[VIDEO] KRONOLOGIS SINGA KEBUN BINATANG SURABAYA MATI Satwa KBS Ditukar Uang dan Kendaraan. Kematian kembali menghampiri satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jawa Timur. Seekor kambing gunung berusia 6 bulan ditemukan mati di kandangnya.
Hari ini, Tim Kesehatan Satwa KBS mengautopsi mayat anakan kambing gunung itu untuk mengetahui penyebab kematian. Hasilnya, tim dokter menemukan luka memar memerah di bagian leher dekat kepala kambing gunung tersebut.
"Dugaan kami, itu yang menjadi penyebab kematian," kata Direktur Operasional KBS, drh Liang Kaspe, Rabu 15 Januari 2014.
Liang Kaspe menjelaskan, luka memar itu disebabkan benturan benda keras. "Kemungkinan besar, memar ini akibat ditanduk kambing gunung dewasa di kelompoknya," tambah Liang. Dengan kematian itu, koleksi anakan kambing gunung asal Afrika itu tersisa 16 ekor.
KBS menjadi sorotan publik beberapa hari terakhir, setelah kematian seekor singa Afrika bernama Michael. Singa itu ditemukan mati dengan leher tergantung kawat baja di kandangnya, Selasa 7 Januari 2014.
Sebelum itu, rusa bertanduk yang diberi nama Gnu juga mati. KBS menyebutnya karena sudah tua dan akibat cuaca tidak mendukung, sehingga hewan itu kembung kemudian mati.
Penegak hukum dan Kementerian Kehutanan sedang menginvestigasi kasus kematian satwa-satwa di KBS ini.
Penyidik Ungkap Penyebab Tewasnya Singa Kebun Binatang Surabaya
Michael, singa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), sebelum tewas tergantung di dalam kandangnya diduga tengah birahi. Akibatnya, hewas buas itu beraktivitas berlebihan.
Kemudian, tanpa sengaja lehernya terjerat tali seling pembuka dan penutup pintu kandang.
Hal tersebut, diungkap Tim Investigasi Kementerian Kehutanan (Kemenhut), yang menyebutkan hasil penyelidikan kematian Singa jantan berusia 1,5 tahun itu di KBS, Minggu 12 Januari 2014.
"Sebenarnya kita punya saksi kunci soal kematian Michael. Tetapi, sayang dia tidak mau ngomong. Dia tahu persis kejadiannya, karena dia tidur di dekat kandang Michael," canda Ketua Tim Sub Direktorat Penyidikan Wilayah I Kemenhut, Suharyono, sambil menunjuk ke singa Benggala betina bernama Lena.
Setiap malam, lanjutnya, Lena selalu tidur di kandang yang bersebelahan dengan kandang Michael, berada di barisan depan lorong kandang Harimau dan Singa di KBS.
"Kita sudah mendengarkan keterangan Keeper yang menjaga Singa ini setiap hari. Malam sebelum kejadian, Michael tidak tidur. Dia juga sudah menunjukkan peningkatan aktivitasnya," kata Suharyono.
Kebiasaan seperti itu, menurut Suharyono, terus meningkat saat kondisi birahi. Singa itu berputar-putar mengitari kandang. Diduga, aktivitas itu dipicu ketertarikan atau birahinya pada Lena yang berada di kandang di depannya. "Michael saat itu, berada dalam kondisi birahi," ujarnya.
Dikatakan, kebiasaan harimau betina yang ingin dikawini oleh pejantan, selalu memprovokasi para pejantannya. "Kemudian, analisa kita sementara. Setiap hewan betina yang tengah birahi, bagian kelaminnya membengkak, dia juga mengeluarkan aroma di bagian itu," bebernya.
Aroma itu, lanjut Suharyono, hanya bisa dicium hewan sejenisnya. Bisa jadi, saat mencium aroma birahi si betina, Michael terprovokasi. "Dalam kondisi itu, Michael bergerak tiada henti, sesekali dia berdiri mencakar-cakarkan kuku tajamnya ke kandang," ujarnya.
Saat berdiri, kata dia, tingginya bisa mencapai lebih dua meter. Terlihat, ada bekas cakaran. Saat Michael mengitari kandang, ia menaiki tempat tidurnya yang berada di sisi kiri kandang, kemudian turun ke dekat pintu.
Di atas pintu, urai pejabat itu, tergelantung tali seling pembuka pintu, berbentuk huruf 'U' sekitar dua meter.
"Itu bisa dijangkau, dan tadi kita coba memperagakan. Kita yang manusia, yang tingginya tidak sampai dua meter saja, leher kita sampai di tali seling itu, apalagi Singa," terangnya.
Dan, jelas Suharyono, dengan tidak sengaja lehernya masuk ke dalam lubang tali seling.
"Jika saat terjerat, dia (Michael) jatuh ke belakang, lehernya bisa terlepas. Tetapi, bagaimana kalau jatuh ke kanan? Tentu seling itu makin menjerat lehernya. Itu bisa kita buktikan dengan bekas cakaran di leher sebelah kanannya," ujarnya.
Namun, untuk membuktikan analisa itu, tim Dephut itu, mengaku masih perlu pendalaman. "Ini hanya analisas sementara. Kita akan mendatangkan tim ahli animal behavioral, untuk mengetahui prilaku Singa itu," tegasnya.
Sebelumnya, kematian Michael Selasa lalu, 7 Januari itu,menuai reaksi kecaman dari berbagai kalangan yang menilai tidak wajar.
Terkait itu, penyidik Dephut kemarin juga memeriksa Pardi dan Wanto bagian Keeper, Rofi'i, Head Keeper dan Penta sebagai Kurator.
Sedangkan hari ini, tim memeriksa Sumartono, pembantu Keeper, Rachmat, Liang Kaspe, dan Ponco sebagai petugas keamanan.
Diprediksi, kematian Michael diperkirakan antara jam 11 sampai jam satu malam.
Tim Investigasi Menhut Periksa 4 Pegawai KBS
Kementerian Kehutanan RI terus menelusuri kematian singa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), bernama Michael yang terjerat di dalam kandang, Selasa lalu, 7 Januari 2014.
Tim Investigasi Kemenhut hari ini, Sabtu 11 Januari 2014 dijadwalkan melakukan memeriksa empat orang pegawai KBS. Sebelumnya, kemarin tim investigasi bersama polisi, pemerhati satwa sudah mendatangi kandang Michael, dan mendalami alat bukti lain yang ditemukan di lokasi.
"Pemeriksaan akan dilakukan bertahap. Diawali periksa dua orang petugas keeper, kurator dan direktur operasional KBS," ujar Kasubdit Penyidik Wilayah I Kementerian Kehutanan yang juga Ketua Tim Investigasi, Suharyono, Sabtu 11 Januari 2014.
Ditambahkan Suharyono, pemeriksaan terhadap saksi ini akan dilakukan secara tertutup di KBS. Terkait materi, dikatakan akan sangat bisa berkembang. Tidak tertutup kemungkinan jumlah terperiksa bisa bertambah. "Intinya pada kronologi sampai terjadinya kematian Michael," katanya.
Sebelumnya, Tim Kementerian Kehutanan mendatangi KBS, khususnya memeriksa sekitar kandang. Termasuk menampung masukan dari para pakar dan pemerhati satwa.
Muncul dugaan, matinya Michael karena birahi, setelah singa asal Afrika itu melihat lawan jenis yang kandangnya berhadapan dengan kandang Michael. Kemudian, diduga melakukan gerakan-gerakan bertujuan menarik perhatian lawan jenisnya, yang berakibat terjadinya peristiwa tragis itu.
Satwa di Bonbin Surabaya Ditukar Uang dan Kendaraan
Ratusan satwa mati mengenaskan di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jawa Timur selama tahun 2013. Kondisi tersebut bahkan sudah menjadi perhatian dan sorotan hingga ke luar negeri.
Tak hanya itu, ratusan satwa koleksi di salah satu kebun binatang terlengkap di Surabaya itu juga hilang. Lebih parah, laporan menyebutkan bahwa ada satwa yang ditukar dengan uang atau kendaraan untuk biaya operasional.
"Saya merasa aneh, pada waktu itu izin lembaga konservasi dicabut tahun 2007. Tapi 2012-2013, 400 lebih dibawa keluar dari KBS," kata Direktur Operasioal KBS, Liang Kaspe, dalam dialog dengan TVOne, Rabu 15 Januari 2014.
Liang mengakui pada tahun 2012-2013 telah terjadi satwa mati dengan mengenaskan. Tapi dia mengelak bertanggung jawab karena waktu itu dirinya hanya kepala bagian rumah sakit hewan.
"Jadi tidak mengikuti satwa itu digunakan seperti apa. Yang berwenang tim pengelola satwa yang dilindungi," ujarnya.
Liang melanjutkan, kebijakan pertukaran satwa antara KBS dengan lembaga konservasi yang ada selama ini janggal. Hal itu karena kesepakatan atau MoU ditandatangani oleh satu keluarga sehingga rentan penyelewengan. Selain itu, satwa yang ditukar juga sering tidak setara.
"Satwa apendik satu, kalau keluar harus mendapat izin dari Presiden, dikeluarkan 14 ekor, ditukar dengan satwa bukan apendik satu dan tidak termasuk yang dilindungi," tuturnya.
Link Artikel: http://beritainfosehat.blogspot.com/2014/01/video-kronologis-singa-kebun-binatang.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 99 user reviews.
No comments:
Post a Comment