YOUTUBE KRONOLOGIS DENSUS 88 GREBEK GUDANG TERORIS BEKASI KASUS TOKO EMAS TAMBORA TEROTIS BOM 2013 [FOTO] PKS Bantah Kadernya Ikut Ditangkap Densus 88 Kasus Teroris Bom. Warga di Kampung Babakan RT 002 RW 003 Jalan Laimun, Kelurahan Mustikasari, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, kaget wilayahnya digunakan untuk tempat bersembunyi para terduga teroris pelaku perampokan toko emas.
Apalagi, warga mengaku tidak melihat adanya aktivitas yang mencurigakan dari sebuah gudang yang terbuat dari seng, yang pagi tadi di gerebek petugas.
"Selama ini di gudang itu tidak ada aktivitas yang mencurigakan. Makanya, warga disini cukup kaget," kata Anin Singkih, Ketua RW 003, Jumat 15 Maret 2013.
Gudang berlantai dua tersebut, menurut Anin sudah setahun ini digunakan sebagai tempat untuk mengerjakan pembuatan sejumlah alat furniture seperti kitchen set, meja hingga kursi kantor. "Tempatnya terbuka, bahkan kalau pekerja sedang mengamplas atau menyerut kayu, pintunya tak pernah ditutup," tuturnya.
Warga di sekitar lokasi, mengenal pemilik gudang yang digerebek Anggota Detasemen Khusus 88, sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Menurut Agus, warga yang tinggal tak jauh dari lokasi penggerebekan tersebut, pemilik gudang furniture dikenal warga sebagai sosok yang baik.
Anin mengatakan ia tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 WIB pagi tadi. Saat penangkapan, warga yang dilibatkan untuk masuk mengecek kedalam gudang adalah Ketua RT 002, Rasyim Rais.
"Waktu Pilkada Kota Bekasi dan Pilgub Jawa Barat, pak Edy Novian(pemilik gudang) jadi koordinator konsumsi untuk saksi PKS di tiap-tiap TPS. Pak Edy selama ini oleh warga dikenal cukup baik. Tapi memang orangnya agak tertutup," kata Agus, warga Mustikasari, Mustikajaya, Bekasi, Jumat 15 Maret 2013.
Gudang pembuatan alat furniture milik Edy, di Kampung Babakan RT 002 RW 003 Jalan Laimun, Mustikasari, Mustikajaya, Bekasi, Jawa Barat, sekitar pukul 06.00 WIB Jumat pagi tadi di grebek oleh Densus 88. Polisi menemukan senjata api, perhiasan emas, dan belasan bom pipa.
Menurut Ketua RW 003, Anin Singkih, Edy selama ini tinggal di Kampung Rawasapi, Jatimulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. "Dia asalnya kalau tidak salah, dari Jepara, Jawa Tengah," katanya.
Saat gudangnya digerebek, Edy yang berperawakan agak gemuk, posturnya pendek, berjanggut, dan celana menggantung, sempat dibawa ke lokasi. "Setelah itu dia dibawa polisi, bersama dua pekerjanya yang ditangkap," kata Anin.
Edy dan istrinya yang menggunakan cadar selama ini jarang datang ke gudang. "Hanya beberapa kali saja, itupun hanya mengecek pengerjaan barang pesanan, setelah itu mereka pulang," jelas Anin.
Informasi yang dihimpun ketika penggrebekan berlangsung, salah seorang Bimaspol setempat, menelpon pemilik gudang. "Tadi ada polisi yang nelpon minta pak Edy datang. Tapi yang bersangkutan menolak, karena mau ke rumah sakit. Tapi setelah didesak dia akhirnya datang juga. Setelah itu dibawa polisi," ujar seorang polisi, yang enggan disebutkan namanya.
Lokasi gudang ini pun hanya berjarak sekitar 200 Meter dari rumah Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi, Tumai. Ia mengaku selama ini tidak melihat adanya aktivitas yang mencurigakan dari dalam gudang.
"Saya tidak begitu kenal dekat dengan pemilik gudang karena memang dia tinggal di Jatimulya. Tapi menurut warga orangnya susah untuk diajak komunikasi atau agak tertutup. Saya juga kenalnya dia itu kader PKS," ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.
Tanah yang dimiliki Edy luasnya sekitar 200 meter persegi. Menurut Tumai, baru sepuluh bulan dibeli oleh pemiliknya. "Tapi aktif digunakan sebagai tempat usaha sejak empat bulan lalu," katanya.
Gudang untuk pembuatan alat furniture milik Edy hanya ramai ketika karyawan mengerjakan pesanan. "Seringnya gudang ditutup. Baru ramai kalau ada borongan. Itu laporan dari warga," kata Tumai.
Ia pun menambahkan, selama ini gudang hanya memiliki izin lingkungan dan domisili.
Ketua Bidang Humas DPD PKS Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata, ketika dimintai konforimasi apakah benar Edy merupakan kader PKS, mengatakan: "Tidak ada kader PKS bernama Edy Novian."
Jika di daerah Mustikajaya Edy dikenal sebagai kader PKS, dan biasa menjadi koordinator saksi di TPS saat pemilu atau pilkada mewakili PKS, menurut Ariyanto, partainya tidak tertutup dengan bantuan yang sifatnya sukarela seperti yang dilakukan Edy. "Sangat tidak mungkin ada kader PKS yang terlibat terorisme. Karena ideologi kami tidak mendukung terorisme."
"Ada dua pekerja yang ditangkap. Tidak ada yang mati. Ada juga 5 pucuk senjata api jenis scorpion, alat peledak dan perhiasan emas," ujar dia.
Informasi yang dihimpun di TKP, penggerebekan oleh Detasemen Khusus Antiteror 88, sudah dimulai sejak pukul 06.00 WIB. Pemilik gudang yang kini sudah dipasang garis polisi tersebut adalah Edy warga Jatimulya, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Selain menggerebek gudang ini, polisi juga sudah menggrebek dan menangkap pemilik gudang di rumahnya.
Selain menangkap tujuh orang, dari hasil penggerebekan yang dilakukan tim gabungan di Jalan Bu Sidin RT 02 RW 03, Kelurahan Mustika Sari, Kecamatan Mustikajaya, Bekasi, aparat juga menemukan sejumlah barang bukti bahan peledak dan senjata api, yang identik dengan bom Beji, Depok.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Toni Harmanto mengatakan, para pelaku perampokan ditangkap dari beberapa tempat berbeda.
Dari penggerebekan itu, petugas mengamankan lima pucuk senjata api rakitan jenis scorpion, 34 butir peluru, perhiasan emas 2,5 kg, dan 14 pipa bom rakitan. Tampak 3 bom yang sudah tuntas dirakit.
Sementara pelaku yang diamankan antara lain, Arman dan Makmur alias Bram. Penangkapan kelompok teroris ini berawal dari penyelidikan dan pengungkapan kejadian perampokan di Tamboran pada Minggu 10 Maret 2013 lalu. Di luar dugaan, dari penangkapan, polisi menemukan barang bukti senjata rakitan dan bahan peledak.
Toko emas tersebut hanya terletak beberapa meter dari Markas Polsek Tambora dan Kantor Kecamatan Tambora. Salah satu pelaku melukai seorang penjaga toko, Afam. Dia mengalami luka di bagian pelipis dan kepala.
PKS Bekasi Bantah Kadernya Ikut Ditangkap Densus 88
Detasemen Khusus 88 menggerebek sebuah gudang pembuatan furniture, di Kampung Babakan RT 002 RW 003 Jalan Laimun, Mustikasari, Mustikajaya, Bekasi, Jawa Barat, yang digunakan untuk menyimpan bom pipa, senjata api dan perhiasan emas hasil rampokan.
Warga mengetahui gudang tersebut milik Edy Novian, kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang saat Pilkada Kota Bekasi dan Pilgub Jawa Barat, adalah koordinator konsumsi untuk saksi dari PKS di tiap-tiap TPS di Bekasi.
"Tadi kami sudah konfirmasi, tidak ada kader PKS bernama Edy Novian," kata Ketua Bidang Humas DPD PKS Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata, Jumat, 15 Maret 2013.
Ariyanto juga membantah Edy yang ditangkap Densus 88, adalah koordinator konsumsi bagi saksi dari PKS di Pilkada dan Pilgub Jawa Barat.
"Kalaupun ada orang yang pernah membantu konsumsi saksi kami, itu sifatnya sukarela. Kami tidak bisa melarang masyarakat memberikan bantuan," kata Anggota Komisi B, di DPRD Kota Bekasi itu.
Menurut Ariyanto, dia menyayangkan adanya pihak-pihak tertentu yang menggunakan momen penggrebekan oleh Densus 88 ini untuk menjatuhkan citra PKS di mata masyarakat Kota Bekasi.
"Tahun ini, adalah tahun politik. Tapi, jangan gunakan segala cara untuk memperburuk citra kami, hanya untuk kepentingan 2014. Kami sadari saat ini banyak pihak-pihak yang ingin menjatuhkan kita. Itu terlihat dari banyak kasus yang muncul, dan salah satunya adalah mencoba mengkait-kaitkan tersangka teroris sebagai kader PKS," katanya.
PKS sudah sepakat bila aksi terorisme adalah tindak pidana kriminal. Pelakunya harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
"PKS ini partai kader yang ideologinya adalah menjaga nilai-nilai keislaman yang anti kekerasan. PKS tidak pernah membenarkan ada kadernya yang menjadi seorang teroris," kata mantan Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) cabang Bekasi itu.
Penggerebekan kelompok teroris di Bekasi ini berawal dari aksi perampokan di sebuah toko emas di kawasan Tambora, Jakarta Barat, Minggu 10 Maret 2013 lalu. Dalam peristiwa itu, mereka menggasak emas 1,5 kg senilai Rp500 juta.
Kepolisian yang memburu kawanan perampok itu dalam proses pengembangan kasus mendapati sejumlah fakta di luar dugaan. Salah satunya, perampok itu diduga kuat terkait jaringan teroris. Ini kronologi penangkapan kawanan teroris perampok toko emas di Bekasi.
Minggu kemarin, 10 Maret 2013, terjadi perampokan di sebuah toko emas di kawasan Tambora, Jakarta Barat. Kawanan perampok itu terbilang nekat karena toko emas yang disasar berlokasi tepat di seberang kantor Polres Tambora di Jalan Tubagus. Dalam peristiwa itu, perampok menggasak emas 1,5 kg senilai Rp500 juta.
Kepolisian yang memburu kawanan perampok itu dalam proses pengembangan kasus mendapati sejumlah fakta di luar dugaan. Salah satunya, perampok itu diduga kuat terkait jaringan teroris.
Pagi tadi, Jumat 15 Maret 2013 pukul 06.00 WIB, Mabes Polri pun menangkap 7 orang terduga teroris di empat lokasi berbeda yang berada di wilayah Jakarta dan Bekasi.
Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan dua orang terduga teroris, M dan H, ditangkap di Teluk Gong, Jakarta Utara. H ditangkap dalam kondisi hidup, sedangkan M tewas karena berupaya melawan.
Lima terduga teroris lainnya – A, S, T, K, P – ditangkap di Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya, Bekasi. S, T, dan K ditangkap dalam kondisi hidup, sementara A dan P tewas.Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan dua orang terduga teroris, M dan H, ditangkap di Teluk Gong, Jakarta Utara. H ditangkap dalam kondisi hidup, sedangkan M tewas karena berupaya melawan.
“Sempat baku-tembak. Ada perlawanan (dari terduga teroris) terhadap petugas kami,” kata Boy. Dengan demikian, total dari 7 teroris kawanan perampok yang ditangkap, 4 dalam kondisi hidup sedangkan 3 tewas karena berusaha melawan petugas polisi.
Dari tempat kejadian perkara (TKP), polisi mengamankan 5 senjata api rakitan jenis scorpion, 14 bom jenis pipa siap ledak, 34 butir peluru kaliber 9 milimeter, 2 sepeda motor, dan emas 2,5 kg. Dari 14 bom yang ditemukan, 1 diledakkan di lokasi sedangkan 13 lainnya dibawa ke laboratorium.
Keempat belas bom yang ditemukan di lokasi kejadian memiliki karakter serupa dengan bom-bom lain yang sebelumnya ditemukan di sejumlah lokasi penangkapan teroris, misalnya di Beji, Depok.
Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno, mengatakan tujuh pelaku perampokan toko emas di Tambora, Jakarta Barat Minggu lalu berhasil diamankan. Tiga pelaku ditembak mati karena melawan petugas saat ditangkap.
Dijelaskan Putut, ketujuh pelaku ditangkap di tiga tempat berbeda, yaitu di Jalan C Gang Lilis, Teluk Gong, Jakarta Utara. Kemudian di Pekayon, Bekasi dan Pondok Aren, Bintaro.
Salah satu pelaku yakni Makmur alias Bram. "Dia juga pelaku perampokan Bank CIMB Medan dan salah satu tersangka kasus bom Beji Depok yang kabur saat itu. Yang bersangkutan melakukan perlawanan kepada petugas sehingga ditembak mati," ujar Putut dalam konferensi pers di kantornya, Jumat 15 Maret 2013.
Selain Makmur, ada tersangka lain yakni A. Dia ditangkap pukul 05.30 WIB di gudang dengan lokasi kampung Mustika RT 02/03 Kelurahan Mustika Sari Kecamatan Mustika Jaya, Bekasi. A juga ditembak mati oleh petugas.
Tersangka lainnya yakni S, T alias A, K dan Kodrat alias P. Mereka juga ditembak mati petugas. Barang bukti yang disita dari lokasi penangkapan yakni lima senjata api rakitan jenis Uzi, 14 bom pipa, 34 peluru call 9 MM, 2 unit sepeda motor, emas 1 kilogram hasil rampokan dan 7 buah kunci motor.
"Pasal yang dilanggar 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman 12 tahun penjara. Kami akan kembangkan kasus ini sampai dengan pendalaman masalah jaringan teroris," kata Putut.
Dijelaskan Putut, ketujuh pelaku ditangkap di tiga tempat berbeda, yaitu di Jalan C Gang Lilis, Teluk Gong, Jakarta Utara. Kemudian di Pekayon, Bekasi dan Pondok Aren, Bintaro.
Salah satu pelaku yakni Makmur alias Bram. "Dia juga pelaku perampokan Bank CIMB Medan dan salah satu tersangka kasus bom Beji Depok yang kabur saat itu. Yang bersangkutan melakukan perlawanan kepada petugas sehingga ditembak mati," ujar Putut dalam konferensi pers di kantornya, Jumat 15 Maret 2013.
Selain Makmur, ada tersangka lain yakni A. Dia ditangkap pukul 05.30 WIB di gudang dengan lokasi kampung Mustika RT 02/03 Kelurahan Mustika Sari Kecamatan Mustika Jaya, Bekasi. A juga ditembak mati oleh petugas.
Tersangka lainnya yakni S, T alias A, K dan Kodrat alias P. Mereka juga ditembak mati petugas. Barang bukti yang disita dari lokasi penangkapan yakni lima senjata api rakitan jenis Uzi, 14 bom pipa, 34 peluru call 9 MM, 2 unit sepeda motor, emas 1 kilogram hasil rampokan dan 7 buah kunci motor.
"Pasal yang dilanggar 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman 12 tahun penjara. Kami akan kembangkan kasus ini sampai dengan pendalaman masalah jaringan teroris," kata Putut.
Mabes Polri menyatakan ketujuh terduga teroris yang ditangkap di Jakarta dan Bekasi terkait dengan jaringan teroris di Medan, Sumatera Utara. Kelompok tersebut sebelumnya melakukan perampokan atau Fai (dana rampasan) di Bank CIMB Niaga, Medan, Sumatera Utara.
"Sementara inisial M yang dicurigai dan diduga kuat memiliki jaringan kelompok pelaku perampokan di sebuah Bank di Sumut," kata Kabidpenum Mabes Polri Boy Rafly Amar dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 15 Maret 2013.
Namun demikian, Boy belum dapat memastikan apakah jaringan tersebut juga terkait dengan kelompok teroris di Aceh. "Apakah M atau yang lain belum dipastikan. M berkait dengan yang di Medan dan Jakarta. Aceh belum bisa dikatakan," kata Boy.
Mengenai peran M dalam perampokan di toko emas Terus Jaya, Jalan Tubagus Angke, RT 8 RW 10, Tambora, Jakarta Barat, 10 Maret 2013 yang lalu, Boy belum bisa menjelaskannya. Dia masih menunggu hasil pemeriksaan terlebih dahulu. "Dari 7 orang ini akan terungkap kalau pemeriksaan sudah selesai," ucapnya.
Kepolisian meringkus tujuh terduga teroris di Jakarta dan Bekasi dari 10 Maret sampai dengan 15 Maret 2013. Empat kawanan yang tertangkap dalam kondisi hidup dan 3 orang lainnya meninggal dunia.
Mereka antara lain, M, ditangkap di kawasan Teluk Gong, Jakarta Utara, kondisinya meninggal dunia, H dalam keadaan hidup. Kemudian lima lainnya ditangkap di Kampung Mustika Jaya, Bekasi, RT 2, RW 3 yaitu A meninggal dunia, S hidup, T hidup, K hidup dan K alias P meninggal dunia.
"Sementara inisial M yang dicurigai dan diduga kuat memiliki jaringan kelompok pelaku perampokan di sebuah Bank di Sumut," kata Kabidpenum Mabes Polri Boy Rafly Amar dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 15 Maret 2013.
Namun demikian, Boy belum dapat memastikan apakah jaringan tersebut juga terkait dengan kelompok teroris di Aceh. "Apakah M atau yang lain belum dipastikan. M berkait dengan yang di Medan dan Jakarta. Aceh belum bisa dikatakan," kata Boy.
Mengenai peran M dalam perampokan di toko emas Terus Jaya, Jalan Tubagus Angke, RT 8 RW 10, Tambora, Jakarta Barat, 10 Maret 2013 yang lalu, Boy belum bisa menjelaskannya. Dia masih menunggu hasil pemeriksaan terlebih dahulu. "Dari 7 orang ini akan terungkap kalau pemeriksaan sudah selesai," ucapnya.
Kepolisian meringkus tujuh terduga teroris di Jakarta dan Bekasi dari 10 Maret sampai dengan 15 Maret 2013. Empat kawanan yang tertangkap dalam kondisi hidup dan 3 orang lainnya meninggal dunia.
Mereka antara lain, M, ditangkap di kawasan Teluk Gong, Jakarta Utara, kondisinya meninggal dunia, H dalam keadaan hidup. Kemudian lima lainnya ditangkap di Kampung Mustika Jaya, Bekasi, RT 2, RW 3 yaitu A meninggal dunia, S hidup, T hidup, K hidup dan K alias P meninggal dunia.
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2013/03/youtube-kronologis-densus-88-grebek.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment