Info Dunia Kehidupan Artis dan Tips Kesehatan Terbaru 2015

[VIDEO] KRONOLOGIS ASAL USUL BUNDA PUTRI 'NON SAPUTRI' Misteri Identitas Bunda Putri Yang Sangat Berkuasa dan Dekat Dengan Istana

Cara Cepat Hamil Alami Rahasia Dokter

YOUTUBE KRONOLOGIS ASAL USUL BUNDA PUTRI 'NON SAPUTRI' [FOTO] Menelusuri Identitas Bunda Putri Yang Sangat Berkuasa dan Dekat Dengan Istana.[VIDEO] KRONOLOGIS ASAL USUL BUNDA PUTRI 'NON SAPUTRI' Misteri Identitas Bunda Putri Yang Sangat Berkuasa dan Dekat Dengan Istana. Nama Bunda Putri kembali mencuat ke publik akhir-akhir ini. Ini gara-gara pengakuan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq di persidangan, yang kemudian membuat Presiden SBY marah.

Siapakah sebenarnya Bunda Putri? Mengapa ia terlihat begitu berkuasa? Mengapa ia bisa memanggil menteri ke rumahnya dan menentukan penempatan pejabat di Kementerian Pertanian ? Benarkah ia dekat dengan Istana?

Pertanyaan-pertanyaan ini masih hinggap di benak publik. Apalagi Presiden SBY yang sebelumnya berjanji akan mengumumkan siapa Bunda Putri ke publik setelah menyelidikinya, ternyata tak kesampaian hingga hari ini, Jumat (18/10/2013). Sementara hingga kini Bunda Putri masih tiarap, entah di mana.

Keberadaan Putri pada pertengahan September lalu. Dari data yang dihimpun, Bunda Putri bernama asli Non Saputri, asal Cilimus, Kabupaten Kuningan. Dia sudah lama hijrah ke Jakarta. Dia memiliki rumah di Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Bunda Putri merupakan perempuan yang cukup aktif di bidang politik. Dia bergabung dengan organisasi pendukung SBY, seperti Blora Center, Lumbung Informasi Rakyat (LIRA), dan Komunitas Masyarakat Cinta Indonesia. Bunda Putri terlihat hadir dalam Musyawarah Nasional II Barisan Indonesia, organisasi yang menyokong SBY pada Pilpres 2009. Dalam acara itu, Gita Wirjawan, yang saat ini Menteri Perdagangan, terpilih sebagai ketua umum.

Bunda Putri juga dikenal sebagai pengusaha lama yang bergerak di sektor peternakan. Ia juga sempat menjabat advisor perusahaan minyak asal Malaysia, Petronas.

Ia pernah membawa rombongan Petronas ke Kalimantan Barat pada 2008 berkaitan dengan rencana pengelolaan migas Blok D-Alpha Natuna. Rombongan ini disambut oleh Bupati Sambas saat itu, Burhanuddin A. Rasyid, kakak Fathan Al Rasyid.

Fathan, merupakan salah satu nama, yang disebut dalam percakapan Bunda Putri dengan Luthfi Hasan saat diperdengarkan dalam persidangan beberapa waktu lalu. Dalam rekaman itu, Bunda Putri menyebutkan Fathan merupakan 'pintu masuk' bagi dirinya dan Luthfi. "Kita yang butuh dia," katanya kepada Luthfi

Menurut informasi yang beredar di Kementerian Pertanian, Bunda Putri mulai kerap datang ke kantor Kementerian, Jalan Ragunan Raya, sejak 2011. Seorang pegawai Kementerian yang sempat melihat Bunda Putri mengatakan, suatu kali perempuan berkacamata itu memasuki Gedung A, tempat Menteri Suswono berkantor. Ia datang dengan mengendarai mobil Mercedes-Benz.

Di Kementerian, sudah menjadi rahasia umum bahwa nenek 50 tahun itu terlibat affair dengan Direktur Jenderal Hortikultura Hasanuddin Ibrahim. Gara-gara itu, Hasanuddin atau yang biasa dipanggil Odeng sampai meninggalkan istri sah dari pernikahan keduanya. Pernikahan pertama Odeng berakhir dengan perceraian.

