menanyakan pada orang tua korban kapan terakhir bertemu anak semata wayangnya itu. "Kepada polisi, orangtua korban mengatakan bahwa Ade Sara pamit pada hari Senin 3 Maret 2014 untuk pergi ke tempat temannya di kawasan Rawamangun dan langsung ikut les Jerman," kata Rikwanto, Jumat 7 Maret 2014.
Sejak Senin lalu, lanjut Rikwanto, kedua orangtuanya mengaku tidak lagi bertemu dengan mahasiswi Universitas Bunda Mulya itu.
Berdasarkan keterangan dari salah satu teman korban, diketahui pada hari Senin lalu korban akan bertemu dengan mantan kekasihnya yang juga pelaku utama kasus ini yakni Ahmad Imam Al Haffitd di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat.
Dari situ, polisi kembali menaruh curiga pada Hafitd. Pengembangan penyidik terhadap pelaku terus dilakukan. Pada hari Kamis 6 Maret 2014 kemarin, lanjut Rikwanto, polisi datang ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk melihat hasil visum dan saat itu banyak kerabat korban yang datang, salah satunya adalah Hafitd.
Polisi pun langsung berbincang dan bertanya pada yang bersangkutan mengenai korban. "Saat itu penyidik melihat ada bekas luka di bagian tangan HF dan saat pelaku memberikan jawaban yang tak meyakinkan. Akhirnya HF mengaku bahwa itu adalah bekas gigitan dari Sara," kata Rikwanto.
Dari perkembangan itulah, didapatkan keterangan bahwa dia mengundang korban untuk bertemu dengannya. Namun pertemuan itu ditolak, sehingga pelaku meminta bantuan kekasih barunya, Assyifa Ramadani (19).
Bujukan Assyifa pun membuat korban mau bertemu dengan pelaku. Rikwanto mengantakan permintaan itu dipenuhi korban lantaran mereka bertiga adalah teman dekat saat duduk di bangku sekolah, SMAN 36, Jakarta.
Detik-detik Pembunuhan Ade Sara
Sekitar pukul 21.00 WIB, Senin 3 Maret 2014, korban dan kedua pelaku bertemu di kawasan Gondangdia dan langsung masuk ke dalam mobil milik Hafitd. Selama pembicaraan dalam mobil, korban sempat emosi dan langsung berusaha melarikan diri, namun dihadang oleh Assyifa. Korban bahkan sempat berontak.
Saat itu, mobil yang dalam keadaan berhenti langsung berjalan, berputar-putar ke arah Jakarta Selatan, Rawamangun, lalu menuju kawasan Jakarta Timur. Hafitd yang mengendarai mobil, sementara Ade Sara dan Assyifah duduk di bangku belakang dan selama perjalanan itu, korban dianiaya pelaku.
"Korban di setrum dengan alat setrum berbentuk microphone sepanjang 10 cm. Setruman itu pun membuat korban lemah dan pingsan," kata Rikwanto.
Setelah itu, mulut korban disumpal menggunakan koran. Peran itu dilakukan oleh Assyifa. Setelah mengetahui korban meninggal dunia, kedua pelaku pun langsung mencari tempat yang aman untuk membuang mayat korban.
Setelah akhirnya dibuang di pinggir Jalan Tol Bintara, KM 41, Bekasi, Jawa Barat, Rabu 5 Maret 2014 dini hari, kedua pelaku juga membuang barang-barang milik korban. Tas dan buku-buku milik Sarah dibuang ke jalan, alat setrum dibuang di kawasan Bantargebang, dekat kediaman Hafitd.
Ade Sara Disetrum Lalu Mulutnya Disumpal Koran Sampai Tewas
Polisi akhirnya menangkap pelaku pembunuhan mahasiswi Universitas Bunda Mulia, Ade Sara Angelina Suroto (19). Mayat Ade yang mengenakan gelang karet warna merah bertuliskan 'Java Jazz Festival' itu ditemukan di pinggir Jalan Tol JORR, KM 41, Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu pagi kemarin 5 Maret 2014.
Pelaku dengan mudah ditangkap, sebab polisi berhasil menguak identitas korban. Identitasnya terlacak, berkat sidik jari yang datanya sudah terekam di e-KTP. Sesuai e-KTP, korban merupakan warga Jalan Lodan Raya 2, Ancol, Jakarta Utara. Dia mahasiswi Universitas Bunda Mulia semester dua.
Kepala Sub Bagian Humas Polresta Bekasi Kota, Ajun Komisaris Siswo, mengatakan pelaku yang ditangkap berjumlah dua orang. Yakni, Hafitd (19) yang merupakan mantan pacar Ade, serta Assyifa (18) pacar baru Hafitd.
"Hafitd kami tangkap saat melayat jenazah korban di RSCM Jakarta, sekitar pukul 16.00 WIB Kamis sore kemarin," kata Siswo, Jumat 7 Maret 2014.
Polisi kemudian melakukan pengembangan dengan memintai keterangan Hafitd. Hasilnya, satu jam kemudian polisi menangkap tersangka lainnya, Assyifa, di Universitas Kalbis, Pulomas, Jakarta Timur.
Dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa Hafitd ingin membunuh karena sakit hati Ade tidak mau ditemui lagi. Sementara Assyifa, setuju ikut dalam pembunuhan, karena faktor cemburu.
"Hafitd dan Assyifa kemudian membuat rencana agar korban bersedia ditemui. Setelah bertemu, korban kemudian ditarik oleh Hafitd ke dalam mobil KIA Visto miliknya," kata Siswo.
Di dalam mobil milik Hafitd tersebut, Ade dipukuli oleh keduanya. Korban juga disetrum oleh Assyifa, beberapa kali menggunakan alat berdaya 330 volt. "Semuanya dilakukan di dalam mobil, sepanjang perjalanan dari Jakarta Selatan menuju Jakarta Timur," katanya.
Setelah pingsan, oleh Hafitd mulut korban disumpal dengan kertas koran. Karena kesulitan bernapas, Ade pun akhirnya meregang nyawa. "Setelah tahu korban tidak bernafas, mayatnya lalu di buang di Tol JORR KM 41, Bintara, Bekasi Barat, sekitar pukul 04.00 WIB Rabu pagi," kata Siswo. Dua pelaku kini ditahan di Mapolresta Bekasi Kota.
Pasangan Kekasih Pembunuh Ade Sara Terancam Hukuman Mati
Sepasang kekasih, Hafitd (19) dan Assyifa (18) harus meringkuk di tahanan Mapolresta Bekasi Kota. Kedua mahasiswa itu ditangkap kemarin petang karena diduga membunuh Ade Sara Angelina Suroto (19). Hafitd merupakan mantan pacar Ade, dan Assyifa (18) pacar baru Hafitd.
Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Komisaris Nuredy Irwansyah, mengatakan mereka bersekongkol dalam menjalankan pembunuhan tersebut. "Mereka pacaran, sementara korban mantan pacar pelaku pria," kata Nuredy, Jumat, 7 Maret 2014.
Dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa Hafitd ingin membunuh karena sakit hati Ade tidak mau lagi ditemui. Sementara Assyifa, setuju ikut dalam pembunuhan, karena faktor cemburu.
"Hafitd dan Assyifa kemudian membuat rencana agar korban bersedia ditemui. Setelah bertemu, korban kemudian ditarik oleh Hafitd ke dalam mobil Kia Visto miliknya," ucap Kepala Sub Bagian Humas Polresta Bekasi Kota, Ajun Komisaris Siswo.
Di sepanjang perjalanan mereka memukuli korban bahkan menyetrumnya hingga pingsan. Setelah itu, mulut Ade disumpal dengan kertas koran hingga hembuskan nafas terakhir. Jasad Ade dibuang di pinggir Tol Bintara, Bekasi.
Hafitd ditangkap saat melayat jenazah korban di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Setelah menangkap Hafitd, polisi menciduk Assyifa di Kalbis Institute di Pulomas, Jakarta Timur.
Atas perbuatannya, kata Siswo, kedua pelaku dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. "Ancamannya hukuman mati atau penjara seumur hidup, selam-lamanya 20 tahun penjara," ujar Siswo.
Jasad Ade ditemukan pertama kali oleh petugas derek jalan tol bernama Didin Hermansyah di Tol Bintara arah Cikunir KM 49 sekitar pukul 06.30 WIB pada Rabu pagi, 5 Maret 2014.
Saat itu Didin tengah melintas di lokasi. Saat ditemuka, Ade, mengenakan baju warna putih lengan panjang, dan rok warna hitam. Di tubuhnya terdapat bekas luka lebam. Ade memakai gelang karet warna merah di tangan kiri, dengan tulisan "Java Jazz Festival".
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2014/03/foto-pelaku-pembunuh-ade-sara-barang.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
+Sumba+Barat+Daya+Dibakar+Massa.jpg)
No comments:
Post a Comment