Info Dunia Kehidupan Artis dan Tips Kesehatan Terbaru 2015

[FOTO] KRONOLOGIS KASUS MANTAN RATU MARIYUANA ' Schapelle Leigh Corby ' Channel Seven Bayar Rp22 Miliar Untuk Wawancara Corby

Cara Cepat Hamil Alami Rahasia Dokter

[FOTO] KRONOLOGIS KASUS MANTAN RATU MARIYUANA ' Schapelle Leigh Corby ' Channel Seven  Bayar Rp22 Miliar Untuk Wawancara Corby. Mantan ratu mariyuana, Schapelle Leigh Corby dan keluarganya mengirimkan surat kepada Pemerintah RI yang isinya memohon agar dia diizinkan melakukan wawancara dengan media Australia.

VIDEO KRONOLOGIS KASUS MANTAN RATU MARIYUANA ' Schapelle Leigh Corby ' Channel Seven  Bayar Rp22 Miliar Untuk Wawancara Corby

Surat permohonan itu sudah diterima Dirjen Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM.

"Kami sudah terima surat itu. Kami akan menyiapkan petugas untuk mendampinginya," kata Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham Handoyo Sudrajat di kantornya, Jakarta, Senin 24 Februari 2014.

Handoyo belum bisa memastikan kapan pendampingan wawancara media Austraila itu dilakukan. "Kita masih menunggu kabar lagi," ujarnya.

Dirjen Pemasyarakatan mengatakan permasalahan Corby tidak perlu dibesar-besarkan. "Corby itu bukan siapa-siapa. Ga perlu dibesar besarkan," kata Handoyo.

Sebelumnya Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana mengatakan polemik ini bisa mengancam putusan bebas bersarat Corby. "Itu bisa dicabut bila memang dianggap meresahkan," ungkapnya.

Menurut laman News Corporated, Jumat 21 Februari 2014, surat permohonan wawancara dengan media Australia diantarkan kakak Corby, Mercedes dan suaminya, Wayan Widyartha ke Gedung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dalam surat setebal tiga halaman itu, keluarga berjanji tidak akan mengakibatkan masalah baru saat diwawancarai media. Mercedes menegaskan, sang adik tidak akan menerima bayaran untuk wawancara tersebut.

Dia menegaskan pemberitaan soal nilai bayaran yang mencapai 2 juta dolar Australia atau Rp22 miliar, sama sekali tidak benar.

"Tidak ada hal lain yang diinginkan Corby selain ingin memperoleh hidupnya kembali. Tetapi hal itu tidak akan terjadi sampai sebuah wawancara selesai dilakukan," ujarnya.

"Media ingin mendengar suara Corby. Mereka akan tetap menghantui Corby hingga mereka memperoleh pernyataannya," kata dia.

Diduga Bayar Corby untuk Wawancara, Media Australia Digeledah Polisi


Polisi Federal Australia (AFP), Selasa pagi, 18 Februari 2014 menggeledah kantor pusat jejaring stasiun televisi komersial, dan majalah yang diduga akan melakukan wawancara eksklusif dengan mantan ratu mariyuana, Schapelle Leigh Corby.

Petugas AFP merazia kantor stasiun berita Channel Seven yang berada di Pyrmont dan Eveleigh, karena diduga telah melanggar UU Hasil Kejahatan.

Dilansir dari harian Sydney Morning Herald, petugas AFP dilaporkan masih tetap berada di dalam gedung stasiun televisi Channel Seven pada pukul 13:30. Sebanyak 12 petugas AFP tiba di kantor pusat Channel Seven sekitar pukul 08:55 waktu setempat.

Namun, upaya mereka untuk menggeledah ruang kerja para petinggi Channel Seven sempat dihalang-halangi oleh karyawan stasiun televisi itu.

Aksi penggeledahan itu bahkan sempat direkam oleh Channel Seven dan sempat membuat petugas polisi geram.

"Ada aturan yang mengizinkan kami untuk melakukan tugas dan salah satunya yang tertulis di dalam surat penggeledahan, pelanggaran terbesar yakni menghalangi tugas kami," ungkap salah satu petugas.

Peristiwa penggeledahan kantor Channel Seven itu sempat diabadikan pula di media sosial Twitter, oleh seorang mahasiswa media, Gus Bruno.

"Sesuatu yang besar terjadi #kasus Schapelle Corby," tulis Bruno yang diikuti sebuah foto delapan petugas berbaju hitam tengah berkumpul di ruang depan kantor Channel Seven.

Selain menggeledah kantor pusat Channel Seven, petugas AFP juga melakukan pencarian di kantor penerbit majalah New Idea, yang berada di Eveleigh. Mereka diduga mencari editor Kim Wilson, lantaran diduga memiliki kesepakatan untuk mewawancarai Corby dan program Sunday Night milik Channel Seven.

Polisi diprediksi juga akan ikut menggeledah kantor Channel Seven di Martin Place.

Diduga, aksi penggeledahan itu lantaran beredar rumor, soal Channel Seven yang berniat membayar Corby senilai US$2 juta atau Rp22 miliar.

Di bawah hukum Australia, ilegal untuk menangguk keuntungan dari sebuah tindak kejahatan. Apalagi, jika tindak kejahatan itu dilakukan di negara lain. Perdana Menteri Australia, Tony Abbott bahkan menyatakan dengan jelas agar Corby tidak menerima bayaran.

Juru Bicara AFP membenarkan adanya aksi penggeledahan. Bahkan, dia menyebut masih ada dua surat penggeledahan yang akan dieksekusi. Namun, dia enggan membeberkan lantaran operasi tersebut masih terus berlangsung.

Namun, menurut salah satu petinggi Channel Seven, Mike Willesee dari Bali, petugas AFP tidak akan menemukan bukti pembayaran untuk wawancara eksklusif Corby, karena memang belum ada transaksi itu. Willesee menyebut wawancara itu belum terjadi dan tidak ada kesepakatan apa pun dengan keluarga perempuan berusia 36 tahun tersebut.

"Namun, kami akui telah bekerja keras dan memposisikan seolah-olah akan ada wawancara, maka kami siap menjadi yang pertama," ungkap Willesee.

Sejauh ini, kerja keras yang telah dilakukan Seven antara lain memperoleh akses eksklusif terhadap Corby, menyewa vila mewah bintang lima, Sentosa di Seminyak dan penjaga keamanan untuk melindungi Corby.

Willesee mengaku memang telah berbicara dengan Corby, tetapi itu hanya pembicaraan pribadi.

"Kami belum membicarakan mengenai wawancara. Namun, dia saat ini berada dalam kondisi prima," imbuh Willesee.

Dia juga mengatakan, nominal Rp22 miliar yang selama ini digembar gemborkan media hanya fantasi belaka dan tidak benar. Hingga saat ini, Corby masih berada di vila tersebut.

Menurut kakak iparnya, Wayan Widyartha, Corby belum mau meninggalkan kompleks vila tersebut karena masih banyak wartawan Australia yang berkemah sambil menunggu kehadiran adik iparnya keluar dari kompleks vila.

Minta Izin Terima Wawancara, Keluarga Corby Surati Menkumham


Mantan ratu mariyuana, Schapelle Leigh Corby dan keluarganya mengirimkan surat kepada Pemerintah RI yang isinya memohon agar dirinya diizinkan melakukan wawancara dengan media Australia. Menurut keluarga, itu merupakan cara satu-satunya bagi Corby memperoleh hidupnya kembali.

Dilansir dari laman News Corporated, Jumat, 21 Februari 2014, surat itu diantarkan sendiri oleh kakak Corby, Mercedes dan suaminya, Wayan Widyartha ke Gedung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dalam surat setebal tiga halaman itu, pihak keluarga berjanji tidak akan mengakibatkan masalah baru saat diwawancarai oleh pihak media. Mercedes pun menegaskan bahwa sang adik tidak akan menerima bayaran untuk wawancara tersebut.

Pemberitaan yang selama ini digembar-gemborkan media soal nilai bayaran yang mencapai AUD2 juta atau Rp22 miliar, sama sekali tidak benar.

"Tidak ada hal lain yang diinginkan oleh Schapelle selain ingin memperoleh hidupnya kembali. Tetapi hal itu tidak akan terjadi sampai sebuah wawancara selesai dilakukan. Media ingin mendengar suara Schapelle. Mereka akan tetap menghantui Schapelle hingga mereka memperoleh pernyataannya," kata Mercedes dalam sebuah wawancara.

Selain itu, Mercedes mengatakan pihak keluarga hanya akan bersedia diwawancarai oleh media yang mereka percayai. Dalam hal ini, program Sunday Night milik stasiun Channel Seven yang selama ini telah membiayai Corby dan keluarganya tinggal di komplek mewah Seminyak, Bali. Terhitung sudah 12 hari Corby menginap di sana.

Corby ujar Mercedes begitu trauma dengan kejaran media. Demi mengejar berita, awak media sampai memanjat dinding dan atap rumah untuk mengambil foto secara diam-diam. Bahkan berpura-pura menjadi keluarga dan berkemah di luar pagar rumah Mercedes dan sang suami.

Poin-poin Wawancara

Dalam surat, Mercedes dan keluarga memaparkan poin yang akan dibicarakan selama wawancara. Di antaranya menyangkut dukungan keluarga, situasi mental Corby, rencana masa depan, reuni dan hubungan dengan keluarga, bagaimana Corby bertahan hidup selama di dalam sel, perasaan Corby ketika dipenjara, dan kehidupan Corby sebelum ditahan di tahun 2004.

Channel 7 juga akan menanyakan soal perasaan Corby saat kehilangan sang ayah, peristiwa yang terjadi di bandara Australia sebelum Corby bertolak ke Bali dan ucapan terima kasih atas semua dukungan ditujukan kepada dia.

Dalam kesempatan itu, Mercedes turut menjelaskan alasan mengapa mereka malah memilih tinggal di vila Sentosa Seminyak, ketimbang menghuni rumah kakaknya di daerah Kuta seperti yang tertulis di dalam dokumen pembebasan bersyarat.

"Kami ingin memberikan transisi dalam kehidupan Schapelle agar dia terbebas dari rasa stres. Selain itu, kami tidak ingin menciptakan kegaduhan ke masyarakat sekitar, karena banyaknya media yang mengejar kami. Kami bersyukur karena diizinkan untuk tinggal di villa hingga beberapa waktu ke depan," ujar Mercedes.

Namun, surat itu tidak digubris oleh Kemenkumham. Menteri Amir Syamsuddin pada Jumat kemarin mengatakan Dewan Lembaga Pemasyarakatan telah menolak permohonan wawancara itu.

Amir bahkan mengingatkan Corby soal statusnya yang masih menjadi tahanan negara dan tengah menikmati pembebasan bersyarat. Artinya, pembebasan bersyarat itu bisa dicabut apabila dia mengakibatkan keresahan terhadap masyarakat.

"Kami sudah menyadari bahwa berita mengenai Corby telah menjadi besar. Akan lebih baik apabila dia dan keluarga menyadari hal itu. Jangan buat Dewan Lembaga Pemasyarakatan memiliki alasan untuk mencabut pembebasan bersyaratnya karena dia telah meresahkan masyarakat," ujar Amir.

Selama masa pembebasan bersyaratnya Corby diharuskan tinggal di Bali selama tiga tahun hingga 2017.


Cara Cepat Hamil Alami Rahasia Dokter

Like dan share ya sobat...
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2014/02/foto-kronologis-kasus-mantan-ratu.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.

Comments :

No comments:

Post a Comment