Suswono membantah jika dikatakan bahwa Bunda Putri mampu mempengaruhi kebijakan di kementeriannya. Namun ia mengakui pernah bertemu dengan Bunda Putri dua kali. Pertemuan itu tidak disebut terjadi di rumah Bunda Putri, melainkan di Kalimantan Barat ketika mengunjungi pabrik pupuk organik milik Bunda. "Seingat saya ada acara hari PKK di Kalimantan Barat. Waktu itu, Presiden hadir dalam rangka pencanangan gerakan perempuan untuk pekarangan," kata Suswono.

Istana, yang disebut-sebut dalam rekaman itu, sampai membentuk tim untuk menginvestigasi siapa sebetulnya Bunda Putri. Sekretaris Kabinet Dipo Alam langsung menolak dikait-kaitkan dengan Bunda Putri. "Bukan nama saya itu. Ada pemain bola namanya Dipo Alam, ada polisi di Lombok namanya Dipo Alam, ada penjahit namanya Dipo Alam, ada warung Padang yang punya Dipo Alam," katanya.

Di saat foto dengan Bunda Putri beredar, Dipo Alam juga tetap mengaku tidak kenal. Dia berdalih, banyak orang yang ingin berfoto bersama dengannya.
Pengakuan Aldi Djemat, mantan menantunya, Bunda Putri memang memiliki hobi berfoto dengan para pejabat dan politisi. Foto-foto bareng dengan para pejabat dipampang berderet di rumahnya.

Karena itu, tidak heran bila saat ini bermunculan foto Bunda Putri dengan para pejabat dan mantan pejabat. Selain dengan Andi Mallarangeng, Bunda Putri juga berfoto dengan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Gita Wirjawan, Agung Laksono, dan Sutiyoso. Ada juga foto Bunda Putri dengan Ketua Majelis Syuro PKS KH Hilmi Aminuddin.

Pak Menteri Pun Luluh kepada Bunda


Tidak banyak orang yang bersantap di restoran Grand Cafe. Selepas jam makan siang itu, hanya ada dua perempuan paruh baya yang sibuk membolak-balik kertas dokumen sambil menenggak minuman.

Suasana lengang itulah yang agaknya dicari oleh Non Saputri alias Bunda Putri. Di restoran yang berada di lobi Hotel Grand Hyatt Jakarta itulah perempuan yang disebut oleh mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq bertugas mengkondisikan para decision maker ini selalu menggelar pertemuan dengan kolega dan rekan bisnisnya.

Kadang urusan bisnis atau lobi memerlukan pembahasan lebih lanjut. Jika sudah begitu, "Biasanya dia buka kamar penthouse buat meeting," kata bekas menantu Bunda Putri, Bernaldi Kadir Djemat.

Bunda Putri awalnya dikenal sebagai Direktur Utama PT Dwipa Kreatek Persada. "Kalau enggak salah, bisnisnya impor sapi," kata Sabarudin, anggota staf pengelola gedung Yamati, tempat Dwipa berkantor, di bilangan Cikini, Jakarta.

Perusahaan yang didirikan Bunda Putri pada 2001 ini sempat mengikuti proyek di Kabupaten Lampung Barat. Dwipa jadi salah satu investor dalam proyek yang total nilainya mencapai Rp 2 triliun tersebut.

Saat Dwipa masih berkibar, Bunda Putri sempat menyerukan agar Presiden Megawati Soekarnoputri memberikan subsidi pembelian beras buat petani. Tapi kini jejak Dwipa lenyap.

Saat menyambangi gedung Yamati, kantor Dwipa sudah tidak ada. Sabarudin mengatakan, perusahaan itu pindah dari sana pada 2005.

Menteri Pertanian Suswono dan beberapa kenalan menuturkan, Bunda Putri mempunyai bisnis pupuk di Kalimantan. Anak semata wayang Bunda Putri, Peni Fernita Sari, pernah mengatakan dia dan keluarganya mencoba menawarkan mesin pengolah kelapa sawit kepada Bupati Tanjung Jabung Timur, Zumi Zola.

Namun, menurut Bernaldi, tak ada bisnis mantan ibu mertuanya itu yang fantastis. "Yang saya tahu, dia mulai bisa dibilang survive sewaktu di Petronas," ujar pria yang biasa disapa Aldi itu.

Pada Maret 2008, Bunda Putri muncul di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dia mengantar Presiden Direktur Petronas Tan Sri Dato Mohamad Hasan Marican menemui Menteri Energi Purnomo Yusgiantoro. Foto Bunda Putri saat bertemu Purnomo saat ini telah beredar luas.

Kala itu perusahaan pelat merah Malaysia tersebut tengah gencar melobi pemerintah Indonesia agar dijadikan mitra penggarapan gas bumi di Blok D-Alpha Natuna, Kepulauan Riau. Petronas juga mencari lahan buat pembangunan pabrik pengolahan gas itu.

Bunda Putri ditunjuk menjadi penasihat Petronas untuk kedua proyek itu. Dia membawa Suhaimi, perwakilan Petronas, mendatangi Pelabuhan Merbau dan Pantai Selimpai di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Blok Natuna berada di perbatasan Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.

Rencana pembangunan pabrik di Kecamatan Paloh itu dipaparkan Bunda Putri kepada tuan rumah di kediaman dinas Bupati Sambas Burhanuddin A. Rasyid. Adik Burhanuddin, Fathan A. Rasyid, yang menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, juga hadir di sana. "Kami mohon dukungan dari Sambas agar keputusan penentuan Petronas jadi partner itu cepat terealisasi," kata perempuan asal Cilimus, Kuningan, Jawa Barat, tersebut.

Setelah itu, Bunda Putri dan Burhanuddin saling mengunjungi. Nenek satu cucu itu, misalnya, datang ke resepsi pernikahan anak Burhanuddin. Sebaliknya, Burhanuddin menyambangi Bunda di Pondok Indah, Jakarta Selatan. "Kami cukup dekat karena dia semacam adik angkat," kata Burhanuddin. "Waktu istri saya masih hidup, dia (Bunda Putri) suka nitip uang."

Pada Desember 2010, gerilya Petronas membuahkan hasil. Perusahaan itu bersama ExxonMobil dan Total menjadi mitra Pertamina dalam menggarap lapangan gas Natuna, meski dua tahun kemudian Petronas angkat kaki dari Natuna.

Sementara itu, rencana membuat kilang LNG di Sambas berantakan. "Akhirnya batal karena mereka tidak bisa masuk ke tingkat nasional," kata Burhanuddin.

Pihak Petronas ogah mengomentari proyek Natuna itu. Soal Bunda Putri pun mereka mengaku tak tahu-menahu. “Saya tidak kenal dan tidak pernah dengar nama itu. Sudah, ya, saya sedang rapat,” kata Head of Business Development PT Petronas Niaga Indonesia Wisnu Widijoko.

Bunda Putri memang tak bekerja di kantor Petronas. Semua urusan proyek Blok Natuna digarap di rumah kontrakan Bunda Putri di Jalan Metro Pondok Indah, yang disulap jadi kantor.

Aldi bercerita awalnya mertuanya itu menyewa apartemen di Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah proyek Petronas gol, Bunda Putri meminta kepadanya agar dicarikan rumah di pinggir jalan raya dan didapatlah rumah lantai dua di Pondok Indah.

Berada di kawasan yang harga sewa rumah mencapai Rp 50 juta per bulan, kantor itu dipertahankan Bunda Putri meski sudah ditalak oleh Petronas. Aldi bercerita rumah itu penuh dengan foto Bunda tengah berpose dengan pejabat. Foto-foto bersama pejabat itulah yang menjadi modal Bunda Putri meyakinkan dan mendekati sejumlah pejabat. “Dari anak tangga terbawah sampai atas isinya foto semua," ujarnya.

Yang teristimewa adalah foto Bunda Putri bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani. Dalam foto itu, menurut Aldi, Bunda Putri memepet Ibu Ani dan merangkulnya ketika Ibu Negara tengah bersalaman di tengah kerumunan orang. "Itu kan kita bisa menilai foto itu terlalu memaksakan," ujar Aldi.

M. Jusuf Rizal, pendiri organisasi pendukung Yudhoyono dalam pemilihan presiden 2004, Blora Center, mengaku sudah lama mengenal Bunda Putri. Bunda Putri, dia menuturkan, adalah sukarelawan aktif pendukung Yudhoyono pada 2004. "Dia sangat getol membantu SBY," ujarnya.

Setelah Jusuf mendirikan Lumbung Informasi Rakyat (Lira), Bunda Putri mengundang Jusuf ke Grand Cafe. "Dia mentraktir kami di sana," ujarnya.

Saat itu Bunda Putri memperkenalkan diri sebagai penasihat Petronas, lantas membahas rencana penanaman pohon pinang di Kalimantan Barat. Niat itu disambut Jusuf dengan menggandengnya menjadi Ketua Umum Lira Hijau, organisasi sayap Lira. Sedangkan anak Bunda, Peni Fernita, masuk ke koperasi Lira.

Bunda Putri juga ikut dalam perhimpunan bentukan Jusuf lainnya, yakni Komunitas Masyarakat Cinta Indonesia. Saat ramai-ramai sidang Panitia Khusus Hak Angket Century di Dewan Perwakilan Rakyat, ia bersama komunitas ini membela kebijakan bailout Bank Century.

Jusuf mengatakan Bunda Putri juga menjadi anggota Dewan Pembina Lira. Namun, belakangan, tuturnya, Bunda Putri tidak terlalu aktif.

Terakhir mereka bertemu di Hotel Meritus di Surabaya. Saat itu keduanya menghadiri Musyawarah Nasional II Barisan Indonesia, organisasi yang menyokong Yudhoyono pada pemilihan presiden 2009. Dalam acara itu, Gita Wirjawan terpilih sebagai ketua umum.

Gesitnya Bunda Putri dalam melakukan lobi dilihat Aldi tak lepas dari kemahiran bekas mertuanya tersebut meyakinkan orang. "Cara dia berbicara memang meyakinkan sekali. Itu modal sehingga orang jadi mau berbisnis dengan dia."

Bagi Aldi, klaim kenal dengan pejabat hanya bualan Bunda Putri. Namun, faktanya, daya lobi Bunda Putri bukan sekadar yang tampak pada foto di pigura.

Malam pergantian tahun 2011 ke 2012, Desa Cilimus, Kuningan, Jawa Barat, geger. Hari itu Hajah Putri memboyong Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng ke desa asalnya tersebut.
Bahkan turnamen catur dan kartu domino tingkat Desa Cilimus sampai diliput koran lokal gara-gara Andi yang membuka. Andi juga sempat ikut bermain catur setelah ikut memberikan santunan kepada anak yatim.

Kala itu Andi berujar baru dua kali berkunjung ke Kuningan. Pertama ke Linggajati bersama Presiden Yudhoyono dan kedua kalinya ke rumah Bunda Putri di Cilimus.

Berdasarkan penuturan warga Cilimus, Bunda Putri pernah bercerita, dia dan Menteri Andi sudah seperti saudara. Awalnya sejumlah warga meragukannya. Karena itu, ketika Andi bersama istri, anak, dan ibunya datang ke rumah Bunda Putri, kehebohan pun terjadi.

Menurut sumber tersebut, Andi sekeluarga tiba siang hari dan menginap di Cilimus. Saat itu Andi ditemani Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim, yang oleh warga dikenal sebagai suami Bunda Putri.

Ketika dimintai konfirmasi mengenai lawatannya itu, Andi enggan memberi tanggapan. “Masalah Bapak sudah banyak, jadi jangan dilebar-lebarkan,” kata Iim, salah satu kerabat Andi, kepada majalah detik saat mendatangi rumah Andi di bilangan Cilangkap, Jakarta Timur.

Bukan hanya Andi yang bisa dilobi Bunda Putri. Dari rekaman percakapannya dengan Luthfi, perempuan yang menggunakan gelar insinyur itu pun sukses melobi seorang menteri dari PKS. Sang menteri yang dijulukinya Haji Susu itu bahkan bersedia dia ajak membahas sebuah skenario hingga dini hari.

Menhan Bantah Kenal Bunda Putri


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah mengenal sosok Bunda Putri seperti foto yang beredar luas tersebut. Menhan mengaku hanya mengenal bos Petronas yang berada di sampingnya. Sedangkan perempuan yang di samping bos Petronas, Menhan mengaku tidak mengenalnya.

Foto yang beredar luas di kalangan wartawan, Menhan Purnomo Yusgiantoro foto bersama seorang pria tua dan seorang perempuan. Sosok pria di samping Menhan adalah bos perusahaan minyak bumi asal Malaysia, Petronas.

Sedangkan sosok di samping pria itu adalah perempuan yang saat ini dikenal luas sebagai Bunda Putri atau Non Saputri, lantaran disebut-sebut sebagai orang dekat istana dalam sidang kasus daging sapi impor.

Bunda yang Mengatur Jabatan dari Pondok Indah


Rumah mewah di Jalan Metro Pondok Indah, SB-09, RT05/015, Jakarta Selatan, itu tertutup rapat. Pagar tinggi menjulang menghalangi siapa pun yang ingin melongoknya. Bangunan itu seperti sengaja memendam rahasia.

Jumat di pertengahan September lalu, empat mobil mewah terlihat di rumah yang tidak jauh dari Pondok Indah Mall itu. Namun tidak ada aktivitas berarti di dalamnya. Majalah detik yang menyambangi rumah itu selama beberapa hari tidak pernah dibukakan pintu.

Rumah itu beberapa tahun belakangan ini dihuni oleh Non Saputri. Dari berbagai pengakuan yang diperoleh majalah detik, Non Saputri adalah nama asli Bunda Putri. Nama ini ngetop karena percakapannya dengan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq tersadap Komisi Pemberantasan Korupsi dan diputar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

Dari rumah megah itulah rekaman yang membuat gempar tersebut bermula. Semua berawal ketika anak Ketua Dewan Syuro PKS Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim, menelepon Luthfi pada Senin, 28 Januari 2013. Hari itu merupakan sehari sebelum Ahmad Fathanah, orang dekat Iwan—panggilan akrab Ridwan—dan Luthfi, ditangkap dalam kasus suap pengaturan kuota impor daging di Kementerian Pertanian pada 2013.

Saat bercakap dengan Luthfi itu, Ridwan mengatakan Bunda Putri sedang marah-marah. Ia kemudian menyerahkan telepon kepada Bunda Putri. "Ini Bunda mau bicara," katanya kepada Luthfi.

Percakapan Bunda Putri itu kemudian mengundang kehebohan, bahkan hingga sekarang ini. Terutama karena rekaman itu menunjukkan sosok Bunda Putri sangat berkuasa. Perempuan tersebut bisa dengan bebas memarahi Luthfi, yang saat itu menjabat Presiden PKS. Ia pun bisa memanggil Luthfi ke rumahnya untuk memberikan laporan.

Adapun Luthfi menyebut perempuan yang dipanggilnya dengan sebutan 'bunda' itu mempunyai peran besar. Tugasnya adalah mengkondisikan para decision maker.

Selain itu, istilah dan nama-nama yang diucapkan Bunda Putri memantik rasa penasaran. Berbincang akrab dengan Luthfi, perempuan berambut pendek ini amat fasih menyebut Baperjakat atau Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan. Keberadaan badan ini lazim di setiap kementerian. Tugasnya membahas penggantian pejabat eselon I dan II.

Bunda Putri juga menyebut TPA, singkatan dari Tim Penilai Akhir. TPA adalah lembaga pimpinan wakil presiden yang bertugas menggodok nama pejabat eselon I yang diusulkan Baperjakat. Jajaran direksi badan usaha milik negara juga dibahas di lembaga ini. Bunda Putri pun dengan lancar menyebut istilah 'reshuffle' alias pergantian menteri oleh Istana.

Selain itu, ia menyebut sejumlah nama, seperti menteri, Haji Susu, Dipo, Pak Lurah, Mas Bud, Mahpudin, Fathan, dan Si Mahmun, yang mengundang tanda tanya.

Rekaman itu diputar dalam sidang kasus suap impor daging sapi pada Kamis, 29 Agustus 2013. Tapi sejatinya Ridwan, Luthfi, dan Bunda Putri tidak sedang membicarakan impor daging sapi. Yang mereka bahas adalah penempatan seseorang bernama Fathan sebagai pejabat di Kementerian Pertanian.

Dalam rekaman itu, dengan suara serak karena baru keluar dari rumah sakit, Bunda Putri melampiaskan kekesalannya kepada Luthfi. Sebab, Fathan akhirnya tidak dimasukkan dalam daftar pejabat yang dibahas Baperjakat. Padahal, Kamis malam pekan sebelumnya, ia membujuk sang menteri. Bahkan menteri tersebut berada di rumah Bunda Putri di Pondok Indah itu sampai pukul 01.00 WIB, Jumat, khusus untuk membahas penempatan Fathan.

Ia keki karena janji sang menteri tidak terealisasi. Bunda Putri merasa lobinya hingga dini hari itu, bahkan sampai mengantar sang menteri hingga di depan pintu, sia-sia. Ia heran mengapa kenyataan yang terjadi berbeda, padahal sang menteri sudah mengiyakan permintaan Bunda. "Masak seekor Fathan, hanya seorang Fathan, Bunda dikhianati. Oh, bunda tidak terima," katanya.

Karena keinginannya itu tidak dituruti, Bunda Putri merasa malas mengurusnya ke TPA. Karena itu, dia mengancam akan mengadukan si menteri yang disebutnya dengan panggilan Haji Susu itu kepada Pak Lurah agar diganti dalam reshuffle.

"Nanti saya ngomong sama Pak Lurah. Bener apa yang kamu bilang tentang Pak Haji Susu itu. Sudah, babat saja," katanya kepada Luthfi, yang selama pembicaraan beberapa kali mengucap 'ya Allah' dan 'astagfirullah' sebagai bentuk penyesalan kepada Bunda Putri.

Berdasarkan penelusuran, sekitar Januari 2013 forum Baperjakat, yang dipimpin Menteri Pertanian Suswono, memang sedang menggelar pertemuan. Bukan untuk jabatan eselon I (direktur jenderal), mereka membahas pengisian jabatan eselon II.

Saat itu, menurut sumber di Kementerian Pertanian, muncul nama Fathan Al Rasyid, yang diusulkan sebagai Direktur Pemasaran Domestik di Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, yang waktu itu dijabat Mahpudin. Posisi Mahpudin sangat strategis, yakni sebagai pejabat yang mengurus surat Rencana Impor Produk Hortikultura.

Fathan ternyata adik kandung mantan Bupati Sambas Burhanuddin A. Rasyid. Ia sempat menjabat Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Barat. Selanjutnya, ia menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, lalu Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Dalam pemilihan Gubernur Kalimantan Barat tahun lalu, ia maju sebagai calon wakil gubernur berpasangan dengan Armyn Ali Anyang. Salah satu pasangan lawan adalah kakaknya sendiri, Burhanuddin, yang mendampingi Morkes Effendi.

Namun, masih menurut sumber itu, mayoritas anggota Baperjakat Kementerian Pertanian menolak Fathan diberi jabatan sebagai direktur pemasaran domestik. Sebab, Fathan bukan berasal dari kalangan Kementerian. Fathan akhirnya menjabat Direktur Budi Daya Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan hingga saat ini.

Sayang, Fathan tidak mau memberikan tanggapan saat beberapa kali dimintai konfirmasi mengenai namanya yang dijagokan oleh Bunda Putri."Saya sedang rapat," katanya saat dihubungi Kamis, 12 September lalu. Majalah detik mendatangi kantornya di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sehari berikutnya, tapi ia tidak berada di tempat.

Mengapa Bunda Putri bisa mengatur jabatan di kementerian? Dia mengaku memiliki hubungan dengan para pejabat negara. Untuk meyakinkan pengakuannya, Bunda Putri memajang foto-fotonya dengan para pejabat di rumahnya.

Salah satu foto yang beredar adalah foto Bunda Putri dengan Tuti Iswari, adik kandung Wapres Boediono. Saat ditemui beberapa waktu lalu, Tuti mengaku kenal Bunda Putri. Namun, Tuti mengakui hubungannya dengan Bunda Putri sebatas teman. Dia tidak tahu menahu tentang sepak terjang Bunda Putri sebagai makelar jabatan. Kini, Tuti juga mengaku tidak bisa menghubungi Bunda Putri.

Bunda Dikenal Cerdas dan Pintar Memikat Pria

Kasak-kusuk mengenai Non Saputri alias Bunda Putri telah beredar di Desa Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat sejak berlangsungnya sidang kasus dugaan suap impor daging sapi dengan terdakwa Ahmad Fathanah pada Kamis, 29 Agustus 2013 lalu. Saat itu rekaman sadapan telepon antara putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim dan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq memenuhi ruang pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat. Suara Bunda Putri itu turut terekam. Rekaman itu menunjukkan Non mempunyai pengaruh sangat besar terhadap Luthfi.

Warga mengenal Bunda Putri sebagai Non Saputri, perempuan sukses dari Desa Cilimus. Mantan pejabat Desa Cilimus yang enggan disebutkan namanya menyebutkan Non lahir dari keluarga pas-pasan. Ibunya, Asyariyah, membesarkan Non tanpa bapak. Awalnya mereka tinggal di rumah kontrakan bersama dua kakak Non, yakni Nur dan Moro. Perempuan, yang oleh mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq bertugas mengondisikan para decision maker, itu, merupakan satu-satunya anak perempuan dalam keluarga itu.

Asyariyah lantas menikah lagi dengan lelaki di Desa Cilimus. Pernikahan ini membuahkan tujuh anak, antara lain Otong, Cecep, Euis, Asep, Yaya, Diding, dan Tata. Setelah pernikahan kedua ini, Asyariyah mengadu nasib ke luar desa. Ia pernah merantau ke Kalimantan dan menjadi tenaga kerja wanita di Timur Tengah.

Anak-anaknya, termasuk Non, besar di Cilimus. Non tumbuh menjadi anak yang paling menonjol di antara saudara-saudaranya. Ia terkenal sebagai gadis cerdas dan pintar bergaul. Sampai-sampai ketika menjalani pendidikan SMP dan SMA di Cilimus, Non duduk sebagai Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Sekitar tahun 1980, Non pun melanjutkan pendidikan tinggi. Sayang, warga Dusun Wage tidak mengetahui tempat Non melanjutkan sekolah. Hanya saja sumber di Kementerian Pertanian menyebutkan, perempuan yang memasang gelar insinyur itu merupakan lulusan sebuah universitas yang sangat ternama di Bandung.

Detail jejak Non selepas dari kampung desa luput dari perhatian warga dusun. Setahu mereka Non merantau ke Jakarta dan sukses. Kisah sukses Non yang terekam warga diawali dengan perkawinannya dengan seorang warga negara Prancis. Mereka tidak ingat namanya. Tapi mantan menantu Non, Bernaldi Kadir Djemat alias Aldi, menyebutkan nama Bernard Tamarin. Pernikahan ini membuahkan anak semata wayang, Peni Fernita Saputri, mantan istri Aldi. Peni dikenal sebagai seorang artis.

Non pulang tiap empat atau lima bulan sekali. Desa Cilimus pun kecipratan rezeki dengan kesuksesan Non. Warga mengenal Non sebagai orang yang dermawan. Adik tiri Non, Otong Mulyadin, mengaku, tiap kali pulang kakaknya selalu membagi zakat dan beramal. Ia membantu pembangunan tempat ibadah, memberi santunan kepada anak yatim dan orang jompo.

"Selama ini, dia datang paling hanya memberikan santunan yatim, jompo, atau ada sumbangan masjid atau apa, ya dikasih," ucap Otong malu-malu.

Tentu saja, tidak cuma warga, keluarga pun turut merasakan kemakmuran Non. Rumah desa yang dulunya dikontrak Non, kini sudah dibeli dan dibangun dengan megah pada 2002. Sampai-sampai Non membangun sebuah kompleks keluarga. Otong tinggal di tengah-tengah kompleks berdampingan dengan rumah Non.

Saudara dari bapak tiri pun diajak untuk merantau. Cecep, Euis, Asep, Yaya, dan Diding, diboyong ke Kalimantan Barat untuk mengurusi usahanya. Sementara itu, Tata mencari nafkah di Jakarta, sedangkan Otong tetap tinggal di desa sekaligus menjaga rumah keluarga.

Cerita sukses Non terus berkibar di Cilimus. Apalagi ketika pulang sekitar 2009, Non mengaku tengah bekerja sebagai tim advisor untuk Petronas, perusahaan minyak Malaysia. Modal sukses ini membuat Non makin disegani. Ia memiliki hubungan politik dengan pejabat daerah seperti anggota DPRD Kuningan dan bupati.

Sumber majalah detik menyebutkan Non pernah mengajak Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda dan beberapa anggota DPRD Kuningan jalan-jalan ke Singapura. Namun Aang membantah kabar ini. Ia menyebutkan baru mengenal Non satu-dua tahun belakangan dan tidak pernah diajak ke Singapura.

Namun mantan Ketua DPRD Kuningan dari Fraksi PDIP Acep Purnama mengaku pernah bertemu dengan Non di Malaysia semasa menjabat. Tapi pertemuan ini bukan dalam rangka jalan-jalan. Saat itu Acep tengah melakukan kunjungan kerja DPRD. "Bukan Singapura. Kami ke Malaysia dalam rangka kunjungan kerja. Saya juga ikut dengan Pak Bupati," akunya.

Rupanya tidak hanya pejabat daerah yang bisa dilobi oleh Non. Andi Mallarangeng semasa menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga pun pernah mampir ke Kuningan. Informasi yang diterima Acep, menyebutkan, Andi diundang untuk membuka Pekan Olahraga Daerah (Porda) Provinsi Jawa Barat di pengujung 2011. Berkat Non yang menjadi Dewan Penasihat Lira (organisasi penyokong SBY jadi capres)-lah Andi mau datang.

Tapi lagi-lagi kabar ini dibantah oleh Aang. Menurut Bupati Kuningan itu, Andi datang atas undangannya. Saat itu, Kuningan menjadi tuan rumah Porda Provinsi Jabar. "Bukan. Pemda itu (yang undang)," cetus Aang.

Namun foto yang diperoleh majalah detik menunjukkan Andi singgah ke rumah Non di Dusun Wage pada malam tahun baru 2012. Andi datang untuk membuka kompetisi catur dan gaple antar-RT. Foto ini terekam dalam blog milik Otong, namun belakangan blog tersebut dihapus.

Andi sendiri enggan memberikan komentar terkait kabar ini. Kerabatnya, Iim Roohimah, menyebutkan Andi tidak mau diganggu. "Masalah bapak sudah banyak, jangan dilebar-lebarkan," jelasnya.

Andi berhenti menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus dugaan korupsi pembangunan kompleks olahraga terpadu di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Pasca-kedatangan Andi, keluarga Non makin moncer di Cilimus. Otong misalnya, memenangi pemilihan kades tahun ini. Padahal sebelumnya, ia hanya menjabat sebagai ketua panitia lomba catur dan gaple antar-RT di Desa Cilimus.

Namun kisah sukses Non menyisakan cibiran. Perempuan ini terkenal gemar kawin-cerai. Pasca-menikahi Bernard, Non disebut menikah dengan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jakarta Barat Lukman Hakim Kartasasmita. Mantan menantunya, Aldi, mengaku hubungan suami-istri Non penuh tanda tanya.

Non masih berstatus sebagai istri Lukman saat Aldi menikahi Peni pada 2006. Namun saat itu Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim alias Odeng sudah berhubungan dekat dengan Non. Odeng pun rutin berkunjung ke Cilimus.

"Dari mulai pendekatan itu datang ke rumah saya, makanya saya tahu. Cuma saya pada saat itu tanya, ‘Ini sebenarnya statusnya bagaimana?’ Gelagatnya mulai panik-panik gitu,"ungkap Aldi.

Padahal saat itu, Odeng masih memiliki istri resmi. Sumber di Kementerian Pertanian, membisikkan, istri resmi Odeng bernama Rina yang berprofesi sebagai artis.

Hubungan Aldi dan Peni sendiri memiliki akhir yang tidak baik. Mereka bercerai karena Aldi menuding Peni telah berselingkuh dengan Bupati Tanjung Jabung Timur, Jambi, Zumi Zola. Zumi membantah tudingan itu. Aldi sendiri sempat dipenjara lantaran melakukan pemukulan terhadap Rudy, asisten pribadi Non. Kasus ini dipicu perebutan hak asuh anak Aldi dan Peni, Rayden, pada 2011.

Warga Cilimus menduga Non tidak hanya menikah dengan Bernard, Lukman, dan Odeng. Mantan pejabat Desa Cilimus, yang tidak mau disebut namanya, mengaku, pernah kedatangan warga Singapura bernama John Li yang mengaku sebagai suami Non.

Ia menduga Non menikah lebih dari lima kali. Non yang selalu tampil bersih dan mudah berkomunikasi dengan siapa pun itu, disebut memang pandai menarik perhatian lelaki.

Hingga kini Non belum bisa dimintai klarifikasi. Didatangi di rumahnya di Pondok Indah, maupun di Cilimus, ia tidak ada. Ditelepon, dikirimi SMS dan surat untuk wawancara pun tidak direspons. Hingga saat ini, Jumat (18/10/2013) Bunda Putri masih belum muncul ke publik.

VIDEO SOSOK BUNDA PUTRI

VIDEO ASAL USUL BUNDA PUTRI NON SAPUTRI

VIDEO YOUTUBE MISTERI BUNDA PUTRI 'NON SAPUTRI'

KUMPULAN FOTO BUNDA PUTRI DENGAN PEJABAT

FOTO BUNDA PUTRI


Cara Cepat Hamil Alami Rahasia Dokter

Like dan share ya sobat...
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2013/10/video-kronologis-asal-usul-bunda-putri.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.

Comments :

No comments:

Post a Comment