[FOTO] KISAH PENGEMIS WALANG DENGAN GEROBAK BRANKAS 25 JUTA Walang Pengemis Kaya Punya Ternak Kambing. Walang dan rekannya Sa'arang diamankan petugas Dinas Sosial Jakarta Sosial bersama uang Rp 25 juta. Dia menyimpannya dalam sebuah 'brankas' tersembunyi di dalam gerobak. Bagaimana penampakannya?
Gerobak itu kini teronggok di dekat pembuangan sampah kantor wali kota Jakarta Selatan, Jalan Antasari, Jaksel. Kondisinya berantakan. Ada payung, plastik sampah hitam, karung dan tas bekas berserakan.
Menurut petugas Dinsos, Walang menyimpan uang Rp 25 juta yang terdiri dari pecahan Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, Rp 5.000 hingga Rp 500 itu di sebuah laci dalam gerobak. Nah, laci tersembunyi itu kemudian digembok.
"Ada 10 gembok. Uangnya digembok," kata petugas tersebut saat ditemui di kantor Dinsos yang terletak di lantai 5 gedung Wali Kota Jaksel, Rabu (27/11/2013).
Walang ditangkap dua hari lalu. Saat ini, dia ditampung di panti sosial Cipayung, Jakarta Timur. Pihak keluarganya sudah datang ke kantor hari ini untuk mengurus kepulangan Walang.
"Tapi kita minta diproses dulu, harus ada KTP dan persyaratan lainnya," sambung petugas tersebut.
Di Subang, Walang Pengemis Kaya Punya Ternak Kambing
Walang, pengemis yang meraup Rp 25 juta hanya dalam 15 hari, memiliki bisnis ternak kambing di kampungnya. Kampung Walang terletak di Subang, Jawa Barat.
"Walang di kampung ternak kambing," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Miftahul Huda.
Miftahul menyatakan, Walang kerap pulang ke kampungnya. Di kampung, Walang memiliki istri dan tiga anak.
"Anak pertama sudah menikah. Sedangkan anak kedua sekolah di SMK, anak ketiga masih SD," bebernya.
Walang dan rekannya laki-laki, Sa'aran, ditangkap petugas Sudin Sosial Jaksel pada Selasa (26/11/2013) pukul 19.30 WIB di bawah Tugu Pancoran, Jaksel. Walang mengaku mengemis untuk modal tambahan naik haji. Dia sudah mendaftar haji di Subang.
Di Subang, Walang dipanggil tetangga kampungnya dengan sebutan "Haji Walang", meski dia belum naik haji.
Alasan Walang Tetap Mengemis di Jakarta?
Walang bin Kilon (54) punya ternak kambing di kampungnya di Subang, Jawa Barat. Lalu apa alasan Walang tetap mengemis di Jakarta?
Walang bin Kilon (54), pengemis yang mendapat uang Rp 25 juta dari hasil mengemis 15 hari saja, tidak memiliki tempat tinggal tetap di Ibukota.
Dia hanya berkeliling di Jakarta Selatan dan tinggal di tempat tidak berpenghuni.
"Walang nggak punya tempat tinggal. Dia mobile di tempat kosong," ujar Miftahul Huda, Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan.
Menurut Miftahul, Walang juga tidur di emperan-emperan toko. Walang tidak sendiri, dia bersama Sa'aran, yang 'bertugas' ngendon di dalam gerobak dan mengaku sakit.
Walang dan Sa'aran mengenakan pakaian lusuh. "Ngakunya sejak di Jakarta nggak mandi, nggak ganti baju. Kalau mau tidur di emperan-emperan toko," kata Miftahul.
Walang dan Sa'aran beraksi di Jakarta Selatan dan pada malam hari. Mereka kucing-kucingan dengan petugas Dinas Sosial yang rajin merazia gelandangan dan pengemis.
"Kan lebih menjanjikan mengemis," ujar Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Miftahul Huda.
Walang dan rekannya, Sa'aran (60), ditangkap petugas Sudin Sosial Jaksel pada Selasa (26/11/2013) dengan uang Rp 25 juta. Menurut Miftahul, saat ditangkap, Walang mengaku uang tersebut berasal dari mengemis, bukan dari ternak kambing.
"Iya (uang Rp 25 juta dari hasil mengemis, bukan ternak kambing)," kata Miftahul.
Modus Walang mengemis dengan mendorong gerobak. Sedangkan Sa'aran berada di gerobak dan mengaku sakit. Keduanya beroperasi di pinggir jalan di Jakarta pada malam hari.
Keduanya kucing-kucingan dengan petugas Dinas Sosial yang rajin merazia gelandangan dan pengemis.
Walang mengaku mengemis untuk modal tambahan naik haji. Pria yang terkenal di kampungnya dengan sebutan "Haji Walang" ini sudah mendaftar haji di Subang.
Namun dia sebenarnya belum pernah naik haji. Saat ini Walang dan Sa'aran ditampung di Panti Sosial Bina Insan, Cipayung, Jakarta Timur. Uang Rp 25 juta yang dikumpulkannya sementara 'disita' oleh petugas dan uang itu akan dikembalikan jika dia dipulangkan ke kampung.
Jika Dipulangkan, Walang Boleh Bawa Uang Hasil Ngemis Rp 25 Juta
Walang bin Kilon (54) bolehlah disebut 'bos' berkat hasil mengemisnya yang mencapai Rp 25 juta hanya dalam 15 hari saja. Meski dia diamankan aparat, tapi dia tetap berhak atas uang hasil meminta-minta belas kasihan itu.
Walang sementara ini diinapkan di Panti Sosial Bina Insan, Cipayung, Jakarta Timur. Jika Walang dipulangkan aparat ke kampungnya di Subang, Jawa Barat, uang itu untuk dia.
"Uang Rp 25 juta (saat ini) di panti sosial. Kalau dipulangkan ke kampung, dikasih lagi (uangnya) ke Walang. Ya itu kan duit dia, kita nggak boleh ngambil," ujar Miftahul Huda, Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan.
Menurut Miftahul, saat ditemukan uang Rp 25 juta tersebut disimpan di dalam plastik. Semula uang itu berupa recehan, namun kemudian ditukar menjadi uang kertas Rp 100 ribuan dan Rp 50 ribuan.
"Uangnya tadinya recehan. Ditukar sama Walang ke warung jadi ratusan ribu dan sebagainya," katanya.
Ada beberapa opsi untuk Walang. Seperti ditempatkan di panti sosial, dipulangkan ke kampung halaman atau ditempatkan di panti jompo. Begitu juga dengan rekan ngemisnya yang tunawicara, Sa'aran (60).
"Walang ngakunya Sa'aran itu tetangga di kampungnya," kata Miftahul.
Walang mengemis dengan mendorong gerobak. Sa'aran 'bertugas' ngendon di dalam gerobak dan mengaku sakit. Keduanya beroperasi di pinggir jalan dan pada malam hari di kawasan Jakarta Selatan.
"Saat ini gerobaknya berada di kantor Walikota Jakarta Selatan," kata Miftahul.
Walang dan Sa'aran ditangkap petugas Sudin Sosial Jaksel pada Selasa (26/11/2013) pukul 19.30 WIB di bawah Tugu Pancoran, Jaksel. Walang mengaku mengemis untuk modal tambahan naik haji. Dia sudah mendaftar haji di Subang, Jawa Barat. Meski belum pernah naik haji, namun Walang terkenal dan dipanggil tetangga kampungnya dengan sebutan "Haji Walang".
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment