DAMPAK ALAT KONTRASEPSI BIKIN OBESITAS Rentan Diabetes. Secara umum, wanita rentan mengalami kenaikan berat badan dan obesitas. Padahal kondisi ini berisiko menyebabkan sejumlah penyakit seperti diabetes, penyakit jantung dan stroke hingga kematian. Lagipula menurut sebuah studi, jika wanita subur yang mengalami obesitas memakai alat kontrasepsi tertentu maka ia lebih rentan terkena diabetes.
Alat kontrasepsi yang dimaksud adalah long-acting reversible contraception (LARC) yang mengandung hormon progestin. Jadi meskipun peneliti mengakui jika jenis kontrasepsi ini aman tapi wanita yang menggunakannya berisiko terkena penyakit diabetes tipe 2 lebih tinggi dibanding wanita yang memakai kontrasepsi non-hormonal, terutama jika wanita itu mengalami obesitas.
"Kontrasepsi yang mengandung progestin ini ternyata berdampak terhadap penanda metabolik pada wanita yang mengalami obesitas," ungkap peneliti Nicole M. Bender yang juga asisten profesor obstetri klinis dan ginekologi dari Keck School seperti dikutip dari medindia, Selasa (12/2/2013).
Kesimpulan tersebut diperoleh setelah peneliti mengamati penanda metabolik pada tiga kelompok wanita selama 6 bulan. Pertama, kelompok pengguna kontrasepsi non-hormonal seperti kondom, IUD dan sterilisasi pria/wanita. Kedua, kelompok pengguna perangkat LARC yang ditanamkan di dalam rahimnya serta kelompok ketiga yang menggunakan perangkat LARC yang ditanamkan di bawah kulit.
"Ketiganya terbukti aman dan efektif, bahkan mereka tidak mengubah tekanan darah, berat badan atau kadar kolesterol. Tapi pada pengguna implan LARC di bawah kulit ditemukan adanya peningkatan kadar gula darah sebanyak 10 persen, padahal pada pengguna IUD kenaikannya hanya 5 persen dan pengguna kontrasepsi non-hormonal sebesar 2 persen. Efek penggunaannya terhadap sensitivitas insulin pun hampir sama. Namun kami tak mengetahui apakah efek ini akan terus berlangsung jika perangkatnya digunakan dan dipelajari dalam kurun waktu lebih lama," tandas peneliti lain, Penina Segall-Gutierrez.
Segall-Gutierrez dan rekannya, Keck juga telah mempelajari efek metabolik pada metode pengendalian kelahiran lainnya pada tahun 2012. Dari situ keduanya mengungkap bahwa wanita obesitas yang mendapatkan suntikan kontrasepsi yang mengandung progestin setiap tiga bulan sekali juga berisiko tinggi menderita penyakit diabetes tipe 2.
"Secara keseluruhan, kami menyimpulkan bahwa metode seperti suntikan progestin dan implan progestin yang ditanamkan dalam kulit sama-sama 'memasukkan' progestin dengan kadar tinggi ke dalam tubuh si wanita subur sehingga meningkatkan risiko perubahan metabolik, padahal metode seperti IUD hanya memberikan dampak lokal seperti pada rahim saja," simpulnya.
Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Contraception. Semoga artikel ini bermanfaat.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment