Berikut temuan-temuan Ahok yang fantastis seperti dirangkum dibawah ini :
Ahok mengungkapkan ada banyak koperasi di Jakarta yang hanya digunakan untuk kepentingan pengelola semata. Untuk koperasi yang hanya mencuri uang rakyat itu, Ahok mengancam akan membubarkan."Kami mengimbau koperasi-koperasi, kalau koperasi yang tidak jelas bubarkan saja. Kalau ada calo-calo, bubarkan saja. Tidak ada lagi buang-buang uang rakyat," kata Ahok.Ahok mengatakan itu dalam pemaparan di depan rapat dengan Komite IV DPD RI di kantor Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2013).
Ahok juga tidak akan mengakomodir koperasi 'abal-abal' yang hanya bermodalkan surat izin semata. Dia akan mengamankan uang rakyat yang digunakan untuk pembentukan koperasi."Kalau koperasi cuma ada anggotanya saja, terus tanda tangan kerja sama, bikin proposal, dibongkar terus dijual. Mereka dapat komisi. Tidak ada lagi yang seperti itu! Itu namanya mencuri uang rakyat, tugas kami mengamankan ini," ujar Ahok.
Dalam kesempatan yang sama, Ahok mengatakan ada koperasi yang hanya didirikan untuk menjadi broker atau makelar."Dari total 7.612 koperasi, sepertiganya tidak aktif. Dan maaf-maaf saja banyak yang berfungsi sebagai broker," kata dia.Dalam data yang dipaparkan Ahok, untuk tahun 2013 ini, Pemprov DKI mengalokasikan dana Rp 355 miliar untuk pengelolaan koperasi. "Kami tidak khawatir dengan dana, yang penting bagi kami tidak dicuri oleh oknum rakyat, oknum koperasi atau oknum pejabat," tutur Ahok.
Selaku tuan rumah acara tahunan Pekan Raya Jakarta (PRJ), Ahok mengungkapkan jika Pemprov DKI diminta membayar stand Rp 4 miliar. Ahok pun mengancam akan memboikot keikutsertaan Jakarta dalam acara megah tersebut."PRJ kita tidak mau Bu, apa-apaan sewa Rp 4 miliar," kata Ahok dalam rapat bersama Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) DKI Jakarta pada Kamis (29/11/2012) yang diupload di Youtube oleh Pemprov DKI.
Dengan gaya khasnya, Ahok meletup-letup mengenai biaya sewa tersebut. Selaku tuan rumah sudah sewajarnya diberikan stand secara gratis. Bahkan secara berseloroh menggunakan istilah 'jatah preman'."Minta jatah preman, punya kita kok. Ini acara kita kok, mana ada acara kita, kita sudah bayar EO, kita bikin acara, mereka dapat untung, terus kita sendiri suruh bayar," beber Ahok dalam rekaman di menit ke 32.Tidak hanya mengancam memboikot keikutsertaan, Ahok juga tidak segan jika Jakarta tak ikut meresmikan acara tersebut."Nggak usah diresmikan, boikot, nggak usah datang," cetus Ahok.
Ahok mengungkapkan ratusan yayasan di Jakarta mendapat hibah Rp 2,2 triliun. Ahok pun mengeluhkan hal tersebut.Contohnya, Ahok mempertanyakan Yayasan Benyamin Suaeb yang tahun lalu menerima dana hibah dari Pemprov DKI hingga Rp 1 miliar. Sementara tahun ini, Yayasan Benyamin Suaeb mengajukan dana hingga Rp 4,5 miliar."Ya memang kita harus menghargai tokoh-tokoh Betawi, tapi keluarganya bukan miskin juga kan," kata Ahok.Ahok mengatakan itu dalam pertemuan bersama pengurus dan pengelola IKJ di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat (17/12/2012).
Video pertemuan ini diupload di YouTube oleh Pemprov DKI dengan judul "17 Des 2012 Wagub Bpk. Basuki T. Purnama Menerima Pengurus atau Pengelola IKJ"."Untuk model-model begini, Pak, DKI menghabiskan Rp 2,2 triliun. Sementara kita juga butuh rumah sakit yang Rp 250 miliar yang harus kita bangun, karena sudah ditunda terus," imbuhnya.
Menurutnya, Jakarta masih membutuhkan banyak dana untuk hal-hal yang lebih penting lainnya seperti pembangunan rumah sakit, underpass, dan penahan banjir."Mau drop tahan banjir juga nggak punya uang. Tapi hibah bisa Rp 2,2 triliun. Ini nggak sesuai, ini Bapak-bapak kalau mau baca, ini sakit kepalaku! Yang namanya yayasan-yayasan segala macem. Itu ratusan (yayasan) dapat uang semua. Itu nggak bisa. Ini uang rakyat," kata Ahok.
Ahok mengungkapkan, pihaknya mencurigai ada calo di rusun Marunda. Calo itu meminta uang pada warga Rp 15-25 juta."Kita curiga ada satu kepala seksi main. Dari laporan masyarakat, dia narik Rp 15 juta sampai 25 juta," kata Ahok usai rapat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (5/2/2013).
Menurut Ahok, 100 unit di Rusun Marunda itu terisi, karena dijual. "Dia tidak kasih ketika saya datang. Saya suruh buka, dia nggak mau buka," jelas Ahok ketika dikonfirmasi isu tentang masih adanya oknum aparat yang menjadi calo Rusun Marunda.Data yang ada di tangan Ahok, 50 persen rusun itu tidak sesuai dengan peruntukannya. Oleh sebab itu, tak main-main, Ahok akan melakukan terus upaya pembersihan terhadap aparat nakal.
"Kita akan cek teruslah. Kan yang kemarin yang kena Kepala UPT. Kalau kepala yang baru, kalau masih mau dibodoh-bodohin juga nanti kita akan bersihkan," tegas Ahok.Tak menutup kemungkinan jabatan yang mengurusi UPT Marunda nanti juga akan dilelang seperti jabatan lurah dan camat."Tapi PNS yang bawah-bawah kan baik-baik semua. Ini kan nanti ada lelang jabatan, ini nanti semua orang akan berani melawan. Kalau di atas lurus, bawahnya juga lurus. Apalagi semua orang bisa SMS saya, jadi bisa melaporkan," kata mantan Bupati Belitung Timur ini.
Kepala UPT Rusun Marunda Kusnindar dicopot pada 30 Januari 2013 lalu karena dinilai menghambat pengisian rusun. Kusnindar diganti dengan Ir Jati Waluyo.Menurut Ahok, pergantian ini dilakukan menindaklanjuti keluhan dari warga yang berminat menghuni Rusun Marunda. "Ya bagi kami dia terus menghambat. Kita kan ada keluhan ibu-ibu dan ada fakta lapangan," tutur Ahok.Menurut Ahok, ada 500 unit yang siap huni dan 1.200 lebih belum siap. Hanya saja, tidak sampai 100 unit saja yang terisi, sudah terjadi ketidakberesan. "Tiba-tiba di lantai 4 tidak ada air. Alasannya pipanya pecah. Terus kenapa tidak diperbaiki? Alasannya mau cari tukang las. Masa peralon mau dilas? Itu kan terlalu banyak cari alasan," papar Ahok.
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2013/02/temuan-ahok-selama-menjabat-wakil.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment