PENYEBAB JATUHNYA AIRASIA QZ8501 DI SELAT KARIMATA Pencarian pesawat AirAsia QZ8501. Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, sudah memasuki hari ke-12.
Tapi, tim SAR gabungan belum juga dapat menemukan kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501.
Kotak hitam merupakan alat penting untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat jenis Airbus 230-200 tersebut.
Kotak rahasia perekam semua aktivitas pilot dan awak kabin sebelum pesawat jatuh itu akan diperiksa di laboratorium (Lab) Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang terletak di Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat.
Lab untuk membaca kotak hitam pesawat tersebut terletak di lantai 3 gedung KNKT yang berada dalam ruangan rapat tim investigator. Ruangannya kecil, hanya berukuran 4x4 meter.
Tak ada yang istimewa dalam ruangan ini, di semua sudut ruangan hanya dipenuhi perlengkapan komputer. Di dinding ruang rapat nampak terpampang peta, detail dengan titik dan garis ruas jalur lalu lintas udara wilayah Indonesia.
Di tengah-tengah ruangan nampak lima tim investigator baru usai rapat membicarakan kasus jatuhnya pesawat AirAsia milik maskapai Malaysia. Dua di antaranya bergabung tim investigator yang diperbantukan dari Korea Selatan. Rapat itu sebelumnya dipimpin langsung oleh Ketua KNKT Tatang Kurniadi.
Salah satu investigator KNKT, Bahar Ilyas, mengatakan bila telah ditemukan, kotak hitam milik QZ8501 itu akan langsung dibawa ke KNKT untuk diperiksa, membaca hasil percakapan dan aktivitas sebelum hilang kontak pada Minggu pagi 28 Desember lalu.
"Nanti kalau sudah ketemu, black box-nya dibawa ke sini untuk diperiksa di Lab," Bahar dalam perbincangannya di KNKT, Rabu 7 Januari 2015.
Pria yang juga berprofesi sebagai pengatur lalu lintas udara ini menuturkan, Lab untuk membaca kotak hitam pesawat itu telah dibangun sejak lima tahun silam. Lab ini dibangun paska tragedi pesawat Adam Air DH1574 rute Surabaya-Manado yang jatuh di wilayah Sulawesi Selatan.
"Lab ini didirikan pada 17 Agustus 2009 lalu," ujarnya.
Bahar menambahkan, di Lab ini tidak banyak tim yang bekerja, hanya ada tiga ahli yang bekerja. Jika dulu setiap ada kecelakaan pesawat di Indonesia, kota hitamnya di bawa ke luar negeri untuk diperiksa.
Namun sekarang KNKT sudah memiliki peralatan dan tenaga ahli sendiri untuk membaca kotak rahasia tersebut.
"Di Lab ini ahlinya hanya ada tiga orang yang bekerja. Kalau dulu dibawa ke luar negeri, karena kami belum punya alatnya," kata Bahar.
Menurutnya, semua spesifikasi kotak hitam setiap pesawat sama. Bahkan kotak rahasia yang digunakan pesawat zaman sekarang memiliki lebih banyak kelebihan dalam merekam seluruh aktivitas dalam mode transportasi udara itu.
"Dulu black box hanya merekam beberapa macam data. Sekarang sudah tambah, banyak data yang direkam," katanya.
Salah satu ahli pembaca kotak hitam yang enggan disebutkan namanya itu mengakui, mereka hanya tiga orang satu tim sebagai ahli untuk membaca kotak hitam. Mereka masing-masing bertugas untuk membaca flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR).
"Dua orang bertugas baca FDR yang isinya kecepatan, ketinggian dan semua aktivitas. Sedangkan satu lagi ditugasi di CVR yang berisi semua percakapan," ujarnya.
Sementara itu, pada kotak hitam itu terdapat Emergency Locator Transmitter (ELT) atau alat navigasi darurat dan underwater locator beacon (ULB), benda ini berukuran 100 cm yang menempel pada kotak hitam. ULB ini sebagai alat yang memancarkan sinyal darurat.
"Untuk menangkap sinyal ULB ini harus berada 200 meter dari posisi letaknya. Alat ini hanya bisa memancarkan sinyal selama 30 hari," katanya.
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2015/01/penyebab-jatuhnya-airasia-qz8501-di.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment