Dalam siaran pers Kementerian BUMN disebutkan, keputusan itu dituangkan melalui surat keputusan No.SK-174/MBU/2013 tertanggal 5 Maret 2013. Surat keputusan tersebut secara resmi telah diserahkan kepada Karen Agustiawan oleh Dwijanti Tjahjaningsih selaku Deputi Bidang Usaha Strategis dan Manufaktur di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu 6 Maret 2013.
Keputusan ini sekaligus menempatkan Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama Pertamina pertama yang mampu menuntaskan lima tahun masa jabatannya sejak penerapan Undang-Undang No.22/2001 yang mengubah status Pertamina sebagai perseroan terbatas.
Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, melaporkan bahwa kontribusi berupa dividen dan pajak yang disumbangkan Pertamina kepada pemerintah untuk tahun buku 2012 meningkat meningkat lima persen.
"Dividen dan pajak yang akan disetorkan tahun ini sebesar Rp66,11 triliun yang terdiri dari Rp7,74 triliun dividen dan Rp58,37 triliun dalam bentuk setoran pajak. Nilai ini meningkat lima persen dibandingkan tahun buku 2011, yaitu Rp63,03 triliun," ujarnya dalam jumpa usai Rapat Umum
Pemegang Saham di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu 27 Februari 2013. Karen juga menyatakan bahwa kondisi kesehatan perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang dipimpinnya ini semakin meningkat. "Realisasi skor tingkat kesehatan Pertamina 2012 adalah 94,43, dan ini lebih baik daripada tiga tahun sebelumnya,"
Menurut data yang dimiliki, lanjutnya, skor Pertamina pada 2009 adalah 79,21, pada 2010 skornya meningkat menjadi 90,85, sedangkan skor pada 2011 meningkat lagi menjadi 92,90.
Selain itu, kata Karen, realisasi kinerja keuangan terus meningkat, yang tercermin dari perolehan laba bersih perusahaan yaitu dari Rp20,47 triliun pada 2011 menjadi Rp25,89 triliun pada 2012.
Keuntungan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) juga meningkat menjadi sebesar Rp56,82 triliun pada 2012, naik 8,32 persen dibandingkan 2011, yang sebesar Rp52,45 triliun.
Menurut Karen, pencapaian laba bersih ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Pertamina. "Ini adalah prestasi yang dicapai Pertamina," kata Karen.
Produksi migas Pertamina pada 2012 sebesar 461,640 boepd atau naik tipis dibandingkan dengan capaian 2011 sebesar 457,640 boepd. Sedangkan penambahan cadangan migas selama 2012, mencapai 453,37 juta barel.
Sementara itu, kontribusi setoran kepada negara sebesar Rp66,11 triliun, dengan Rp7,74 triliun di antaranya berupa dividen.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengusulkan perpanjangan jabatan Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama PT Pertamina. Jabatan Karen akan habis pada tahun ini. Namun, surat keputusan resminya menunggu konsultasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Karen akan diperpanjang sampai waktu yang definitif," ujar Dahlan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa 5 Maret 2013.
Dahlan mengatakan, ada beberapa alasan perpanjangan masa jabatan Karen tersebut. Pertama, hingga saat ini belum ada calon pengganti yang memenuhi syarat untuk menggantikan Karen.
Kedua, menurut dia, meskipun tidak sempurna, kinerja Karen selama di Pertamina menunjukkan prestasi yang baik. Salah satunya, pada masa Karen, Pertamina mencetak laba perusahaan terbesar.
"Untuk keputusan permanen harus dirundingkan dengan Presiden. Saat ini kan Presiden masih di luar negeri, jadi belum ada keputusan yang definitif, itu biasa di BUMN," tambahnya.
Dahlan menegaskan, siapa pun nantinya yang menjabat posisi direktur utama selama tiga tahun mendatang, pekerjaan terbesarnya adalah peningkatan produksi minyak dalam negeri.
Upaya itu diperlukan, menurut dia, agar defisit perdagangan migas Indonesia dapat terus ditekan. Kebutuhan masyarakat terhadap sumber daya alam tersebut juga dapat tercukupi.
"Prioritas berikutnya adalah bagaimana memproduksi minyak 800 ribu barel per hari pada akhir 2014 dari posisi sekarang 500 ribu per barel," tandasnya.
RUPS juga tidak mengubah susunan direksi Pertamina lainnya. Komposisi direksi Pertamina itu adalah Chrisna Damayanto sebagai Direktur Pengolahan, Hanung Budya sebagai Direktur Pemasaran dan Niaga, Evita Maryanti Tagor sebagai Direktur SDM, dan Luhur Budi Djatmiko sebagai Direktur Umum.
Direktur Gas tetap dijabat Hari Karyuliarto, Direktur Pengembangan Investasi dan Manajemen Risiko M. Afdal Bahaudin, Direktur Hulu M Husen, dan Direktur Keuangan Andri T Hidayat.
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2013/03/alasan-rups-pertamina-perpanjang.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment